Mobilisasi senyawa nitrogen pada tanaman apel sebelum dan sesudah perompesan daun

Abstract

Kunci keberhasilan budidaya apel di daerah Batu Kabupaten Malang diawali dengan ditemukannya sistim perompesan daun, yaitu menggugurkan daun untuk merangsang bangun dan tumbuhnya kuncup bunga. Dengan perompesan daun, tanaman apel dapat dibuahkan dua kali setahun, bahkan dapat mencapai lima kali dalam dua tahun. Empat percobaan telah dilakukan guna memahami pola mobilisasi senyawa nitrogen pada tanaman apel sebelum dan sesudah perompesan daun. Tanaman apel varietas 'Rome Beauty' berumur sekitar delapan tahun yang berlokasi di daerah Batu digunakan dalam penelitian yang berlangsung dari bulan Juni hingga Oktober 1982. Percobaan memberikan hasil sebagai berikut: Pertumbuhan jumlah daun dari kuncup daun pucuk vegetatif apel setelah perompesan daun meningkat dengan cepat sampai mencapai delapan helai daun pada minggu ke empat. Setelah mengalami stagnasi ku- rang lebih selama dua minggu, daun berikutnya mulai tumbuh hingga mencapai jumlah maksimum 13-14 helai da pada minggu ke 11. Pertumbuh- an kuncup daun hingga mencapai jumlah daun maksimum diikuti dengan peningkatan kandungan klorofil daun hingga mencapai maksimum pada minggu ke 12. Pola serupa dijumpai pula pada laju fotosintesis daun. Memajukan saat perompesan daun 20 hari lebih awal dapat mengakibatkan kandungan nitrogen di dalam jaringan kulit pucuk pada saat perompesan daun menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang terkandung di dalam jaringan kulit pucuk pada pohon yang dirompes selang enam bulan. Selanjutnya dapat menimbulkan perubahan pola pertumbuh- an bobot kering dan kadar N-total kuncup, tetapi terhadap tinggi kuncup dan persen bunga mekar tidak memberikan perubahan yang berarti.