Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12425
Title: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor teh indonesia
Authors: Junaidi, Mirwan
Issue Date: 2005
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Tanaman teh merupakan salah satu komoditas pertanian subsektor perkebunan yang diusahakan secara komersial di Indonesia sejak tahun 1800-an. Komoditas teh memiliki peranan yang besar dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia melalui ekspor ke luar negri. Pada tahun 2003, komoditas teh berperan sebesar 3,63 persen terhadap nilai total ekspor pertanian. Dibandingkan dengan ekspor hasil pertanian lainnya teh merupakan komoditas ekspor yang menonjol disamping komoditas udang, kopi, kakao, ikan, dan rempah-rempah. Di samping itu semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi teh merupakan bidang usaha yang memberikan kesempatan kerja yang luas bagi penduduk Indonesia. Ekspor teh Indonesia ditujukan kepada 35 negara dengan negara tujuan utama yang disebut pasar tradisional yaitu Pakistan, Amerika Serikat, dan Inggris. Pangsa pasar ekspor teh Indonesia pada tahun 2002 Indonesia sebesar 7,2 persen dan menempati peringkat kelima setelah Kenya sebesar 18,5 persen, Srilangka sebesar 17,9 persen, Cina sebesar 18,5 persen, dan India sebesar 20,7 persen (ITC, 2002). Pasar ekspor teh masih terbuka, hal ini dapat dilihat dari kurangnya pasokan teh dunia yang menyebabkan excess demand sebesar 13.000 ton per tahun bahkan dalam tahun-tahun berikutnya permintaan dunia terhadap teh dapat meningkat dan harus dibarengi dengan peningkatan penawaran ekspor dari negara-negara produsen teh. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan penawaran ekspor teh ke pasar dunia. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan produksi dan ekspor komoditas teh Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor teh Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder time series dari tahu 1979 sampai dengan tahun 2002. Metode analisis yang digunakan adalah metode Error Correction Model (ECM). Dalam penelitian ini digunakan pendekatan ECM karena pendekatan ini dapat memberikan makna yang lebih luas dari estimasi model ekonomi sebagai pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen dalam hubungan jangka pendek dan jangka panjang (Juliantono, 2003). Adapun variabel yang diduga mempengaruhi penawaran ekspor teh Indonesia adalah produksi domestik (Qt), harga domestik riil (PDt), harga ekspor riil (PXt), nilai tukar riil rupiah terhadap dollar A.S (ERt), kondisi perekonomian pra krisis dan pasca krisis sebagai dummy (Dt), dan penawaran ekspor tahun sebelumnya (Xt-1). Volume ekspor komoditas teh Indonesia berfluktuasi. Hal ini dapat dijelaskan dengan membagi dua periode yaitu masa pra krisis dan pasca krisis. Pada masa pra krisis tahun 1979-1996 volume ekspor teh cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,32 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 1979-1980 sebesar 39,43 persen. Sedangkan pada masa pasca krisis tahun 1997-2002 volume ekspor teh juga cenderung meningkat yaitu sebesar 2,35 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 1998-1999yaitu sebesar 46,50 persen. Produksi teh rata-rata meningkat sebesar 2,72 persen per tahun, namun terdapat pula penurunan yang cukup besar tahun 1979-2002 yaitu pada tahun 1981-1982 sebesar 15,03 persen dan tahun 1993-1994 sebesar 17,08 persen. Penurunan produksi ini disebabkan berkurangnya luas tanaman menghasilkan dan meningkatnya luas lahan tanaman yang rusak. Pola data harga domestik menunjukan kecenderungan meningkat per tahun. Harga domestik tertinggi dicapai pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp 7.096/Kg, sedangkan harga terendah terjadi pada tahun 1979 sebesar Rp 683/Kg. Pada tahun 1985-1998 terjadi pertumbuhan yang relatif kecil yaitu sebesar 3,55 persen, sedangkan pada akhir periode antara tahun 1998-2002 terjadi peningkatan harga yang relatif besar yaitu 41,63 persen. Hal ini disebabkan faktor krisis ekonomi yang berpengaruh terhadap kenaikan harga teh domestik. Harga ekspor mengalami penurunan yang besar pada tahun 1985 yaitu sebesar 37,40 persen. Selanjutnya sejak tahun 1986 hingga 2002, fluktuasi harga ekspor lebih kecil daripada tahun-tahun sebelumnnya. Hingga akhir tahun 2002 harga terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 0,979 US$/Kg. Turunnya harga ekspor lebih disebabkan mutu teh Indonesia yang terus menurun dan adanya negara pesaing yang menawarkan komoditas teh yang lebih baik mutunya. Dari dugaan regresi yang dihasilkan ECM, variabel bebas jangka pendek yang berpengaruh secara nyata pada á = 15 persen terhadap pertumbuhan volume ekspor teh Indonesia adalah pertumbuhan penawaran ekspor tahun sebelumnya, pertumbuhan produksi, pertumbuhan nilai tukar, dan dummy. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam mengekspor teh pihak pengekspor akan melihat volume ekspor tahun sebelumnya. Jika volume ekspor tahun sebelumnya menunjukkan jumlah yang ditawarkan tidak memenuhi permintaan maka volume ekspor pada tahun selanjutnya akan ditingkatkan. Peningkatan nilai tukar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan volume penawaran ekspor teh Indonesia. Produsen teh dalam negri akan meningkatkan volume ekspor teh karena berupaya memenuhi permintaan yang meningkat yang merupakan respon dari harga yang dirasakan lebih murah di pasar dunia akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar A.S. variabel dummy menunjukkan pengaruh negatif pada masa pasca krisis oleh pertumbuhan volume ekspor teh, yang berarti pada masa pasca krisis volume ekspor teh menurun dibandingkan dengan masa pra krisis. Dari dugaan regresi yang dihasilkan ECM, variabel bebas jangka panjang yang berpengaruh secara nyata pada á = 15 persen terhadap pertumbuhan volume ekspor teh Indonesia adalah pertumbuhan produksi, pertumbuhan nilai tukar, dan dummy. Volume ekspor teh dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak responsif terhadap seluruh variabel bebas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai elastisitas yang lebih kecil dari 1. Volume penawaran ekspor teh perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan volume ekspor teh pada tahun selanjutnya. Perlu dijaga kontinuitas produksi teh dan peningkatan produksi guna meningkatkan volume penawaran ekspor teh sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Diperlukan upaya menjaga kontinuitas dan meningkatkan mutu komoditas teh sehingga dapat bersaing dengan komoditas teh negara lain. Diperlukan upaya penguatan nilai tukar dengan menjaga kondisi ekonomi makro Indonesia tetap kondusif agar para produsen dan eksportir tidak ragu-ragu dalam meningkatkan ekspor teh.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12425
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05mju_abstract.pdf
  Restricted Access
abstract231.84 kBAdobe PDFView/Open
A05mju.pdf
  Restricted Access
full text798.25 kBAdobe PDFView/Open
A05mju_abstract.ps
  Restricted Access
PostScript1.14 MBPostscriptView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.