Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126225
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKoesbiono-
dc.contributor.advisorCollier, William L.-
dc.contributor.advisorMudikdjo, Kooswardhono-
dc.contributor.authorSlamet, Utje Usman-
dc.date.accessioned2023-10-11T08:13:36Z-
dc.date.available2023-10-11T08:13:36Z-
dc.date.issued1985-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126225-
dc.description.abstractTujuan penelitian ini ialah mengetahui karakteristik sosial dan ekonomi petani tambak di Wilayah hutan bakau serta kaitannya terhadap produksi, penggunaan modal, tenaga kerja dan pendapatan petani tambak. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode pendekatan usahatani. Lokasi penelitian dibedakan atas lokasi-lokasi yang berada di sekitar luar hutan bakau dan lokasi yang berada di dalam kawasan hutan bakau. Lokasi-lokasi yang berada di sekitar luar hutan adalah Kampung Tompe dan Waelawi sedangkan yang berada di dalam kawasan hutan adalah Kampung Lamiko-miko. Karakteristik per unit usahatani tambak yang diamati mencakup umur petani, besar anggota keluarga, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, luas penguasaan lahan dan besarnya kebutuhan hidup pokok keluarga. Di antara ketiga lokasi penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata mengenai besar/jumlah anggota keluarga yang konsisten dengan perbedaan di dalam kebutuhan hidup pokok. per unit usahatani. Segi ekonomis unit usahatani yang diamati meliputi luas dan umur tambak, produktivitas hasil ikan bandeng, efisiensi penggunaan modal, produktivitas kerja, pendapatan, tataniaga, tingkat pengusahaan tambak dan persepsi petani terhadap hutan bakau. Tingkat pengusahaan tambak di seluruh lokasi penelitian masih termasuk ke dalam tingkat pengusahaan yang semi intensif. Produksi dipengaruhi oleh besarnya padat penebaran, biaya usaha total dan lokasi tambak. Produktivitas hasil fisik (bandeng) tertinggi terdapat pada lokasi yang berada di luar hutan bakau (Kampung Waelawi). Tataniaga ikan bandeng dipengaruhi oleh biaya transportasi yang relatif lebih tinggi dari pada komponen biaya tataniaga lainnya. Jangkauan pemasaran ikan bandeng ter- nyata sampai ke luar dari wilayah Kecamatan dan Kabupaten penelitian. Sumber pendapatan unit usaha di samping dari usahatani padi sawah, usahatani tambak ikan bandeng merupakan sumber pendapatan terbesar. Untuk keseluruhan lokasi penelitian ternyata masih terdapat 13 - 28 persen unit usahatani yang pendapatannya masih di bawah besar kebutuhan hidup pokok keluarga. Rata-rata pendapatan total terbesar per unit terdapat pada unit-unit usahatani yang berada di Kampung Lamiko-miko (dalam kawasan hutan bakau). Persepsi petani responden yang berada di dalam kawasan hutan bakau tentang adanya jalur hijau pantai (green belt) menunjukkan bahwa 12 persen mengetahui dan 37 persen menyetujui.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcBrackish water fisheriesid
dc.subject.ddcEconomic policyid
dc.titleAnalisis sosial ekonomi budidaya perikanan tambak di wilayah hutan bakau Malangke, Sulawesi Selatan: studi kasusid
dc.typeThesisid
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1985uus.pdf
  Restricted Access
Fulltext4.71 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.