Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124636
Title: Sebaran Hiu Paus (Rhincodon typus) di Area Hot Spot dan Karakteristik Habitat Potensialnya pada Skala Bentang Laut Teluk Cenderawasih
Authors: Bengen, Dietriech G
Prartono, Tri
Koropitan, Alan F
Adriani
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Sebagai megafauna planktivor yang soliter dengan distribusi sirkumglobal di ekosistem pelagis yang permukaan lautnya berisoterm ≥ 20℃, perilaku unik ditunjukkan oleh yuwana hiu paus jantan dengan berulang kali mendatangi perairan neritik yang mudah diprediksi untuk melakukan aktivitas pemangsaan secara berkelompok (coastal aggregation feeding hotspot). Perairan Tanjung Maniburu merupakan salah satu area hotspot sepanjang tahun, namun luasnya tidak mencapai 10% dari total wilayah perairan Teluk Cenderawasih. Penetapan hiu paus sebagai salah satu spesies terancam punah dalam daftar merah IUCN sekaligus dilindungi penuh di seluruh perairan Indonesia, membuka kebutuhan informasi populasi dan pemahaman lebih mendalam terkait relung ekologinya, kondisi habitat pelagis yang mendukung variasi kelimpahannya di area hotspot yang berdekatan, maupun faktor abiotik yang menjadi prasyarat kondisi habitat di bawah permukaan laut untuk keperluan pendugaan sebarannya di area baru atau kesehatan populasinya. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menduga ukuran populasi hiu paus di area hotspot berdasarkan sebaran individu di area hotspot serta mengkaji hubungan timbal-balik antara faktor abiotik suhu-salinitas musiman skala basin Teluk Cenderawasih dengan variasi kelimpahan di area hotspot pada skala musiman. Penelitian ini menerapkan pendekatan statistika deskriptif dan inferensia dalam pengolahan data sekunder pemantauan hiu paus dari Maruanaya (2022) serta data suhu-salinitas World Ocean Database 2018 yang tersebar di 134 titik kisi pada 72 level kedalaman (Boyer et al. 2019). Hasil penelitian mendapati ukuran populasi hiu paus adalah 35,58 7,06 individu dengan kepadatan sebesar 0,120,02 individu/km2, serta kemelimpahan tertinggi pada Peralihan Monsun- 2 (PM2-September) dengan 47 individu teridentifikasi positif (ditambah 13 unidentified). Secara total, ada 54 individu yang teridentifikasi positif sepanjang pemantauan tahun 2020, dengan rentang identitas foto (ID-foto) dari ID0011 hingga ID0183. Variasi kelimpahan yang rendah teramati pada bulan April, Juli, dan Agustus, yang didukung oleh pola residensi hiu paus yang lebih sedikit di area hotspot. Mayoritas hiu paus bersifat residen (32 individu menetap lebih dari 5 bulan di dalam perairan teluk dan terpantau di area hotspot), sedangkan sisanya transien (41%) dengan dugaan beruaya ke luar teluk pada Peralihan Monsun-1 (PM1) dan Monsun Tenggara (MTG) serta kecenderungan kembali lagi pada PM2. Hiu paus yang bersifat residen umumnya menunjukkan perubahan tingkah laku berburu mangsa yaitu mendekati bagan dan muncul ke permukaan beberapa kali antara tempo jam berurutan, sehingga dalam kurun waktu satu hari ada beberapa individu yang tercatat berinteraksi dengan beberapa bagan (ID0069, ID0156). Dihasilkan rata-rata tahunan suhu skala basin teluk (RTTTC= 19,181,28 ℃) dengan variasi terendah pada Monsun Barat Laut (MBL-RBTJAN= 18,129,44 ℃) dan tertinggi pada PM1 (RBTAPR= 21,268,02 ℃). Rata-rata suhu permukaan di area hotspot adalah 28,560,77 ℃, sedikit lebih rendah dibandingkan seluruh perairan teluk (29,230,44 ℃). Salinitas maksimum (Smax= 35,33-35,54 PSU) terdapat di termoklin dan epipelagis-bawah. Sebaran TS melintang dari Tanjung Maniburu ke luar TC haloklin terlihat lebih tebal (δZHC= 270 meter) dibandingkan termoklin (δZTC= 205 m), sehingga visualisasi data TS musiman menunjukkan adanya struktur habitat koridor yang mendukung perpindahan hiu paus ke luar teluk. Ukuran populasi di area hotspot dipengaruhi oleh batas atas haloklin dan termoklin serta ketebalan termoklin dengan bentuk persamaan polinomial ordo 2 berikut: Y = 12,241 + 0,0074*ZHC-top 2 + 0,0011*ZTC-top 2 + 0,0002*δZTC 2 (adj. R2= 0,805; AIC cor.= 36,131). Relung pelagis hiu paus berkorelasi nyata dengan batas atas haloklin di Teluk Cenderawasih, akibat interaksi antara kelimpahan dengan distribusi vertikal salinitas dan kebutuhan ruaya vertikal untuk berburu mangsa melintasi mintakat pelagis, sehingga memengaruhi variasi musiman batas atas kedalaman haloklin.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124636
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Disertasi-ADS-IKL_C561170051 - Adriani Sunuddin.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.51 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.