Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124501
Title: Distribusi dan Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Jaring Apollo di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Serang, Banten
Other Titles: Distribution and Marketing of Fish Caught by Mini Trawl at Karangantu Fishing Port, Serang, Banten
Authors: Nugroho, Thomas
Puspito, Gondo
Ridwan, Muhamad
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Jaring apollo atau arad merupakan jaring berbentuk kantong yang dioperasikan dengan cara diseret (towing) oleh sebuah kapal bermotor dengan menggunakan sepasang otter board. Penggunaan jaring apollo dilarang berdasarkan Permen KP No. 18 Tahun 2021 karena sifatnya yang merusak ekosistem. Nelayan kecil masih banyak menggunakan jaring apollo untuk menangkap ikan, sebab masih adanya toleransi dari aparat dikarenakan sifatnya yang dilematis karena menjadi sumber penghasilan utama bagi nelayan. Permintaan pasar yang tinggi terhadap hasil tangkapan juga menjadi faktor jaring apollo masih digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies, saluran pemasaran, efisiensi saluran pemasaran, serta peran kelembagaan dalam saluran pemasaran hasil tangkapan jaring apollo yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu. Metode penelitian menggunakan survei lapang untuk melihat spesies hasil tangkapan serta lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan jaring apollo terdiri atas 17 spesies. Pemasaran ikan hasil tangkapan jaring apollo dibagi menjadi dua jenis, yakni ikan segar dan ikan asin. Pemasaran ikan segar terdiri atas dua saluran dan pemasaran ikan asin terdiri atas satu saluran. Lembaga pemasaran yang terlibat terdiri atas nelayan, pengepul besar, pedagang pengumpul, pedagang pasar, dan unit pengolahan ikan asin. Pengepul besar menjadi lembaga pemasaran yang paling dominan dalam saluran pemasaran tersebut.
Mini trawl’s bag-shaped net that’s operated by being towed by a motorized vessel using an otter board. According to Permen KP No. 18 of 2021, the use of mini trawl prohibited due to their ecosystem-damaging nature. However, many small-scale fishers still use mini trawl to catch fish because there’s still some tolerance from the authorities, as it’s their main source of income. The high market demand for the catch’s also a factor in the continued use of mini trawl. This study aims to determine the species, marketing channels, efficiency of marketing channels, and institutional roles in the marketing channel of mini trawl catches based in Karangantu Fishing Port. The research method involves field surveys to observe the species of the catch and the marketing institutions involved in the marketing channel. The research results show that mini trawl catches consist of 17 species. The marketing of the catch’s divided into two types: fresh and salted fish. The marketing of fresh fish consists of two channels, while the marketing of salted fish consists of one channel. The marketing institutions involved include fishers, big collectors, collecting traders, market traders, and fish processing units. Big collectors are the most dominant marketing institution in the marketing channel.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124501
Appears in Collections:UT - Fisheries Resource Utilization

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Muhamad Ridwan (C44190017).pdf
  Restricted Access
Cover688.62 kBAdobe PDFView/Open
Fulltext_Muhamad Ridwan (C44190017).pdf
  Restricted Access
Fulltext1.37 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_Muhamad Ridwan (C44190017).pdf
  Restricted Access
Lampiran1.86 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.