Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125172
Title: Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China (Periode 1993-2010)
Authors: Alexandi, Muhammad Findi
Andayani, Sulastry
Issue Date: 2011
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan eskpor rumput laut Indonesia serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor rumput laut Indonesia ke China. Variabel-variabel yang dianalisis adalah produksi rumput laut dalam negeri, harga ekspor rumput laut, kurs riil, lag ekspor, dummy revitalisasi, dan dummy krisis. Metode Ordinary Least Square digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor rumput laut Indonesia ke China. Kemudian Metode Regresi Komponen Utama digunakan untuk mengatasi masalah multikolinearitas. Rumput laut Indonesia sangat berpotensi, karena jenis rumput laut yang dapat dihasilkan oleh Indonesia bernilai komersil dann dapat digunakan dalam bentuk agar-agar, karagenan, dan alginat. Jenis gracilaria dan gelidium baik digunakan sebagai agar-agar. Jenis eucheuma cottonii dan spinosum adalah jenis rumput laut penghasil karagenan, dimana jenis ini sangat banyak dihasilkan di perairan Indonesia. Sedangkan untuk menghasilkan alginat, jenis rumput laut yang menghasilkan adalah turbinaria dan sargassum. Rumput laut tidak hanya digunakan sebagai olahan untuk makanan saja, namun dapat digunakan untuk kosmetik, farmasi, peptisida, dan lainnya. Berdasarkan Perpres No.7 tahun 2005 tentang Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, rumput laut adalah salah satu komoditas unggulan perikanan. Revitalisasi rumput laut cukup berhasil. Sejak ditetapkannya Perpres tersebut, pertumbuhan produksi rumput laut meningkat secara signifikan yaitu sebesar 650 persen. Besar produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2004 adalah sebesar 411 ribu ton dan 3,082 ribu ton pada tahun 2010. Sama halnya dengan produksi dalam negeri, volume ekspor rumput laut juga menuju trend yang naik. Kecuali pada tahun 2007 dimana terjadi missaccounting pada perhitungan ekspor ke China. Volume ekspor Indonesia mengalami penurunan yang besar pada saat krisis mata uang melanda Indonesia, sekitar tahun 1997 sampai 1998. Kemudian pada pascakrisis, ekpor rumput laut Indonesia membaik dan terus mengalami peningkatan hingga 2010. Dari hasil analisis kuantitatif dengan OLS diperoleh hasil estimasi bahwa ekspor rumput laut Indonesia ke China memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi, harga ekspor, kurs riil, lag ekspor, dummy krisis, dan dummy revitalisasi. Produksi dalam negeri, harga ekspor, lag ekspor, dummy krisis, dan dummy revitalisasi berpengaruh positif terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke China. Sedangkan kurs riil berpengaruh negatif terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke China. Hasil estimasi menunjukkan seluruh variabel yang digunakan sesuai dengan teori ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkembangan ekspor rumput laut Indonesia memiliki trend meningkat pascakrisis. Hal ini adalah salah satu pengaruh positif dari revitalisasi di tahun 2005 yang dapat meningkatkan produksi dan ekspor. Hasil pengujian dengan OLS, diperoleh bahwa seluruh variabel yang diestimasi berpengaruh nyata terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke China. Saran yang dapat diberikan adalah Indonesia sebaiknya melakukan promosi ekspor, sehingga tidak terpaku hanya pada China saja. Kemudian Revitalisasi rumput laut sudah seharusnya ditingkatkan untuk mendukung peningkatan ekspor rumput laut Indonesia ke China.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125172
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H11san1.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.25 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.