Strategi Pengembangan Portofolio Pembiayaan Mikro di Bank Syariah Indonesia (Studi Kasus di Kantor Cabang Pembantu Bogor Dramaga Perwira)

Abstract

Peranan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) dalam struktur perekonomian Indonesia dinilai penting dan strategis. Namun demikian, para pelaku UMKM masih memiliki kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun pengembangan usaha, disamping masalah SDM dan teknologi. Perbankan syariah mengambil peranan strategis dalam meningkatkan UMKM, terutama dalam masalah pendanaan dan dukungan dalam masalah pendampingan teknis dan non-teknis. Secara kuantitatif peran perbankan syariah terhadap UMKM masih dinilai belum memuaskan karena pangsa pasar yang dikuasai hanya 7,03%. Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bogor Dramaga Perwira adalah kantor layanan yang berlokasi di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, di bawah Supervisi BSI Regional V Jakarta 2 dan Area Bogor. Berdasarkan laporan kinerja bisnis KCP per 31 Desember 2022, realisasi pembiayaan mikro Rp 37,122 miliar. Bila dibandingkan dengan data realisasi pembiayaan mikro di seluruh perbankan di wilayah Kabupaten Bogor, yaitu 26 Bank Umum Konvensional dan enam Bank Umum Syariah, market share BSI KCP Bogor Dramaga Perwira sebesar 0,24%. Dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan market share perbankan syariah di Indonesia yang berkisar di angka 7,03%, maka market share pembiayaan mikro BSI KCP Bogor Dramaga Perwira masih sangat kecil, sehingga masih banyak ruang untuk bisa tumbuh sejalan dengan pertumbuhan perbankan syariah. Hal ini yang menjadi permasalahan utama yang harus dipecahkan melalui pendekatan strategi pengembangan portofolio pembiayaan mikro yang efektif sehingga menambah market share. Tujuan penelitian adalah (1) mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan portofolio pembiayaan mikro, (2) menyusun strategi yang tepat dengan analisis strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) dalam meningkatkan pertumbuhan portofolio pembiayaan mikro dengan mutu yang baik dan lancar, serta berkelanjutan bagi BSI KCP Bogor Dramaga Perwira, dan (3) merekomendasikan pengembangan UMKM menurut skim pembiayaan mikro BSI yang ada sesuai quantitative strategi planning matrix (QSPM). Penelitian bersifat studi kasus yang dilakukan dengan menelusuri data dan informasi yang diperoleh dari PT BSI, baik di pusat maupun KCP Bogor Dramaga Perwira. Pengamatan atau observasi yang dilakukan meliputi pengamatan atau observasi secara langsung terhadap kegiatan operasional, terutama kegiatan pembiayaan mikro. Pengumpulan data dilakukan dengan (1) mengambil data pembiayaan mikro di BSI KCP Bogor Dramaga Perwira, (2) studi kepustakaan (eksplorasi), (3) wawancara, baik dengan tatap muka langsung atau media lainnya yang dilakukan menggunakan alat bantu kuesioner dengan responden berjumlah lima orang yang mengetahui permasalahan yang dikaji (Branch Manager, Area Micro and Pawning Manager, Area Micro Banking Manager, Micro Banking Manager dan Micro Business Representative). Data berupa faktor-faktor lingkungan, yaitu internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja pembiayaan yang digambarkan dengan matriks internal factor evaluation (IFE) dan matriks external factor evaluation (EFE). Hasil dari skor total matriks IFE dan EFE dilakukan pemetaan dengan matriks internal-eksternal (IE) dan selanjutnya dilakukan perumusan strategi untuk merumuskan alternatif strategi utama dengan matriks SWOT, serta QSPM untuk menentukan strategi terbaik. Hasil analisis dengan matriks IFE dan EFE didapatkan faktor internal dan eksternal yang dominan di BSI KCP Bogor Dramaga Perwira adalah pricing pembiayaan murah dengan produk BSI Kredit Usaha Rakyat (KUR), persyaratan mudah, Service Level Agreement (SLA) proses pembiayaan cepat, akad pembiayaan sesuai syariah, promosi pembiayaan mikro masih sangat kurang, pembatasan segmen usaha yang dapat dibiayai dan program pembinaan kepada kelompok usaha masih sangat kurang, jumlah UMKM di Kabupaten Bogor banyak, minat masyarakat beralih pada perbankan syariah sangat tinggi dan bank pesaing yang menjual produk mikro cukup banyak. Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan alternatif strategi yang dapat diterapkan berdasarkan QSPM adalah membangun kerjasama dengan komunitas-komunitas usaha mikro melalui pembiayaan klaster mikro, memaksimalkan pemasaran dan pelayanan secara online, inovasi produk pembiayaan mikro menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu SDM dengan konsisten melaksanakan pendidikan dan pelatihan karyawan. Berdasarkan hasil analisis, maka implikasi manajerial yang dapat dilakukan yaitu (1) penyaluran pembiayaan mikro melalui kerjasama atau kemitraan dengan kelompok-kelompok usaha melalui kluster mikro yang akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan mikro di BSI KCP Bogor Dramaga Perwira, (2) inovasi produk pembiayaan mikro menjadi keharusan untuk menfasilitasi keberagaman dan perkembangan kebutuhan konsumen, diantaranya memaksimalkan teknologi informasi untuk mempercepat akses pemasaran produk pembiayaan mikro dengan menggunakan aplikasi digital dan online, seperti aplikasi salam digital yang dimiliki BSI saat ini, dan (3) penetrasi pasar pembiayaan mikro yang dilakukan oleh BSI KCP Bogor Dramaga Perwira masih rendah yaitu market share sebesar 0,24%. Untuk itu perlu peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui program pendidikan dan pelatihan secara konsisten agar pegawai mempunyai kecukupan pemahaman produk dan penguasaan bisnis model dalam menghadapi persaingan di pasar perbankan.