Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123284
Title: Komunikasi Gerakan Sosial untuk Menolak Rencana Reklamasi Teluk Benoa Bali (Studi Etnografi Masyarakat Adat Pesisir di Bali Selatan)
Other Titles: Social Movement Communication to Reject the Benoa Bay Reclamation Plan (An Ethnographic Study of Indigenous Communities in South Coastal Bali)
Authors: Hapsari, Dwi Retno
Kinseng, Rilus A
Wijaya, Desak Gede Karlina Satwiva
Issue Date: 8-Aug-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Kerusakan lingkungan dan sedimentasi yang terjadi di Perairan Teluk Benoa sebagai gerbang rencana reklamasi berkedok revitalisasi yang akan dilakukan oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional. Kebijakan yang berjalan mulus dan terbit secara diam-diam mengejutkan banyak pihak terutama aktivis lingkungan dan masyarakat adat yang tinggal di Desa Penyangga Perairan Teluk Benoa. Rencana ini mendapat respon negatif dari masyarakat adat karena dampak jangka panjang yang dirasakan oleh masyarakat adat. Penolakan mengenai rencana reklamasi Teluk Benoa terus dilakukan dalam kurun waktu yang lama. Komunikasi gerakan sosial masyarakat adat tidak akan terlepas dari aktor, power relations, trust, norm and value, eksplorasi dan marginalisasi masyarakat adat. Komunikasi dalam gerakan sosial masyarakat adat selain berfokus pada aktor, power relations, trust, norm and value, juga berfokus pada aspek narasi yang mampu menawarkan dan menelaah mengapa identitas budaya menjadi faktor yang sangat kuat membentuk solidaritas dalam gerakan sosial untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. Apakah Teluk Benoa hanya penting untuk masyarakat adat krama Bali atau juga masyarakat yang bukan krama Bali? Teori naratif framing melihat bagaimana pentingnya wacana dalam mengatur pengalaman tentang dunia dan hubungannya dengan lingkungan secara koheren. Dengan demikian, tujuan dalam penelitian komunikasi gerakan sosial masyarakat adat untuk menolak rencana reklamasi adalah untuk (1) menganalisis kearifan lokal mempengaruhi gerakan sosial Bali tolak reklamasi Teluk Benoa sebagai upaya menolak proyek reklamasi di Teluk Benoa; (2) menganalisa perilaku komunikasi masyarakat adat dalam partisipasi pengambilan keputusan untuk menolak proyek reklamasi Teluk Benoa; (3) menganalisa bentuk konsistensi dan kekuatan gerakan sosial masyarakat adat dalam upaya menolak proyek reklamasi Teluk Benoa. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan kajian etnografi untuk mendalami perilaku komunikasi masyarakat adat dan keterlibatan masyarakat adat dalam suatu gerakan sosial untuk menyuarakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa dengan tegas. Data primer dan data sekunder dikumpulkan pada penelitian untuk membantu dalam melengkapi telaah kajian. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 12 informan. Data sekunder diperoleh melalui penelitian sebelumnya yang melibatkan analisis dokumen terkait reklamasi di Teluk Benoa. Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) pada Desa Adat Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai dengan Februari 2022. Falsafah fundamental sebagai pondasi pembangunan selalu menjadi acuan baik dalam sistem pemerintahan maupun kehidupan sehari-hari yaitu falsafah Tri Hita Karana. Hal ini menjadi kekuatan masyarakat adat untuk berjuang dan melawan investor PT TWBI untuk tidak melakukan reklamasi di Teluk Benoa. Kearifan lokal sebagai salah satu strategi kampanye yang dibangun oleh masyarakat adat berupa sebuah wacana yang dikembangkan dalam sebuah narasi. Narasi yang dibangun tentu bukanlah sebuah cerita dongeng, namun berdasarkan fakta dan kajian melalui lontar dan purana sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Hindu Bali. Wacana kearifan yang dibangun berdasarkan tataran empiris meliputi nilai nilai ajaran agama Hindu seperti Panca Maha Bhuta yang menjadi simbol pembentuk alam semesta, ditemukannya 71 titik suci sebagai akumulatif dari pengetahuan tetua, kajian lontar dan purana serta makna laut sebagai tempat pembersihan dan pelaksanaan ritual melasti serta mapekelem di laut. Dengan demikian pondasi yang kuat ini menjadi kekuatan dalam gerakan sosial masyarakat adat untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. Perilaku komunikasi masyarakat adat dalam partisipasi pengambilan keputusan untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa menjadi sebuah keberhasilan untuk meningkatkan solidaritas dalam gerakan sosial dan mampu membangun mobilitas gerakan. Aktor dibagi menjadi aktor protagonis dan aktor antagonis. Aktor protagonis adalah individu-individu yang pro terhadap lingkungan seperti bendesa adat, aktivis lingkungan, masyarakat adat, musisi, dan mahasiswa. Aktor antagonis adalah Pemerintah Provinsi Bali dan investor PT Tirta Wahana Bali Internasional. Alur cerita yang dibangun merupakan bentuk narasi perjuangan masyarakat adat untuk menyelamatkan lingkungan dan budaya Bali. Secara umum perilaku komunikasi yang dilakukan adalah peer to peer dan komunikasi interpersonal dengan melibatkan pesan verbal dan nonverbal. Masyarakat Adat Kedonganan yang menentang proyek reklamasi di Teluk Benoa didasarkan pada komunikasi interpersonal antara pemuda dan komunitas ForBali, koordinator ForBali dengan bendesa adat, serta bendesa adat dengan masyarakat Kedonganan secara langsung. Komunikasi ini efektif dalam menyampaikan pesan untuk menjaga karakteristik desa adat yang diteruskan dari generasi ke generasi dan melindunginya dari ancaman reklamasi. Proses interpretasi pesan ini menghasilkan gerakan sosial yang halus dengan menghormati prinsip komunikasi yang dimulai dari individu (the self) dan melibatkan orang lain seperti masyarakat (society) dalam konteks yang lebih luas. Bentuk konsistensi dan kekuatan gerakan sosial masyarakat adat dalam upaya menolak proyek reklamasi Teluk Benoa menjadi suatu keberhasilan bagi masyarakat adat. Bentuk gerakan dalam menolak rencana reklamasi Teluk Benoa adalah gerakan moral dengan adanya narasi provokasi, kontestasi framing, kepentingan politik dan narasi mitos sebagai bentuk peningkatan intensitas gerakan yang menciptakan gerakan menjadi semakin kuat dan memiliki solidaritas tinggi untuk mencapai keberhasilan gerakan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123284
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover karlina watermark.pdf
  Restricted Access
Cover775.15 kBAdobe PDFView/Open
full text karlina watermark.pdf
  Restricted Access
Full Text3.26 MBAdobe PDFView/Open
lampiran karlina watermark.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.51 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.