Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121376
Title: Nilai beberapa jenis bahan makanan sebagai sumber protein ransum ternak ruminansia
Authors: Sutardi, Toha
Parakkasi, Aminuddin
Natasasmita, Asikin
Zainal, Aidir
Issue Date: 1983
Publisher: IPB University
Abstract: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kepekaan sumber nitrogen ran sum dengan keefisienan penggu- naan nitrogen dan untuk memperlihatkan hubungan keefisien- an penggunaan nitrogen dengan prestasi produksi ternak sapi. Sumber protein (nitrogen) yang diuji terdiri atas daun lamtoro, bungkil kedelai, urea, bungkil kelapa, bung- kil kacang tanah dan dedak gandum. Komposisi ransum per- cobaan 50% bahan kering (BK) rumput gajah dan 50 % BK konsentrat. Ransum disusun berdasarkan kebutuhan zat-zat makanan untuk sapi FH yang sedang tumbuh. Enam puluh per- sen nitrogen ransum berasal dari nitrogen bahan makanan yang diuji. Ransum disusun iso-nitrogen dan iso-kalori (12.6% protein kasar dan 62.5 % TDN). Percobaan in vitro dilakukan untuk menduga kepekaan protein ransum terhadap perombakan oleh mikrobe rumen. Seperti dugaan semula, ternyata kepekaan sumber nitrogen ransum berbeda dalam hal perombakannya menjadi amonia (P 0.01). Produksi amonia terbanyak dihasilkan oleh ran- sum urea, yaitu 35.9 10.0 mM. Sedangkan oleh ransum bung- kil kacang tanah: yaitu 5.32 1.77 mM, dedak gandun 4.8 ± 1.40 mM, daun lamtoro 2.62 1.10 mM, bungkil kelapa 0.78 +0.70 mM dan bungkil kedelai 0.560±0.970 mM. Endapan protein sistem fermentasi cenderung ditentukan oleh derajat kepekaan masing-masing sumber protein terhadap degradasi oleh mikrobe rumen. Ternyata endapan protein sistem fermentasi berkorelasi negatif dengan amonia yang terbentk (r = -0.9). Percobaan in vivo dilakukan untuk menduga keefisienan penggunaan protein (nitrogen) ransum untuk pertumbuhan sapi perah. Koefisien cerna semu BK ransum daun lamtoro ternya- ta paling kecil dan berbeda sangat nyata dengan koefisien cerna semu BK ransum lainnya (P 0.01). Begitu juga koe- fisien cerna semu BK ransum dedak gandum berbeda dengan koefisien cerna semu BK lainnya (P 0.05). Sedangkan koe- fisien cerna semu BK ransum urea tidak berbeda nyata dengan koefisien cerna semu BK ransum bungkil kelapa, bung- kil kacang tanah ataupun bungkil kedelai. Retensi nitrogen ternyata memperlihatkan perbedaan (P 0.01). Retensi nitrogen masing-masing ransum menun- jukan hubungan yang tidak nyata dengan koefisien cerna semu protein (r = 0.12). Nisbah retensi N dengan konsumsi N erat hubungannya dengan mutu dan jumlah protein ransum.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121376
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1983aza.pdf
  Restricted Access
Fullteks12.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.