Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125489
Title: Tingkat Keberdayaan Petani pada Pengembangan Kelompok Tani Hutan Agroforestry di Kabupaten Lampung Timur
Other Titles: Level of Farmer Empowerment in the Development of Agroforestry Farmer Groups in East Lampung Regency
Authors: Purnaningsih, Ninuk
Sadono, Dwi
Simbolon, Shynta Anastasia
Issue Date: 26-Sep-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Berkembangnya kelompok-kelompok masyarakat sebagai pelaku dan pendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan perlu menjadi perhatian. Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan petani warga negara Indonesia yang mengelola usaha di bidang kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan. Kelompok Tani Hutan tersebar di seluruh provinsi Indonesia dengan jumlah saat ini adalah 30.824 KTH. Jumlah Kelompok Tani Hutan di Provinsi Lampung adalah 1.681 KTH dengan rincinan Kabupaten Tanggamus sejumlah 492 KTH dan Kabupaten Lampung Timur terbanyak kedua sejumlah 196 KTH. Gabungan Kelompok Tani Hutan yang berada di Desa Girimulyo mendapatkan izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan seluas 1698 hektar pada kawasan Hutan Lindung Register 38 Gunung Balak. Usaha pemanfaatan kawasan dimanfaatkan petani untuk tanam wana tani yang mampu memberikan manfaat ekonomi masyarakat di kawasan hutan dan juga manfaat ekologis terutama untuk penutupan lahan hal ini dikarenakan masyarakat menjaga tanaman agroforestry sekaligus menjaga hutan lestari. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat dinamika kelompok tani hutan dan tingkat keberdayaan kelompok tani hutan; (2) Menganalisis pengaruh karakteristik anggota KTH, dukungan penyuluhan, dukungan eksternal terhadap tingkat dinamika kelompok tani hutan dan tingkat keberdayaan anggota kelompok; (3) Menganalisis pengaruh tingkat dinamika kelompok tani hutan terhadap tingkat keberdayaan petani hutan agroforestry di Desa Girimulyo, Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2023. Responden pada penelitian ini adalah anggota kelompok tani hutan. Jumlah responden ditentukan dengan rumus Isaac dan Michael sejumlah 123 orang. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster sampling yakni diambil dengan menggunakan kriteria tertentu dari 11 (sebelas) Kelompok Tani Hutan yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Hutan Agro Mulyo Lestari. Pemilihan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria yaitu kelas kelompok (pemula, madya dan utama). Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan bahwa KTH Agro Mulyo Lestari 0 (kelas madya) hanya satu kelompok diambil secara sensus sejumlah 12 orang dan sisa jumlah 111 orang diambil dari kelas KTH Pemula secara proportional random sampling. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan obesrvasi lapangan. Data diolah menggunakan Microsoft Excel dan dianalisis secara deskriptif menggunakan tabel frekuensi dan dinalisis menggunakan SmartPLS versi 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok berumur 22 sampai dengan 69 tahun. Berdasarkan data tersebut umur anggota kelompok tani hutan berada pada usia produktif dan relatif rendah sehingga mampu melakukan kegiatan usaha taninya seperti penanaman, pembibitan, persemaian, pemupukan, pemanenan sampai penjualan hasil tanam. Pendidikan responden rendah dengan rataan 8.7 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan menurut responden dikarenakan tidak adanya biaya melanjutkan sekolah dan kurang tersedianya sarana dan prasarana pada saat itu. Lamanya menjadi anggota kelompok dengan rataan 3 tahun. Motivasi utama menjadi anggota kelompok adalah untuk meningkatkan hasil usaha/pendapatan, pengetahuan dan ketrampilan, dan adanya himbauan dari penyuluh untuk menjaga hutan lestari. Pelatihan yang diikuti rendah disebabkan karena adanya keterbatasan kuota peserta pelatihan sehingga yang ikut pelatihan biasanya hanya ketua kelompok tani hutan dan pengurus kelompok. Dukungan penyuluhan berada pada tingkat tinggi baik dalam tingkat peran penyuluh, ketepatan metode penyuluhan, kesesuaian materi penyuluhan dan ketersediaan sarana dan prasarana penyuluhan. Penyuluh berperan aktif sebagai edukator, motivator, fasilitator dan advokator. Metode penyuluhan yang digunakan penyuluh cukup bervariatif seperti melakukan kunjungan lapang, diskusi, menggunakan selebaran yakni poster dan leaflet. Materi tentang agroforestry yang diberikan oleh penyuluh maupun instansi penyuluhan meliputi kegiatan pembibitan, penanaman dan panen, materi perhutanan sosial dan rehabilitasi hutan dan lahan. Ketersediaan sarana dan prasarana penyuluhan sudah cukup memadai. Dukungan kemitraan dan kelembagaan berada pada tingkat tinggi dalam aspek interaksi sosial kelompok, tingkat kemitraan dan dukungan instansi teknis. Kelompok telah menjalin interaksi yang baik dengan sesama anggota KTH, dengan KTH lainnya dan instansi kehutanan. Kelompok tani hutan Agro Mulyo Lestari telah bermitra dengan Koperasi Agro Mulyo Lestari dan telah mendapatkan dukungan instansi kehutanan melalui masuknya program-program yang bermanfaat bagi pengembangan kelompok tani hutan seperti perhutanan sosial, rehabilitasi hutan dan lahan serta Wanawiyata Widyakarya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dinamika kelompok tani hutan berada pada kategori tinggi. Kelompok merupakan kelompok yang dinamis. Tingkat keberdayaan kelompok tani hutan tinggi baik pada aspek ekonomi, aspek ekologi dan aspek sosial. Partisipasi dalam program rehabilitasi hutan dan lahan mampu meningkatkan keberdayaan anggota Gabungan KTH Agro Mulyo Lestari secara ekonomi, ekologi maupun sosial. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dinamika kelompok tani hutan Agro Mulyo Lestari adalah karakteristik petani (motivasi) dan dukungan kemitraan dan kelembagaan (interaksi sosial kelompok, tingkat kemitraan dan dukungan instansi teknis). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberdayaan kelompok tani hutan Agro Mulyo Lestari adalah karakteristik petani (motivasi), dukungan penyuluhan (tingkat peran penyuluh dan ketepatan metode penyuluhan) serta dukungan kemitraan dan kelembagaan (interaksi sosial kelompok, tingkat kemitraan dan dukungan instansi teknis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dinamika kelompok tani hutan agroforestry berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keberdayaan kelompok tani hutan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125489
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover Tesis.pdf
  Restricted Access
Cover2.06 MBAdobe PDFView/Open
Shynta Anastasia Simbolon_I3502211014.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.76 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran Tesis.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.27 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.