Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122946
Title: Model Ekonomi Kelautan Kota Bontang Berkelanjutan
Other Titles: Sustainable Ocean Economic Model of Bontang City
Authors: Kusumastanto, Tridoyo
Anggraini, Eva
Sadelie, Agus
Sulistianto, Erwan
Issue Date: 2023
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pembangunan ekonomi di Kota Bontang telah lama didukung oleh aktivitas industri industri yang masih memiliki ketergantungan pada pasokan luar daerah, sehingga menjadi tantangan bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi Kota Bontang di masa depan. Kota Bontang memiliki ekosistem laut yang cukup beragam, sehingga pengembangan sektor ekonomi berbasis ekosistem perlu dipertimbangkan sebagai alternatif model pembangunan ekonomi berkelanjutan, yang mencakup sektor perikanan dan pariwisata bahari. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji nilai ekonomi ekosistem kawasan Kota Bontang, (2) menganalisis keterkaitan antar sektor ekonomi dan dampak ekonomi yang dihasilkan di kawasan pesisir Kota Bontang, (3) mendesain model pengelolaan ekonomi kelautan Kota Bontang secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggabungkan beberapa metode analisis, yaitu valuasi ekonomi ekosistem, analisis tabel input-output, dan model dinamik. Melalui mix-method, peneltian ini menghasilkan beberapa kebaruan yaitu Kebaruan penelitian ini adalah (1) Pertumbuhan ekonomi kelautan berbasis ekosistem berkelanjutan ditentukan oleh optimasi tingkat ekstraksi sumberdaya, laju ektraksi, dan interaksi antar aktivitas ekonomi. (2) Pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan dipengaruhi oleh nilai ekonomi ekosistem, alokasi sumberdaya, penataan ruang, dan kebijakan investasi. Hasil penilaian ekonomi total berbasiskan ekosistem Kota Bontang adalah sekitar Rp 2.078.557.248.192,38 per tahun, yang terdiri dari mangrove sebesar Rp 511.463.991.074,78 per tahun, terumbu karang sebesar Rp 109.499.563.865,16 per tahun, dan lamun sebesar Rp 1.457.613.693.152,44 per tahun. Struktur ekonomi Kota Bontang didominasi bidang ekonomi kelautan (94,38%), jauh lebih besar dari bidang ekonomi non kelautan (5,62%). Sektor ekonomi kelautan yang memiliki nilai pengganda output dan pendapatan tertinggi adalah pariwisata bahari, sedangkan sektor yang memiliki nilai pengganda tenaga kerja tertinggi adalah sektor industri kelautan. Simulasi model dinamik dilakukan dengan tiga skenario investasi untuk melihat perubahan output dan penyerapan tenaga kerja. Kenaikan investasi tertinggi sebesar 10% akan mampu meningkatkan output sektor industri kelautan mencapai Rp 73.986,95 miliar dan tenaga kerja mencapai 69.090 orang. Pada sektor perikanan output meningkat hingga Rp 869,81 miliar dan tenaga kerja mencapai 1.196.105 orang. Pada sektor wisata bahari kenaikan investasi mampu meningkatkan output hingga Rp 150,65 miliar, dan tenaga kerja mencapai 1.015.413 orang. Implikasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah perlunya pengelolaan ekonomi kelautan yang lebih mengutamakan pemanfaatan jasa lingkungan agar menurunkan kerusakan lingkungan serta dapat meningkatkan nilai ekonomi ekosistem di wilayah tersebut. Beberapa aktivitas penting yang perlu dikembangkan adalah perikanan tangkap dan pariwisata bahari yang menerapkan aspek keberlanjutan ekologi, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Khususnya untuk pariwisata bahari diperlukan peningkatan fasilitas dan SDM berkualitas di bidang tersebut, serta promosi untuk meningkatkan kunjungan wisata.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122946
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER.pdf
  Restricted Access
Cover877.81 kBAdobe PDFView/Open
FULL TEKS.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.51 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran925.36 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.