Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123456
Title: Hubungan karakteristik petani lahan tadah hujan dengan persepsi mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah
Authors: Tjitropranoto, Prabowo
Monty;
Maksum
Issue Date: 1994
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penelitian dirancang sebagai survei yang bersifat deskriptif. Peubah bebas yang digunakan adalah karakteristik petani lahan tadah hujan, yang meliputi: umur, pcndidikan formal, pendidikan non formal, pcngalaman bcrtani, kosmopolitan, pendapatan keluarga, luas lahan, status lahan, sumbcr informasi pertanian yang digunakan, dan keanggotaan dalam kelompok. Peubah tcrikat adalah persepsi tentang faktor-faktor penghamhat adopsi embung, meliputi faktor-faktor: lahan sempit, modal terbatas, kurang tenaga kerja, terbatas pendidikan, kurang informasi, terbatas kontak dengan Peneliti dan Penyuluh, rendahnya tingkat keuntungan, kurang sesuai dengan cara-cara yang ada, sulit dibuat, hasilnya tidak segera terlihat, dan terbatasnya peluang pemanfaatan air embung kelompok. Penelitian dilaksanakan di Desa Karang Benda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. 74 orang petani lahan tadah hujan dijadikan sampel penelitian yang dipilih secara acak proporsional dari empat kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan gelar teknologi emhung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi responden menurut sejumlah karakteristik yang diamati, mengetahui persepsi responden tentang faktor-faktor penghambat adopsi emhung, dan mengetahui hubungan karakteristik responden dengan persepsi mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi em bung. Koefisien korelasi antara peubah yang digunakan dengan persepsi ten tang faktor-faktor penghambat adopsi embung menggunakan uji statistik Korelasi Rank Spearman (rs) dan Konkordansi Kendall (w). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Distribusi responden menurut sejumlah karakteristik yang diamati nampak bervariasi; (2) Persepsi responden tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung berbeda menurut karakteristik masing-masing. Namun demikian terdapat kesesuaian dan kesepakatan yang kuat diantara responden dalam menyusun peringkat faktor penghambat adopsi em bung; (3) Umur, Pendidikan non formal, Pengalaman bertani, Luas lahan, Status lahan, dan Keanggotaan dalam kelompok berhubungan sangat nyata dengan persepsi mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung. Sedangkan Pendidikan formal, Kosmopolitan, Pendapatan Keluarga, Sumber informasi pertanian yang digunakan berhubungan nyata dcngan persepsi mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang menghambat responden mengadopsi embung adalah lemahnya sumberdaya yang dimiliki, yaitu modal terbatas, lahan sempit, dan kurang tenaga kerja; Faktor kedua yang menghambat petani mengadopsi embung adalah kurang informasi, serta waktu yang masih singkat; dan faktor kctiga adalah hambatan faktor sosial ekonomi. Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan teknis petani ten tang cara membuat em bung dan pemanfaatannya, ialah: (I) intensitas penyuluhan melalui pendekatan personal, kelompok dan massa perlu ditingkatkan; (2) untuk mengatasi hambatan-hambatan permodalan ( modal terbatas dan lahan sempit), pemerintah dengan dana yang ada dapat memberi bantuan berupa kredit; (3) Pemda setempat dapat mengganti rugia tanah milik petani untuk dibangun embung milik kelompok. Selanjutnya dalam tenggang waktu tertentu petani pengguna air embung tersebut dapat mengangsur kcpada pcmerintah alas tanah yang telah dibangun embung.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123456
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1994MAK.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.