Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126247
Title: Analisis input-output kabupaten Cirebon sebagai alat pengambil keputusan dalam alokasi pembiayaan pembangunan pemerintah di sektor pertanian
Authors: Nindyantoro
Farihin, Abdullah Muhammmad
Issue Date: 2003
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar bagi perekonomian Kabupaten Cirebon dari tahun 1999 (24,1%) sampai tahun 2001 26,10 %). Selain itu, sektor pertanian juga memiliki nilai kontribusi terbesar terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Cirebon dari tahun 1997 (30,37%) sampai tahun 2001 (24,80 %) setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. milik IPB University Pentingnya peran sektor pertanian bagi perekonomian Kabupaten Cirebon maka cukup beralasan jika pemerintah mengembangkannya yang diwujudkan dengan adanya pembiayaan pembangunan di sektor pertanian. Untuk mengetahui alokasi pembiayaan pembangunan pemerintah di sektor pertanian yang efektif beserta dampaknya bagi perekonomian Kabupaten Cirebon maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk melihat besarnya keterkaitan antar sektor pertanian dengan sektor- sektor lainnya, mengetahui kemampuan sektor pertanian dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain dan mengetahui besarnya efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan intersektoral dengan analisis Input-Output. Hasil analisis keterkaitan menunjukkan bahwa sub sektor dari sektor pertanian yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan (KD) dan keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan (KDLT) terbesar adalah sub sektor tanaman bahan makanan. Selain itu, sub-sub sektor dari sektor pertanian rata-rata memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang (KB) dan keterkaitan langsung dan tak langsung ke belakang yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Begitu pula halnya dengan nilai keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan dan ke belakang. Semua sub sektor dari sektor pertanian memiliki nilai koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran lebih kecil dari satu kecuali sub sektor tanaman bahan makanan. Ini menunjukkan bahwa hampir semua sub sektor dari sektor pertanian memiliki kemampuan yang kurang kuat dalam mendorong pertumbuhan output baik sektor hulu maupun sektor hilir. Analisis multiplier menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan memiliki nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja yang paling tinggi diantara sub sektor lainnya dalam sektor pertanian. Analisis ini juga menunjukkan bahwa sub-sub sektor dari sektor pertanian memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan output sub sektor itu sendiri dan sub sektor tanaman bahan makanan. Selain itu, sub-sub sektor ini juga memiliki nilai kontribusi yang besar terhadap pembentukan pendapatan dan lapangan kerja baru bagi sektor itu sendiri, sektor jasa sosial kemasyarakatan serta jasa-jasa lainnya dan sub sektor perdagangan besar dan eceran,Adanya pembiayaan pembangunan di sektor pertanian sebesar 2 479 964 000 piah menciptakan output tambahan sebesar 3 972 802 130 rupiah atau 160,20%, endapatan sebesar 603 960 650 rupiah atau 24,35 %, dan lapangan kerja baru besar 423 035 440 atau 20,61 % di seluruh sektor perekonomian, Penelitian ini menyarankan bahwa dana pembiayaan pembangunan di sektor ertanian sebaiknya lebih dialokasikan di sub sektor perkebunan karena sektor ini emiliki nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja yang paling tinggi antara sub sektor dari sektor pertanian lainnya. Rekomendasi ini dapat dilakukan ka tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan output wilayah, pendapatan dan pangan pekerjaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126247
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A03amf.pdf
  Restricted Access
2.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.