Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124637
Title: Rancang Bangun Rantai Pasok Agroindustri Sagu Berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau
Authors: Machfud
Marimin
Sunarti, Titi Candra
Yusmiati
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Provinsi Riau merupakan provinsi penghasil pati sagu terbesar di Indonesia dan lebih dari setengah luas area tanaman sagu di Provinsi Riau dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Meranti. Agroindustri sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti menduduki posisi penting dalam menggerakan ekonomi daerah. Namun belum mencerminkan aspek keberlanjutan berdasarkan pengamatan awal di lapangan dan diskusi dengan beberapa orang pakar. Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah: 1) tidak efisiennya rantai pasok dari hulu hingga hilir; 2) lemahnya posisi tawar petani; 3) petani memiliki kelemahan modal, akses pasar, dan teknologi; 4) risiko tertinggi ada di petani dan pendapatan terendah di petani; 5) kemitraan antar pelaku rantai pasok belum sesuai harapan; 6) belum ada keterbukaan informasi; 7) kurangnya infrastruktur penunjang kegiatan rantai pasok; 8) limbah yang dihasilkan belum dikelola dengan baik. Rancang bangun model rantai pasok ini sangat berguna untuk meningkatkan keberlanjutan agroindustri sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini bertujuan merancang model rantai pasok agroindustri sagu yang berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Tujuan umum dikembangkan pada tiga tujuan khusus yang menjawab tiga pertanyaan penelitian, yaitu: (1) Menganalisis nilai kinerja keberlanjutan rantai pasok agroindustri sagu untuk merekomendasikan tindakan peningkatan kinerjanya, (2) Meningkatkan keberlanjutan pada tiap dimensi, (3) Merancang prototipe sistem pendukung keputusan (SPK) rantai pasok agroindustri sagu berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis nilai kinerja keberlanjutan rantai pasok agroindustri sagu dengan merancang model penilaian kinerja keberlanjutan pada tiap dimensi menggunakan fuzzy inference system (FIS) dan agregasi nilai kinerja keberlanjutan secara keseluruhan dengan adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS). Analisis indikator kunci pada tiap dimensi menggunakan cosine amplitude method (CAM). Metode lainnya yang digunakan dalam menghasilkan rancang bangun rantai pasok agroindustri sagu berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah fuzzy Shapley value, fuzzy analytical hierarchy process (FAHP), Hayami, kerangka soft systems methodology (SSM), interpretive structural modeling (ISM), strategic assumptions surfacing and testing (SAST), non-numeric multi-expert multi-criteria decision making (non-numeric MEMCDM), dan system development life cycle model prototype. Nilai keberlanjutan dimensi ekonomi pada agroindustri sagu kering sebesar 37,74 dan agroindustri sagu basah 56,61. Indikator kunci untuk peningkatan keberlanjutannya adalah distribusi keuntungan yang adil antar aktor rantai pasok. Proporsi distribusi keuntungan saat ini pada petani sagu sebesar 10,03%, pedagang 15,29%, agroindustri sagu basah 1,7% dan agroindustri sagu kering 72,98%. Hasil model fuzzy Shapley value menghasilkan proporsi keuntungan untuk petani sagu, pedagang, agroindustri sagu basah, dan agroindustri sagu kering adalah 17,77%, 29,69%, 9,91%, dan 42,63% secara berurutan. Nilai kinerja keberlanjutan dimensi ekonomi pada agroindustri sagu kering akan naik menjadi 54,27 dan agroindustri iv sagu basah menjadi 56,93 bila model distribusi keuntungan fuzzy Shapley value diterapkan pada rantai pasok agroindustri sagu. Nilai keberlanjutan dimensi sosial pada agroindustri sagu kering sebesar 55,29 dan agroindustri sagu basah 50 dan indikator kunci untuk peningkatan keberlanjutannya adalah dukungan kelembagaan rantai pasok. Strategi untuk penguatan kelembagaan rantai pasok agroindustri sagu adalah 1) mendorong kemitraan masyarakat dengan perusahaan untuk pasokan bahan baku secara langsung (tanpa perantara); 2) dukungan Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dalam memperbaiki efisiensi dan produktivitas serta pengembangan produk baru dan pengembangan teknologi sagu; 3) infrastruktur logistik untuk mendukung kegiatan rantai pasok; 4) penguatan kapasitas petani dan kelembagaan masyarakat untuk mendorong pengelolaan kawasan sagu secara berkelanjutan melalui bantuan edukasi, pendampingan, pembiayaan/subsidi, penyuluhan, dan sarana produksi serta inovasi pengolahan produk. Nilai keberlanjutan dimensi sosial akan naik menjadi 75 pada agroindustri sagu kering dan basah bila ada dukungan kelembagaan pada rantai pasok agroindustri sagu. Nilai keberlanjutan dimensi lingkungan pada agroindustri sagu kering sebesar 53,17 dan agroindustri sagu basah 24,88. Indikator kunci untuk peningkatan keberlanjutannya adalah ketersediaan sarana pengelolaan limbah serta pemanfaatan limbah (reuse & recycle). Rekomendasi pemanfaatan limbah cair pada agroindustri sagu adalah air proses setelah diolah sampai memenuhi syarat, irigasi/penyiram tanaman setelah diproses di IPAL, air pencuci peralatan produksi setelah diproses di IPAL, substrat budidaya alga, dan biogas. Rekomendasi pemanfaatan limbah kulit diantaranya adalah arang, biobriket, arang aktif, bahan bakar tungku pengering, papan partikel, bahan bakar pembangkit listrik/co-firing. Rekomendasi pemanfaatan limbah ampas diantaranya adalah tepung ampas, pakan ternak, pupuk organik, media tanam budidaya jamur, sirup glukosa, papan partikel, sumber bahan baku bioetanol. Nilai keberlanjutan dimensi lingkungan akan naik menjadi 64,52 pada agroindustri sagu kering dan 56,51 pada agroindustri sagu basah. Penelitian ini telah berhasil merancang model penilaian dan peningkatan kinerja keberlanjutan dengan validasi pada rantai pasok agroindustri sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Nilai kinerja keberlanjutan rantai pasok agroindustri sagu kering adalah 44,25 dan naik menjadi 60,32 bila peningkatan keberlanjutan yang dimodelkan dilakukan. Kinerja keberlanjutan pada agroindustri sagu basah adalah 48,81 dan naik menjadi 60,27. Prototipe SPK rantai pasok agroindustri sagu berkelanjutan telah berhasil dirancang dan diberi nama SaGO. SaGO dibangun dengan basis data, basis model, dan basis pengetahuan untuk membantu transformasi rantai pasok agroindustri sagu yang berkelanjutan. SaGO dapat memberikan rekomendasi keputusan kepada pemangku kepentingan untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan, mendistribusikan keuntungan secara lebih adil, mengadvokasi rencana strategi penguatan kelembagaan, dan merekomendasikan penanganan alternatif limbah agroindustri sagu.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124637
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Yusmiati.pdf
  Restricted Access
Fulltext34.04 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.