Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126321
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSunito, Satyawan-
dc.contributor.authorAprillia, Tiara-
dc.date.accessioned2023-10-12T07:39:13Z-
dc.date.available2023-10-12T07:39:13Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126321-
dc.description.abstractDeforestasi hutan memiliki kontribusi kurang lebih 18% dari emisi global dan dari jumlah tersebut 75% berasal dari negara berkembang. Hal tersebut yang menjadi gagasan pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan, yang dikenal dengan istilah REDD+ (Reducing Emission From Deforestation and Degradation). Kegiatan REDD+ tentu mempengaruhi kehidupan masyarakat yang beraktivitas di dalam maupun sekitar hutan. Hal itu mendorong perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat untuk membantu mendapatkan haknya terhadap hutan, yaitu dalam hal ini adalah pendekatan pro-poor. Kewenangan pemerintah nasional maupun daerah dalam pengembangan program REDD+ tercermin pada salah satu tempat yang menjadi Demonstration Area REDD+ di Indonesia yaitu Kabupaten Berau melalui Program Karbon Hutan Berau (PKHB) yang mendapat dukungan dari The Forest Conservation Act (TFCA). Kampung yang menjadi salah satu kampung dari kecamatan yang menjadi wilayah kerja TFCA yaitu Kampung Biduk-biduk. Pelaksanaan rogram program pemberdayaan yang dilakukan di kampung ini didampingi oleh LSM mitra TFCA yaitu PEKA Indonesia yang menggunakan instrumen pelibatan masyarakat yaitu, SIGAP REDD+ untuk keberhasilan program-programnya yang berasal dari respon masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Metode pengambilan sample menggunakan simple random sampling terhadap beberapa responden serta wawancara mendalam dengan beberapa informan. Analisis data meliputi uji spearman untuk melihat hubungan antara sosialisasi berbasis SIGAP REDD+ dengan respon masyarakat terhadap program pemberdayaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian, yaitu : 1) terdapat hubungan yang signifikan antara sosialisasi berbasis SIGAP REDD+ dengan respon terhadap program pemberdayaan; 2)Pedoman SIGAP REDD+ yang dilakukan di kampung tersebut sampai pada tahap kelima yaitu tahap design; 3) Program-program pemberdayaan yang dilakukan menggunakan pendekatan pro-poor; dan 4) Kendala-kendala yang terjadi saat sosialisasi program di Kampung Biduk-biduk.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCommunity Development - Development Countries - 2015id
dc.titleAnalisis respon masyarakat pesisir terhadap program pemberdayaan berbasis SIGAP REDD+ dengan pendekatan pro-poorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSIGAP REDD+id
dc.subject.keywordResponseid
dc.subject.keywordSocializationid
dc.subject.keywordFPICid
dc.subject.keywordREDD+id
dc.subject.keywordPro-poorid
dc.subject.keywordTFCAid
dc.subject.keywordSpearman testid
dc.subject.keywordEmpowwerment programid
dc.subject.keywordForest degradationid
dc.subject.keywordDeforestationid
dc.subject.keywordHuman ecologyid
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I15tap.pdf
  Restricted Access
Fulltext32.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.