Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123839
Title: Komunikasi Partisipatif untuk Membangun Semangat Kewirausahaan Sosial dan Kesejahteraan Petani Pada Taman Teknologi Pertanian.
Authors: Lubis, Djuara P.
Saefuddin, Asep
Adiwibowo, Soeryo
Moenawar, M. Ghozali
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Komunikasi untuk peningkatan kesejahteraan petani melalui kewirausahaan sosial belum menjadi paradigma pembangunan yang memadai. Sementara pendekatan ini relevan untuk mengantisipasi masalah pertanian global. Diperkirakan 2,5 (dua setengah) miliar pelaku rantai nilai pertanian di seluruh dunia bergantung pada hasil panen dari sekitar 475 juta petani. Di lain pihak sebagian besar petani masih menghadapi ketidakberdayaan. Fenomena serupa terjadi di Indonesia, merujuk hasil survei BPS, tahun 2023, tidak kurang dari 40,69 juta penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Di sisi lain sektor pertanian Indonesia masih menyimpan masalah ketahanan pangan, keamanan dan keberlanjutan. Terutama pada masalah produksi, distribusi, dan keterjangkauan harga. Penanganan masalah dengan pendekatan kewirausahaan sosial walaupun belum fokus pada komunikasi, aspek-aspek komunikasi sebagai premis dasar masih kurang disinggung. Namun, kewirausahaan dan komunikasi tidak mudah untuk dipisahkan. Praktik kewirausahaan sosial tidak sedikit dikembangkan melalui sistem inovasi pertanian sebagai mekanisme peningkatan kesejahteraan petani, seiring dengan keniscayaan tingkat komunikasi pembangunan partisipatif dalam menerapkan sistem inovasi pertanian pada Taman Teknologi Pertanian (TTP) Penelitian ini bertujuan merumuskan model tingkat komunikasi partisipatif untuk membangun tingkat semangat kewirausahaan sosial dan tingkat kesejahteraan petani. Merujuk pada premis program peningkatan kesejahteraan akan efektif relevan dan berkelanjutan, bila petani terlibat secara aktif dalam program pembangunan. Premis ini sejalan dengan pendekatan sosial budaya, ekologi dan ekonomi pada TTP, yang meniscayakan implementasi tingkat komunikasi pembangunan partisipatif program TTP sebagai tuntutan ambang batas pembangunan dan kerangka ekologi sosial. Mempertimbangkan asumsi filosofis dan perspektif teoritis subjek penelitian yang melekat dengan hybrid nature, penelitian ini mengadopsi metode campuran kuantitatif dan kualitatif (mix method) dengan strategi concurrent embedded. Populasi responden adalah petani peserta program di tiga TTP Lamongan, Garut dan Bogor, berjumlah 4350 petani. Data yang dikumpulkan berjumlah 218 sampel (responden) yang tersebar di tiga TTP, Lamongan, Garut dan Bogor. Sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan toleransi kesalahan lima persen dan tingkat kepercayaan sembilan puluh lima persen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat komunikasi pembangunan partisipatif di TTP Bogor, Garut, dan Lamongan bervariasi, ada kesamaan dan perbedaan yang khas di tiap lokasi. Di Bogor dan Garut, indikator partisipasi terbaik adalah dalam hal hak informasi dan akses informasi, berbeda dengan Lamongan yang tinggi dalam konsultasi dan kerjasama. Sementara tingkat komunikasi pembangunan partisipatif dipengaruhi faktor sosiodemografi, performa kelembagaan, dan faktor lingkungan secara signifikan, kecuali faktor peran pendamping. Tingkat komunikasi pembangunan partisipatif, faktor sosiodemografi, performa kelembagaan, dan faktor lingkungan; berpengaruh signifikan terhadap tingkat semangat kewirausahaan sosial petani; kecuali peran pendamping. Hal yang sama tingkat semangat kewirausahaan sosial petani, faktor sosiodemografi, performa kelembagaan TTP, peran pendamping, faktor lingkungan, dan tingkat komunikasi pembangunan partisipatif; berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani, kecuali faktor peran pendamping. Penelitian ini menghasilkan model tingkat komunikasi partisipatif untuk membangun tingkat semangat kewirausahaan sosial dan tingkat kesejahteraan petani dengan entry point jalur tingkat komunikasi pembangunan partisipatif yang dimediasi oleh semangat kewirausahaan. Indikator yang memiliki kontribusi paling besar adalah faktor lingkungan, performa kelembagaan dan motivasi. Ada kesamaan kegiatan komunikasi di ketiga lokasi namun juga ada kekhasan yang dimiliki tiap daerah tersebut. Model besar ini menjadi model general hasil penelitian ini yang dapat menjadi titik berangkat menuju model tipikal di setiap lokasi yang berbeda. Rekomendasi rencana aksi, perlu memaksimalkan komunikasi partisipatif dengan mempertimbangkan tingkatannya untuk membangun semangat kewirausahaan sosial petani TTP sebagai upaya peningkatan kesejahteraannya. Terutama komunikasi partisipatif yang menyesuaikan penguatan program TTP dengan memperhatikan produk unggulan masing-masing daerah, guna menjaga keberlangsungan usaha bersama.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123839
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover- (I362170171) M. GHOZALI MOENAWAR.pdf
  Restricted Access
Cover503.63 kBAdobe PDFView/Open
DISERTASI - (I362170171) M. GHOZALI MOENAWAR - Ghozali Moenawar.pdf
  Restricted Access
Fulltext19.81 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran - (I362170171) M. GHOZALI MOENAWAR.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.37 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.