Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125950
Title: Dampak pengembangan kapas dengan pola perkebunan inti rakyat (PIR) suatu studi dalam konteks pengembangan wilayah di Kab. Jeneponto Prop. Sulawesi Selatan
Authors: Junus, Mas'ud
Nasoetion, Lutfi Ibrahim
Kristanto, Kustiah
Tika, Baharuddin Baso
Issue Date: 1988
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tujuan penelitian adalah (1). Untuk mengetahui apakah kegiatan pengembangan kapas dengan pola PIR di Kabupaten Jeneponto merupakan kegiatan basis, dan berapa besar pengaruh pelipatgandaannya terhadap pendapatan dan tenaga kerja regional ( 2). Untuk mengukur besarnya dampak pengembangan PIR kapas dalam perekonomian daerah, baik dilihat dari segi perubahan pendapatan maupun pertumbuhan kesempatan kerja regional (3). Untuk mengetahui apakah pendapatan dan penghasilan bersih petani dan meningkat setelah PIR kapas dilaksanakan keluarganya ( 4) . Untuk meni:retahui apakah pendapatan petani kapas distribusinya semakin merata atau semakin timpang, setelah PIR kapas dilaksanakan. Analisis data di larutan dengan menggunakan Model Ekonomi basis dan Model Analisis Usahatani. Pada Analisis Usahatani pengujian dilakukan berdasarkan prinsip observasi berpasanean (Kontras) dengan Uji F dan Uji t. Analisis distribusi pendapatan dilakukan Ratio (G.R) dan Koefisien Variasi (KV). Basil penelitian menunjukkan bahwa kapas dengan pola PIR merupakan kegiatan perekonomian daerah Kabupaten Jeneponto, dengan Giri penimbangan basis dalam baik dilihat dari segi pendapatan maupun kesempatan kerja regional. Hal ini terbukti dari besarnya nilai Location Quotion (L.Q) pada tahun-tahun pengamatan. Dalam periode tahun 1981/1982 sampai tahun 1985/1986 diperoleh nilai LQ masing-masing 5,76; 3,83; 7,35; 7,53 dan 9,36 dengan indikator pendapatan dan 10,75; 7,29; 7,31; 8,98 dan 11,28 dengan indikator tenaga kerja (seluruhnya lebih besar dari satu). Dampak positif terhadap pengembangan wilayah terlihat dari besarnya efek pelipat-gandaan baik terhadap pendapatan maupun terhadap tenaga kerja regional. Dalam periode tahun 1981/1982 sampai tahun 1985/1986 diperoleh angka pelipatgandaan pendapatan masing-masing sebesar 24,42; 31,80; 21,92; 20,76; dan 9,90 dalam jan[';l:a pendck, dan 26, 23; 3'1, 91; 23, 55; 23, 1'1 dan 10,80 dalam jangka panjang, serta angka pelipatgandaan tenaga kerja masing-masing 9,80; 9,27; 7,51; 4,89; bahwa dan 3,16. Berdasarkan analisis Usahatani diperoleh pengembanlian kapas dengan pola PIR belum meningkatkan pendapatan dan penghasilan bersih petani. Di lain pihak terjadi penurunan penghasilan keluarga petani. Penyebab utamanya adalah menurunnya tingkat produktivitas kapas petani yang disebabl:an antara lain terkendalinya serangan hama dan Penyakit, kurang semakin bertambahnya petani kapas baru yang belurn berpengalaman, adanya masalah tehnis Agronomis yang belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh petani. Selanjutnya analisis Gird Ratio (G. R) dan Koefisien Variasi (IC.V) diperoleh bahwa pengembangan kapas dengan pola PIR menyebabkan pendapatan petani kapas lebih merata.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125950
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1988bbt.pdf
  Restricted Access
3.55 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.