Efektivitas Kolagen Kulit Ikan Patin dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bakar pada Mencit (Mus musculus) secara In Vivo

Abstract

Penyembuhan luka bakar menggunakan ekstrak kolagen dari kulit ikan sedang mengalami trend. Pada penelitian ini yang digunakan adalah ekstrak kolagen kulit ikan patin (Pangasius sp). Uji in vitro menunjukkan ekstrak kolagen kulit ikan patin memiliki sifat anti-inflamasi yang menjanjikan dalam pengobatan, namun belum ada yang fokus pada uji in vivo. Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan metode in vivo untuk menentukan efektivitas ekstrak kolagen kulit ikan patin dalam mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II pada mencit. Ekstrak gel kolagen kulit ikan patin dibagi menjadi dua konsentrasi, yaitu 10% dan 15% dengan menggunakan Bioplacenton® sebagai kontrol positif dan kontrol tanpa perlakuan apapun. Data penelitian diukur menggunakan software Image J dan dianalisis menggunakan Rstudio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak gel kolagen kulit ikan patin konsentrasi 15% memiliki efektivitas yang sama dengan Bioplacenton® dalam mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II yang ditandai dengan berkurangnya luas area luka bakar yang berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol (p=6.10-1). Hasil histopatologi pada hari ke 14 pasca luka, untuk semua kelompok perlakuan telah mencapai tahap maturasi yang ditandai dengan terbentuknya epitel kulit yang hampir sempurna, sel-sel radang yang mulai berkurang, dan adanya pelengkap kulit. Berbeda dengan pembentukan jaringan epitel pada kelompok kontrol yang masih terlihat terbuka dan belum ditemukannya pelengkap kulit. Namun, secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar kelompok pada setiap hari pengamatan (p>0.05). Sedangkan pengamatan histokimia menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan luasan kolagen antara kelompok kontrol dengan kelompok kontrol positif (p=0.04) dan yang diberikan kolagen 15% (p=0.03) pada hari ke-14. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan ekstrak gel kolagen kulit ikan patin mampu mencegah terjadinya hemoragi, mengurangi peradangan, mempercepat reepitelisasi, dan memproduksi matriks ekstraseluler (ECM).

Healing burns using collagen extract from fish skin is becoming a trend. This research used the skin collagen extract of Pangasius sp. In vitro tests show Pangasius sp. skin collagen extract has promising anti-inflammatory properties in medicine, but people have yet to focus on in vivo tests. Therefore, this study used in vivo methods to determine the effectiveness of Pangasius sp. skin collagen extract in accelerating the healing of second-degree burns in mice. Pangasius sp. skin collagen gel extract was divided into two concentrations, such as 10% and 15%, using Bioplacenton® as a positive control and a control without any treatment. Research data was measured using Image J software and analyzed using Rstudio. The results showed that Pangasius sp. skin collagen gel extract with a concentration of 15% had the same effectiveness as Bioplacenton® in accelerating the healing of second-degree burns, which was characterized by a reduction in the area of the burn, which was significantly different from the control group (p=6.10-1). The histopathology results on day 14 after injury, for all treatment groups, had reached the maturation stage, characterized by the formation of almost perfect skin epithelium, inflammatory cells starting to decrease, and the presence of skin appendages. This differs from the epithelial tissue formation in the control group, which still looks open, and no skin appendages have been found. However, statistically, there were no significant differences between groups on each day of observation (p>0.05). Meanwhile, histochemical observations showed a significant difference in the growth of collagen area between the control group and the positive control group (p=0.04) and those given 15% collagen (p=0.03) on day 14. So, it can be concluded that using Pangasius sp. skin collagen gel extract can prevent hemorrhage, reduce inflammation, accelerate re-epithelialization, and produce extracellular matrix (ECM).