Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121684
Title: Pengaruh kepadatan dan interval pemotongan Gliricidia sepium terhadap produksi dan mutu hijauan di lahan pertanaman kelapa
Authors: J. Paruntu
Soedarmadhi H
B. Tulung
Anis, Selvie D.
Issue Date: 1992
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Gliricidia sepium adalah jenis leguminosa pohon yang digunakan sebagai suplemen pada hijauan rumput yang miskin sebagai pakan. Namun demikian sebagai pakan, tanaman harus dapat bertumbuh kembali pada pemotongan yang teratur dan berproduksi baik pada tingkat kepadatan tertentu terutama di areal yang ternaung. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan populasi tanaman dan jarak waktu potong terhadap hasil dan kualitasnya telah dilaksanakan penelitian ini. Percobaan dilaksanakan di perkebunan kelapa milik swasta sejak Agustus 1990 sampai dengan Juli 1991. Digunakan bibit G. sepium lokal dengan panjang stek 30 cm berdiameter 2-3 cm yang disemaikan pada polybag ukuran 15 x 25 cm. Pemupukan berupa TSP dan KC1 masing-masing sebanyak 75 kg/ha dan UREA 100 kg/ha yang diberikan setelah tanaman berumur 2 bulan. Luas masing-masing petak perlakuan adalah 9 m² Perlakuan dalam percobaan ini adalah Kepadatan Populasi Tanaman (KPT) yakni: masing-masing 20 tanaman, 30 tanaman dan 40 tanaman/petak serta Interval Pemotongan (IP) masing-masing 3, 6 , 9 dan 12 minggu Kedua dalas faktor tersebut diatur secara faktorial. Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Kualitas anak daun 6. sepium yang diukur bakering, protein kasar, NDF, ADF dan Ca dan Pecara tunggal sangat dipengaruhi oleh perlakuan IP yaitu nes mengikuti panjangnya IP, sedangkan perlakuan KPT tidak berperan dengan nyata. dari Perlakuan KPT tidak mempengaruhi kualitas tetapi perlakuan ini mampu menekan pertumbuhan vegetatif dengan sangat nyata pada kepadatan tertinggi (40 tanaman/petak) Sebaliknya pada KPT terendah (20 tanaman/petak) mendominasi kombinasi perlakuan dengan faktor interval pesotongan pada pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan vegetatif terbaik. Dengan demikian faktor KPT menjadi sangat penting untuk diperhatikan manajemen di lapangan untuk tanaman ini. dalam penerapan Pertumbuhan vegetatif anak daun dan daun majemuk meningkat dengan sangat nyata pada perlakuan IP terpanjang 12 minggu) dan terendah pada IP terpendek (3 minggu), nau sebaliknya yang terakhir ini mampu memberikan jumlah cabang terbanyak dari faktor B lainnya. Hasil ini esbuktikan dengan jelas bahwa cadangan makanan pada tanaman setelah pemotongan selanjutnya diprioritaskan untuk kegiatan "regrowth" yaitu pembentukan tunas-tunas ban tetapi tidak untuk perkembangan selanjutnya dari tunas-tunas tersebut. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121684
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1992sda.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.75 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.