Partisi Geokimiawi Pb dan Ni di Sedimen Permukaan Perairan Teluk Lampung

Abstract

Teluk Lampung merupakan perairan dangkal dan telah mengalami perubahan pemanfaatan lahan menjadi daerah pariwisata, pemukiman padat penduduk, pertambangan, pelabuhan, dan industri. Hal ini dapat menyebabkan masuknya polutan yang berasal dari sumber antropogenik ke dalam perairan. Logam berat merupakan polutan berbahaya yang dapat berbahaya bagi kehidupan biota laut apabila telah melebihi baku mutu. Akan tetapi, logam berat yang telah teradsorpsi ke dalam sedimen dapat mengalami desorpsi atau pelepasan kembali ke kolom perairan pada kondisi tertentu, sehingga hal ini dapat membahayakan bagi kehidupan biota laut di perairan Teluk Lampung. Penelitian ini bertujuan menduga potensi sumber Pb dan Ni berdasarkan partisi geokimiawi dalam sedimen di perairan Teluk Lampung dan mengkaji tingkat kontaminasi Pb dan Ni terhadap sedimen di perairan Teluk Lampung. Penelitian ini menggunakan 5 stasiun pengambilan sampel yang terletak di dekat kepala teluk hingga ke tengah atau ke arah mulut teluk yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan van veen grab. Pendugaan potensi sumber Pb dan Ni dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi bertingkat Sequential Extraction Procedure Bureau Commune de Reference of the European Commission (SEP BCR) dengan menggunakan empat fraksi yaitu fraksi terlarutkan asam (F1), fraksi tereduksi (F2), fraksi teroksidasi (F3), fraksi Residu (F4). Konsentrasi Ni diukur dengan menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrometry (flame AAS) dan Pb menggunakan Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS). Konsentrasi partisi geokimiawi Pb dan Ni secara umum yaitu F2<F1<F3<F4. Konsentrasi partisi geokimiawi Pb secara umum didominasi oleh fraksi residu (F4) (9,62-23,74 mg/kg) dibandingkan dengan fraksi non-residual (F1+F2+F3) (0,21-0,55 mg/kg), sehingga diperkirakan sumber logam berat masih dominan berasal dari sumber alami. Konsentrasi partisi geokimiawi Ni secara umum didominasi oleh fraksi residu (F4) (2,95-7,96 mg/kg) dibandingkan dengan fraksi non-residual (F1+F2+F3) (2,54-5,75 mg/kg). Akan tetapi, pada stasiun TL 1 fraksi non-residual lebih dominan dibandingkan dengan fraksi residual, sehingga diperkirakan Ni pada stasiun TL 1 dominan berasal dari sumber antropogenik. Tingkat kontaminasi Pb dan Ni berdasarkan pada enrichment factor (EF), indeks geoakumulasi (Igeo), faktor kontaminasi (FK) dan indeks beban pencemar (PLI), secara umum Pb telah terdapat pengayaan kecil hingga tercemar sedang dan secara umum pengayaan yang terjadi pada Ni masih tergolong minim. Berdasarkan pada partisi geokimiawi dan perhitungan tingkat kontaminasi Pb dan Ni di sedimen perairan Teluk Lampung diperkirakan kontaminasi Pb dan Ni yang terjadi belum berbahaya bagi biota dan lingkungan perairan karena masih berada di bawah baku mutu Australian and New Zealand Environment and Conservation Council (ANZECC) (2000).