Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124796Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Wistara, Nyoman J | - |
| dc.contributor.author | Yustiana, Evelin | - |
| dc.date.accessioned | 2023-09-15T07:56:15Z | - |
| dc.date.available | 2023-09-15T07:56:15Z | - |
| dc.date.issued | 2010 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124796 | - |
| dc.description.abstract | Teknologi produksi pulp pada tingkat totally effluent free (TEF) mensyaratkan suatu sistem siklus tertutup (Closed Loop Cycle). Sistem siklus tertutup ini sangat rentan terhadap akumulasi kontaminan seperti logam yang bersumber dari bahan baku, pengayaan bahan kimia dan air proses. Dengan demikian kadar logam kayu tropis yang lebih tinggi akan menurunkan keunggulan komparatifnya terhadap kayu daerah beriklim sedang. Sebagian besar logam-logam ini mengganggu proses pemutihan, terutama pemutihan berbasis oksigen dan dapat menurunkan sifat kekuatan pulp yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar dan distribusi logam kayu akasia pada beragam tingkat umur. Pada penelitian ini, kadar abu kayu ditentukan mengikuti prosedur standar TAPPI T 211 om-93 dan penentuan kadar logam makro (Ca, Mg dan Na) dan logam mikro (Fe, Al, Mn dan Cu) dilakukan melalui proses pengabuan basah dengan HNO3 dan HClO4. Ca dan Mg diukur dengan Atomic Absorption Spectrometry (AAS) Perkin Elmer masing-masing pada panjang gelombang 422.7 nm dan 285.2 nm. Mg ditentukan dengan fotometer nyala (Flamefotometer) pada panjang gelombang 200 nm. Kadar logam Fe, Al, Mn dan Cu ditentukan dengan AAS Hitachi. Semua kadar logam dihitung mengikuti suatu kurva standar masing-masing. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar abu kayu akasia (umur 3-9 tahun) berfluktuatif namun cenderung menurun dari bagian ujung ke bagian pangkal pohon, kecuali pada pohon berumur 7 tahun. Kadar tertinggi (0.89%) ditemukan pada gubal bagian pangkal kayu berumur 7 tahun dan terendah (0.19%) pada gubal bagian pangkal kayu berumur 5 tahun. Kandungan Mg pada kayu menurun seiring dengan bertambahnya umur pohon sedangkan ion logam lainnya cenderung meningkat seiring bertambahnya umur pohon. Pada beberapa logam, kandungannya mencapai maksimum ketika pohon berumur 7 tahun. Untuk sebagian besar logam, kandungannya dalam kayu gubal lebih tinggi dibandingkan dalam kayu teras. Distribusi logam pada arah vertikal menunjukkan bahwa kandungan Mg dan Cu memiliki kecenderungan menurun dari bagian ujung ke pangkal batang. Untuk logam lainnya cenderung meningkat dari bagian ujung ke pangkal batang. Semua kadar logam kayu akasia berumur 3-9 tahun melebihi batas minimum yang aman untuk proses pemutihan pulp berbasis oksigen. Berdasarkan kadar logamnya, proses produksi pulp berteknologi TEF sebaiknya menggunakan kayu akasia berumur 5 tahun. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.subject.ddc | Forestry | id |
| dc.subject.ddc | Forest product | id |
| dc.title | Kandungan logam kayu akasia (Acacia mangium Willd) sebagai bahan baku Pulp | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Acacia mangium | id |
| dc.subject.keyword | kadar logam | id |
| dc.subject.keyword | oxygen-based bleaching | id |
| dc.subject.keyword | AAS | id |
| dc.subject.keyword | Closed loop Cycle | id |
| Appears in Collections: | UT - Forestry Products | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| E10eyu.pdf Restricted Access | Fulltext | 357.96 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.