Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126310
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi-
dc.contributor.authorMediansyah, Sani Ramadhan-
dc.date.accessioned2023-10-12T06:29:29Z-
dc.date.available2023-10-12T06:29:29Z-
dc.date.issued2009-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126310-
dc.description.abstractIndustrialisasi di daerah hulu DAS Cikijing mengalobatlcan pencemaran di daerah hilir. Pencemaran tersebut menyebabkan perubahan ekosistem lokal. Pernbaban ekosistem lokal menyebabkan perubahan pola pemanfaatan lahan pada tataran makro, meso, dan mikro. Pada tataran makro adanya pelanggaran baik secara peraturan perundangan ataupun tata ruang. Hal ini diindikasikan adanya kerjasama antara-pemilik modal dalam usahanya, sedangkan pemerintah untuk menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pada tataran meso, terjadinya pengkonversian lahan dari pertanian ke non-pertanian serta terganggunya ritrme penanaman yang mengakibatkan petani berspekulatif dengan lingkungannya. Pada tataran mikro, pasca-pencemaran lingkungan-menyebabkan perubahan pekerjaan atau pekerjaan ganda dilcalangan petani. para petani berkwang pendapatanuya aset lahan menurun (rendah). Perubahan pola pemanfaatan lahan direspon dengan melakukan beberapa tindakan preventif sehiugga dampak bisa meminimalisir. Respon tersebut di antaranya respon runahtangga petani lingkungan fisik, sosial, politik, dan ekonomi. Respon-respon tersebut merupakan sikap dan perilaku rumahtangga petani di Desa Bojongloa dalam merespon terhadap rusaknya lingkungan DAS Cikijing. Respon petani terhadap lingkungan fisiknya, mereka melakukan berbagai cara untuk tetap mempertahankan lahanya. Dalam bidang sosial dan politik, mereka melakukan aksi sosial serta jalan perjuangan yang dipilih untuk mendapatkan haknya Terakbir, respori rumahtangga terhadap lingkungan ekonomi, mereka mensiasati bagaimana pembiayaan produksi agar tetap bisa bercocok tanam. Selain respon, di kalangan petani di Desa Bojongloa terjadi peruhaban pola nafkah dari pertanian menjadi menjadi non-pertanian, yakni di bidang dagang dan jasa. Seperti menjadi buruh; tukang becak, pedagaug pasar, tukang ojek, dan sebagainya. Hal ini merupakan adaptasi petani untuk mempertahan kehidupan dalam lingkungan yang rusak akibat pencemaran DAS Cikijing. Pencemaran tersebut membuat pertanian petani tidak bisa diandalkan sebagai pola nafkah yang utama. Pencemaran membuat petani sebagian kehilangan pendapatannya, seperti pada golongan I terjadi pertanian menurun 50,45 persen. Mereka mempunyai lahan tanah yang tidak tercemar, sehingga tetap dapat bertani setiap waktu. Sedangkan sebaliknya pada pendapatan non-farm meningkat 33,44 persen. Golongan II berkurang sebesar 91,8 persen, sedangkan pendapatan nonĀ­farm golongan II meningkat sebesar 62,33. Golongan Ill menurun sebesar 74,7 persen, sedangkan pendapatan di luar pertanian meningkat sekitar 50,7 persen. Hal itu membuktikan bahwa mereka mempunyai strategi nafkah dengan pola nafkah yang ganda.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCommunity Development - Ecologyid
dc.titleAnalisis sosial-ekonomi dampak pencemaran lingkungan di DAS Cikijing: Studi kasus rumahtangga petani desa bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSocioeconomic analysisid
dc.subject.keywordEnvironmental Pollutionid
dc.subject.keywordDASid
dc.subject.keywordChange landid
dc.subject.keywordPeasant household strategyid
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I09srm.pdf
  Restricted Access
Fulltext19.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.