Analisis Kekeringan Berdasarkan Indeks Neraca Air Thornthwaite Mather dan Kerentanan di Kabupaten Wonogiri

Abstract

Salah satu penyebab kekeringan yang terjadi di Wonogiri yaitu sebagian besar lahan di Wonogiri merupakan perbukitan karst dengan top soil yang tipis yang biasanya identik dengan kekeringan. Indeks Thornthwaite-Mather berdasarkan neraca air dapat memberikan informasi mengenai potensi kekeringan yang bertujuan untuk mengantisipasi dan memitigasi bencana kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat dan durasi kekeringan serta memetakan tingkat kepekaan kekeringan di Kabupaten Wonogiri. Analisis kekeringan dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan Thornthwaite Mather, dengan memasukkan data curah hujan, suhu udara, indeks panas bulanan, kapasitas tampungan air, dan faktor koreksi durasi radiasi matahari berdasarkan garis lintang. Sementara itu, sensitivitas kekeringan dinilai dengan menggunakan metode skoring, di mana setiap parameter ditumpangsusunkan dan dievaluasi. Berdasarkan metode neraca air Thornthwaite Mather, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki indeks kekeringan rata-rata sebesar 33,97%, yang mengindikasikan tingkat kekeringan yang tinggi. Rata-rata durasi kekeringan di Kabupaten Wonogiri berdasarkan metode ini berkisar 5-6 bulan, dengan kekeringan terparah terjadi pada tahun 2019. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis spasial kerentanan kekeringan di Kabupaten Wonogiri yang menunjukkan bahwa 40% wilayahnya memiliki kerentanan kekeringan yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa wilayah dengan tingkat kerentanan yang tinggi umumnya berada di daerah perbukitan atau daerah dengan kemiringan lahan yang tinggi. Sehingga hal ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah setempat dalam melakukan mitigasi bencana kekeringan di wilayah Wonogiri.

One of the reasons for the drought that occurred in Wonogiri is that most of the land in Wonogiri is karst hills with thin top soil which is usually identical to drought. The Thornthwaite-Mather index based on the water balance can provide information about drought potential, aiming to anticipate and mitigate drought disasters. This study aims to identify the level and duration of drought and map drought sensitivity in Wonogiri. Drought analysis is conducted using the Thornthwaite-Mather calculation method, incorporating rainfall data, air temperature, monthly heat index, water holding capacity, and a correction factor for solar radiation duration based on latitude. Meanwhile the drought sensitivity is assessed using a scoring method, where each parameter is overlaid and evaluated. Based on the Thornthwaite Mather water balance method, the results obtained show that Wonogiri Regency has an average drought index of 33.97%, which indicates a high level of drought. The average duration of drought in Wonogiri Regency based on this method is around 5-6 months, with the worst drought occurring in 2019. This is shown by the results of the spatial analysis of drought sensitivity in Wonogiri, which shows that 40% of its area has a high sensitivity for drought. Based on the results of the analysis, it can be concluded that areas with a high level of sensitivity are generally located in hilly areas or areas with high land slopes. So this is expected to be an important consideration for the local government in mitigating drought disasters in the Wonogiri area.