Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124847
Title: Adopsi Inovasi Budidaya Lobster Sistem Keramba Dasar di Kabupaten Banyuwangi
Other Titles: Adoption of Bottom Cage System Lobster Cultivation Innovation in Banyuwangi Regency
Authors: Fatchiya, Anna
Purnaningsih, Ninuk
Lestari, Endang Puji
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Banyuwangi merupakan salah satu wilayah penghasil lobster di Indonesia. Selain potensi komoditas yang sangat besar, Permen KP Nomor 17 Tahun 2021 yang memuat larangan ekspor benih lobster juga turut mendukung pengembangan usaha budidaya lobster di Kabupaten Banyuwangi. Dalam upaya meningkatkan produktivitas dalam usaha budidaya lobster di Kabupaten Banyuwangi, pembudidaya/nelayan dan penyuluh bersama-sama mengembangkan inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar. Inovasi ini diujicoba pada Juli 2020 di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi melalui unit percontohan yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi. Meskipun hasil ujicoba inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar tersebut dinilai cukup menguntungkan, namun inovasi tersebut baru diterapkan oleh sebagian kecil pembudidaya di Kabupaten Banyuwangi yaitu sebesar 10,42%. Rendahnya tingkat adopsi Inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi tersebut yang mendasari perlunya menganalisis proses adopsi inovasi maupun faktor-faktor yang memengaruhinya sebagai upaya dalam mempercepat adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) karakteristik pembudidaya, dukungan penyuluhan, dukungan kelompok, dan dukungan lingkungan dalam proses adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi; (2) tahapan dalam proses adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi; dan (3) faktor-faktor yang memengaruhi proses adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Data primer dikumpulkan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2023. Penentuan populasi dan sampel dilakukan dengan teknik sensus. Sensus dilakukan terhadap seluruh pembudidaya/nelayan yang telah mendapatkan pelatihan terkait inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar yang tersebar di 3 kecamatan (Wongsorejo, Kalipuro, dan Pesanggaran) sebanyak 110 responden. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan MS excel dan statistik inferensial. menggunakan software SmartPLS versi 3.0. Karakteristik pembudidaya pada penelitian ini sebagian besar berusia 18-32 tahun, dengan tingkat pendidikan formal dan nonformal, pengalaman usaha budidaya dan non-budidaya lobster, serta tingkat pendapatan tergolong sangat rendah, serta tingkat kosmopolitan dan motivasi responden tergolong rendah. Pada dukungan penyuluhan, materi penyuluhan dinilai sesuai dengan harapan pembudidaya, penyuluh rutin melakukan kunjungan, metode penyuluhan yang disampaikan dinilai sudah tepat dan mudah dipahami, dan kemampuan penyuluh dinilai sangat baik. Pada dukungan kelompok sebagai penyedia informasi dan menggerakkan anggota dinilai sudah sangat baik dan kelompok juga memiliki peranan dalam fasilitasi kemitraan dan perizinan. Pada dukungan lingkungan, yang meliputi dukungan sumberdaya alam (laut), sarana dan prasarana budidaya lobster, dan pasar dinilai mendukung, namun beberapa pembudidaya mengeluhkan harga bibit lobster yang tidak terjangkau, harga jual lobster rendah, dan ketidaksesuaian inovasi dengan beberapa wilayah di Kabupaten Banyuwangi. Tahapan adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar di Kabupaten Banyuwangi meliputi tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan dan tahap implementasi. Jumlah responden pada setiap tahapan dapat berbeda karena menyesuaikan tahapan yang telah dilalui oleh masing-masing responden. Responden pada tahap pengetahuan, tahap persuasi, dan tahap keputusan adalah sebanyak 110 orang, sementara yang melalui tahap implementasi dan tahap konfirmasi hanya 12 orang. Sebagian besar pengetahuan responden terhadap inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar dikategori tinggi dan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pembudidaya memiliki pengetahuan yang baik terkait inovasi dikarenakan seluruh pembudidaya telah mengikuti pelatihan dan penyuluhan terkait inovasi ini. Pada tahap persuasi sebagian besar penilaian responden terkait keuntungan relatif, kesesuaian, kemudahan diujicoba, dan kemudahan diamati dari inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar dikategori tinggi, namun terkait kerumitan inovasi berada di kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar rumit untuk diterapkan, hal ini dikarenakan posisi keramba yang ditempatkan di dasar perairan sehingga pembudidaya harus memiliki keterampilan menyelam. Pada tahap keputusan, dari 110 responden yang memutuskan untuk menolak adopsi sebanyak 98 orang (89,09 persen) dan 12 orang (10,91 persen) lainnya memutuskan untuk mengadopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar. Responden yang memutuskan untuk mengadopsi sebanyak 12 orang tersebut, selanjutnya akan melalui tahap implementasi dan tahap konfirmasi. Responden yang mengkonfirmasi untuk mengadopsi inovasi secara berkelanjutan sebanyak 8 orang dan yang tidak melanjutkan adopsi sebanyak 4 orang. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar, meliputi karakteristik pembudidaya (tingkat pendapatan, tingkat kosmopolitan, dan tingkat motivasi) dan dukungan lingkungan (dukungan sumberdaya alam (laut), dukungan sarana dan prasarana budidaya, dan dukungan pasar). Sementara itu, tahap pengetahuan memengaruhi tahap persuasi, yaitu penilaian pembudidaya terhadap karakteristik inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar. Rendahnya tingkat adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar disebabkan: (1) tidak memiliki modal usaha karena biaya pakan yang tinggi; (2) harga jual lobster yang rendah; (3) harga bibit lobster yang tidak terjangkau; (4) ketidaksesuaian inovasi dengan beberapa kondisi wilayah perairan di Kabupaten Banyuwangi; dan (5) pembudidaya harus memiliki keterampilan menyelam karena letak keramba di dasar perairan. Peningkatan adopsi inovasi budidaya lobster sistem keramba dasar secara berkelanjutan membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, terutama terkait bantuan modal usaha, penyediaan bibit dan pakan lobster optimalisasi peran kelompok, dan fasilitasi penjualan lobster langsung ke eksportir sehingga harga jual lobster bisa lebih tinggi dan stabil.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124847
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pernyataan, Abstrak, Lembar Pengesahan, Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover1.03 MBAdobe PDFView/Open
I3502211007_Endang Puji Lestari.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.97 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran921.21 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.