Kualitas Pupuk Organik Padat dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Kotoran Hewan

Abstract

ARIF FAUZAN RAHMAN. Kualitas Pupuk Organik Padat dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Kotoran Hewan. Dibimbing oleh DEDEN SAPRUDIN dan FAHRIZAL HAZRA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan utama di Indonesia yang banyak menghasilkan limbah biomassa salah satunya tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah TKKS mencapai 23% dari total bobot produksi kelapa sawit, kaya akan unsur hara yang penting dan dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu pemanfaatannya ialah diolah menjadi pupuk organik dengan cara biocomposting yang bergantung pada mikrob untuk memecah komponen organik dan melepaskan nutrisi yang tersedia di TKKS. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh tambahan kotoran hewan (kohe) yang pada kualitas pupuk organik padat dari limbah TKKS yang dihasilkan. Percobaan menggunakan 2 ragam kohe, yaitu kohe ayam dan kohe kambing. Hasil penelitian menunjukkan keunggulan yang beragam dari kedua varian. Keunggulan pupuk dengan kohe ayam ialah berupa tekstur berserat, nisbah C/N rendah, kadar hara (P, Zn, dan B) yang lebih tinggi, serta kadar logam berat yang lebih rendah. Sebaliknya pupuk dengan kohe kambing memiliki keunggulan berupa tekstur granula padat, kadar hara (K, Mo, Fe-total, dan Fe-tersedia) yang lebih tinggi, serta tidak terdapat kandungan logam As.

ARIF FAUZAN RAHMAN. Quality of Solid Organic Fertilizer from Empty Palm Bunches (Elaeis guineensis Jacq.) and Animal Manure. Supervised by DEDEN SAPRUDIN and FAHRIZAL HAZRA. Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is a major plantation crop in Indonesia that produces a lot of biomass waste, one of which is oil palm empty fruit bunches (EPB). EPB waste reaches 23% of the total weight of oil palm production, is rich in important nutrients and can be utilized for plant growth. One of the uses is to be processed into organic fertilizer by biocomposting which depends on microbes to break down organic components and release nutrients available in EPB. This study aims to evaluate the effect of additional animal manure (kohe) on the quality of solid organic fertilizer from EPB waste produced. The experiment used 2 varieties of kohe, namely chicken kohe and goat kohe. The results showed diverse advantages of both variants. The advantages of fertilizer with chicken kohe are fibrous texture, low C/N ratio, higher nutrient levels (P, Zn, and B), and lower heavy metal levels. On the other hand, fertilizer with goat cohe has the advantage of a dense granule texture, higher nutrient levels (K, Mo, Fe-total, and Fe-available), and no As metal content.