Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124859
Title: Penerapan Peningkatan Pajak Ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan Implikasinya terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Social Accounting Matrix (SAM)
Authors: Irawan, Tony
Hindrasyah, Rini
Issue Date: 2011
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, kompetisi, dan intervensi pemerintah pada industri CPO Indonesia, menganalisis dampak dari penerapan peningkatan pajak ekspor CPO, serta menganalisis dampak penerapan peningkatan pajak ekspor CPO apabila diiringi dengan realokasi pajak ekspor pada produsen CPO dan investasi hilirisasi CPO terhadap kinerja perekonomian Indonesia dilihat dari pendapatan faktor produksi, institusi, dan aktivitas produksi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi potensi, kompetisi, dan intervensi pemerintah pada industri CPO Indonesia. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis dampak penerapan peningkatan pajak ekspor CPO dan juga dampak penerapan peningkatan pajak ekspor CPO apabila diiringi dengan realokasi pajak ekspor pada produsen CPO dan investasi pada industri hilir CPO. Analisis kuantitatif dikaji dengan simulasi menggunakan multiplier SAM dan multiplier constrained fixed price yang dapat memengaruhi kinerja perekonomian Indonesia yang dilihat dari pendapatan faktor produksi, institusi, dan aktivitas produksi. Hasil penelitian dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produksi CPO didukung dengan areal potensial yang memungkinkan untuk dilakukan pengembangan. Selain itu, iii Indonesia mampu untuk menjadi produsen CPO terbesar di dunia, akan tetapi produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Malaysia. Pemerintah pun melakukan intervensi terkait dengan perdagangan CPO yaitu dengan menetapkan kebijakan pajak ekspor progresif. Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan multiplier SAM menunjukkan bahwa penerapan peningkatan pajak ekspor CPO berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya penurunan pendapatan pada neraca faktor produksi, institusi, dan aktivitas produksi pada SAM 2008. Penurunan pendapatan terbesar terjadi pada tenaga kerja pertanian khususnya penerima upah dan gaji sebesar 4.258 miliar atau -3,25 persen, rumah tangga pertanian khususnya pengusaha pertanian sebesar 7.291,16 miliar atau -1 persen, dan sektor kelapa sawit sebesar 28.394,57 miliar atau -35,82 persen. Institusi pemerintah yang berperan sebagai pembuat kebijakan, mendapatkan dampak positif dari penerapan peningkatan pajak ekspor CPO ini. Hal ini dikarenakan pajak ekspor CPO hanya dijadikan sebagai penerimaan pemerintah. Hasil simulasi dengan menggunakan multiplier constrained fixed price menunjukkan bahwa peningkatan pajak ekspor CPO dapat meningkatkan output industri hilir CPO yaitu industri minyak dan lemak dan juga industri kimia, serta dapat meningkatkan pendapatan tenaga kerja produksi dan rumah tangga bukan pertanian serta perusahaan yang terlibat dengan industri hilir CPO. Akan tetapi, dampak positif yang dirasakan oleh industri hilir tidak sebanding dengan dampak negatif yang dirasakan oleh perekonomian dikarenakan peningkatan volume CPO domestik hanya sebesar 3,62 persen. Penerapan peningkatan pajak ekspor CPO yang diiringi dengan realokasi pajak ekspor pada produsen CPO dan investasi hilirisasi CPO, dapat mengurangi dampak negatif dari penerapan peningkatan pajak ekspor CPO ini terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dampak negatif dari penerapan peningkatan pajak ekspor CPO dapat dikurangi. Hal ini dapat dilihat dari adanya pengurangan dampak yang dirasakan oleh tenaga kerja pertanian (penerima upah dan gaji di desa), rumah tangga pertanian (pengusaha pertanian), dan sektor kelapa sawit yang dicirikan dengan penurunan pendapatan yang tidak begitu besar jika dibandingkan dengan hanya melakukan penerapan peningkatan pajak ekspor CPO. Selain itu, pendapatan industri minyak dan lemak dan juga industri kimia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa penerapan peningkatan pajak ekspor CPO dapat berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Pajak ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan menghambat laju ekspor CPO tidak hanya dijadikan sebagai penerimaan pemerintah. Sebaiknya pajak ekspor CPO dialokasikan untuk pengembangan sektor kelapa sawit. Selain itu, perlu adanya dorongan investasi dan menarik para investor untuk mengembangkan industri hilir CPO Indonesia karena dapat berdampak positif terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Terkait dengan produktivitas, pemerintah sebaiknya meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia agar perkebunan kelapa sawit Indonesia menghasilkan CPO dalam volume yang relatif tinggi sehingga dapat memenuhi konsumsi domestik dan mampu memenuhi kebutuhan untuk pengembangan industri hilir CPO dengan syarat harga CPO domestik bersaing dengan harga CPO dunia.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124859
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H11rhi.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.06 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.