Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126547
Title: Kajian in vitro & in sillico Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper crocatum var. Ruiz & Pav) Asal Berbagai Daerah di Indonesia Sebagai Inhibitor Tirosinase.
Other Titles: IN VITRO AND IN SILICO STUDY OF ETHANOL EXTRACT OF RED BETEl (Piper crocatum var. Ruiz & Pav) FROM VARIOUS REGIONS IN INDONESIA AS A TYROSINASE INHIBITOR
Authors: Safithri, Mega
Andrianto, Dimas
Mardliyati, Etik
Irsal, Riyan Alifbi Putera
Issue Date: 17-Oct-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Hiperpigmentasi adalah suatu kondisi dimana produksi melanin yang berlebihan terjadi karena faktor-faktor seperti sinar UV, yang merangsang enzim tirosinase melalui pembentukan radikal bebas. Piper crocatum diakui signifikansi medisnya dalam mengatasi masalah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penghambatan tirosinase dan kandungan total flavonoid tujuh aksesi, serta melihat korelasi Pearson dan clustering PCA (principle component analysis) dan menentukan P. crocatum yang berpotensi berinteraksi secara molekuler dengan tirosinase. enzim menggunakan metode penambatan molekuler dan mengamati stabilitasnya melalui simulasi dinamika molekuler. Metode yang digunakan untuk in vitro adalah analisis kadar air, pengukuran hasil ekstraksi, analisis total flavonoid, dan inhibisi tirosinase in vitro, sedangkan in sillico menggunakan molecular docking dan simulasi dinamika molekul menggunakan Yasara Structure. Berdasarkan hasil penelitian, P. crocatum asal Kendari memiliki rendemen terbaik dan kandungan total flavonoid 24,07% dan 5,10 mg QE g-1 , sedangkan P. crocatum asal Bogor memiliki kadar air terendah dengan nilai 6,21% dan terbaik dalam penghambatan tirosinase 13,77. Korelasi antara kandungan flavonoid total dan persen inhibisi menunjukkan korelasi yang sangat lemah. Hal ini terbukti di beberapa penelitian dan hasil penelitian in sillico menunjukkan senyawa alkaloid lebih banyak dibandingkan flavonoid dalam menghambat enzim tirosinase. Hasil klaster membentuk empat kluster dari tujuh aksesi berdasarkan total flavonoid dan persen inhibisi. Kluster tersebut dibagi menjadi Malang (506 mDPL) dan Jayapura (287 mdpl), Banda Aceh (0.80 mdpl) dan Bandung (670 mdpl), Samarinda (8 mdpl) dan Bogor (190 mdpl), dan Kendari (14 mdpl). Hasil docking menunjukkan bahwa dari 188 ligan terdapat 147 ligan yang memiliki nilai ∆G lebih baik dari asam kojat, namun hanya 2 ligan dan asam kojat yang akan dilanjutkan ke Molecular Dynamics (MD) berdasarkan nilai ∆G. Hasil RMSD (Root Mean Square Deviation), RMSF (Root Mean Square Fluctuation), radius gyration, dan MM-PBSA dari simulasi molekul dinamis selama 50 ns menunjukkan stabilitas yang baik dari ketiga kompleks tersebut. Kesimpulannya, korelasi antara kadar flavonoid total dan persen inhibisi sangat lemah dan keragaman regional berpengaruh nyata terhadap flavonoid total dan persen inhibisi. Secara keseluruhan, dua ligan ligan lainnya lebih baik dari asam kojic. Sebagai kesimpulan, rhoifolin dan 1-Deoksi-1-[4-({(1R)-1-[(7S)-4-hidroksi-2-imino-7-metil-1278-tetrahidro-6- pteridinil] etil} amino ) fenil]-D-ribitol menunjukkan potensi besar sebagai enzim anti-tirosinase.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126547
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.11 MBAdobe PDFView/Open
Tesis Riyan Alifbi Putera Irsal.pdf
  Restricted Access
Fulltext20.91 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.