Analisis Kapasitas Penampang Sungai Bekasi (Ruas Pertemuan Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi sampai Bendung Bekasi)

Abstract

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang sering mengalami peristiwa banjir. Untuk itu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane melakukan pengendalian banjir di wilayah Bekasi melalui kegiatan normalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas penampang sungai sebelum dan setelah dilakukan normalisasi. Analisis dilakukan pada ruas pertemuan Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi sampai Bendung Bekasi, dengan menggunakan model HEC-RAS. Pada penelitian ini, digunakan data curah hujan selama 15 tahun dari Stasiun Klimatologi Cibinong. Berdasarkan hasil analisis, metode distribusi curah hujan yang digunakan adalah log Pearson tipe III. Analisis dengan metode HSS Nakayasu menunjukkan debit banjir Sungai Bekasi pada periode ulang 25 tahun sebesar 665,81 m3/det. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi luapan pada 102 stasiun dari total 116 stasiun. Pada 102 stasiun yang mengalami luapan, penampang sungainya mempunyai kapasitas antara 453,49 m3/detik – 665,71 m3/detik. Setelah dilakukan normalisasi, berupa pembuatan tanggul dan pengerukan dasar sungai, didapatkan bahwa kapasitas penampang semua stasiun di Sungai Bekasi dapat menampung debit banjir.

Bekasi city is one of the cities that frequently experiences flood events. For this reason, the Ciliwung Cisadane River Basin Authority conducted flood mitigation in the Bekasi area by normalization activities. This study aimed to analyze the river cross-section capacity of the river before and after river normalization. The analysis was carried out at the confluence of Cikeas River and Cileungsi River to Bekasi Weir, using the HEC-RAS model. This study used rainfall data during 15 years from the Cibinong Climatological Station. Based on the analysis results, the rainfall distribution method used is log Pearson type III. The analysis result using the HSS Nakayasu method showed that the flood discharge of the Bekasi River with a 25-year return period was 665.81 m3/s. The analysis results showed that flooding occurred at 102 stations of the total 116 stations. At these 102 stations that overflowed, the river cross-sections had capacities of 453.49 m3/s – 665.71 m3/s. After the river normalization, namely construction of embankments and dredging of the riverbed, the cross-section capacity of all the stations along the Bekasi River could accommodate the flood discharge.