Analisis Perilaku dan Clustering Konsumen Restoran Terhadap Halal Awareness di JABODETABEK

Abstract

Tingginya populasi umat Islam di Indonesia membuat isu halal menjadi hal yang sensitif bagi masyarakat Indonesia. Terutama isu lemak babi yang terdapat pada produk makanan yang dijual bebas di Indonesia merebak menjadi bahan perbincangan masyarakat Indonesia. Hal ini yang melatarbelakangi dibuatnya Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika - Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan pemeriksaan dan sertifikasi halal. Namun, restaurant di Indonesia banyak yang belum memiliki sertifikasi halal yang membuat kurangnya awarenss masayrakat terhadap halal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi behavior dan mengetahui cluster konsumen terhadap halal awareness dalam memilih restoran di Jabodetabek. Selain itu penelitian ini juga menganalisis implikasi manajerial untuk meningkatkan halal awareness. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi konsumen yang berdomisili di Jabodetabek. Teknik analisis dilakukan dengan memanfaatkan Microsoft Excel untuk analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas. SmartPLS untuk analisis hubungan antar variabel dan cluster analysis menggunakan software WEKA. Hasil penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih restoran diantaranya subjective norm, perceived behavior control, halal awareness dan intention terhadap behavior secara positif dan signifikan. Sementara attitude toward behavior tidak berpengaruh signifikan terhadap behavior konsumen dalam memilih restoran bersertifikat halal. Cluster konsumen yang terbentuk 3 cluster dimana cluster 1 responden yang kurang memiliki intention terhadap restoran halal dan kurang aware terhadap halal. Cluster 2 konsumen yang memiliki intention terhadap restoran halal dan aware terhadap halal dan cluster 3 konsumen yang memiliki intention terhadap restoran halal sangat tinggi dan awareness terhadap halal yang tinggi. Implikasi manajerial pada cluster 1 peran yang paling penting untuk meningkatkan halal awareness konsumen adalah peran pelaku usaha dan pemerintah yang diwakili oleh BPJPH. Cluster 2 dibutuhkan peran BPJPH yang bersinergis dengan BPOM untuk membuat aturan baru mengenai penanda terhadap setiap restoran. Pada cluster 3 pelaku usaha berperan menjaga prosedur halal dan konsumen berperan merekomendasikan restoran-restoran halal.

Due to Indonesia's large Muslim population, the halal issue is a sensitive topic for Indonesians. In particular, the presence of lard in freely available food products in Indonesia has become a topic of conversation among Indonesians. This is the rationale behind the establishment of the Indonesian Ulema Council for halal inspection and certification. However, many restaurants in Indonesia lack halal certification, resulting in a lack of halal awareness among the general public. This study aims to examine the factors that influence consumer behavior and clusters of halal awareness in Jabodetabek when selecting a restaurant. In addition, the managerial implications of increasing halal awareness are analyzed in this study. This study employs a quantitative methodology with a population of Jabodetabek-based consumers. Microsoft Excel are utilized for descriptive analysis, test of validity, and test of reliability by the analysis technique. SmartPLS for analyzing the relationship between variables and cluster analysis using the WE KA software. The findings revealed that subjective norms, perceived behavior control, halal awareness, and behavior intention are positively and significantly related to consumer restaurant choice. In contrast, consumers' selection of halal-certified restaurants is not substantially influenced by their attitudes toward behavior. Three consumer clusters were identified, with cluster 1 respondents requiring more intention toward halal restaurants and less knowledge of halal. In cluster 2, the majority of consumers are aware of and have intentions toward halal restaurants. In cluster 3, the vast majority of consumers' intentions toward halal restaurants are extremely high, as is their awareness of halal. Business actors and the government, as represented by BPJPH, play the most important role in increasing consumer halal awareness, according to the managerial implications of cluster 1. Cluster 2 necessitates that BPJPH and BPOM collaborate to establish new rules regarding restaurant markers. In cluster 3, business actors are responsible for maintaining halal procedures, while consumers recommend halal restaurants.