Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121001
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKrisnamurthi, Y. Bayu-
dc.contributor.advisorSaragih, Bungaran-
dc.contributor.authorGultom, Gusti Artama-
dc.date.accessioned2023-07-06T07:17:12Z-
dc.date.available2023-07-06T07:17:12Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121001-
dc.description.abstractKelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Minyak kelapa sawit adalah komoditas ekspor unggulan yang menghasilkan devisa negara. Di dalam negeri, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pangan, biodiesel, dan oleokimia. CPO yang digunakan di dalam negeri disebut juga sebagai CPO domestik yang merupakan sisa setelah diekspor. Biodiesel diproduksi pertama kali pada tahun 2006 dan pada tahun 2008 pemerintah Indonesia mulai mengimplementasikan program mandatori biodiesel dengan menerapkan blending rate B2,5. Sejak tahun 2016 hingga tahun 2021, volume produksi biodiesel naik tajam sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada industri pangan. Tujuan program mandatori biodiesel adalah mendiversifikasi sumber energi terbarukan dan meningkatkan nilai tambah minyak sawit. Industri pangan berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng nasional. Minyak goreng yang terbuat dari minyak sawit merupakan minyak goreng yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini menjadikan minyak goreng sebagai bahan pangan yang sangat strategis, sehingga pemerintah perlu menjaga ketersediaan dan kestabilan harganya. Harga minyak goreng sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakunya yaitu CPO, sehingga kenaikan harga CPO dapat memicu kenaikan harga minyak goreng. Pada tahun 2021 terjadi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Fenomena ini menimbulkan berbagai dugaan tentang dampak perkembangan industri biodiesel terhadap industri minyak goreng. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak goreng sawit riil dan harga CPO domestik riil serta dampak program mandatori biodiesel terhadap harga minyak goreng Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series yang diperoleh sejak tahun 1997 sampai 2021 yang diperoleh dari berbagai sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga minyak goreng sawit riil dipengaruhi secara signifikan oleh harga CPO domestik riil, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, volume ekspor CPO, dan jumlah permintaan minyak goreng. Harga CPO domestik riil dipengaruhi secara signifikan oleh harga CPO internasional, harga minyak mentah Brent, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Volume produksi biodiesel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga minyak goreng sawit riil dan harga CPO domestik riil. Program mandatori biodiesel belum terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga minyak goreng sawit Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak Program Mandatori Biodiesel Terhadap Pasar Minyak Goreng Indonesiaid
dc.title.alternativeImpact of the Biodiesel Mandatory Program on the Indonesian Cooking Oil Marketid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiodieselid
dc.subject.keywordmandatoriid
dc.subject.keywordminyak gorengid
dc.subject.keywordminyak sawitid
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover957.67 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran350.55 kBAdobe PDFView/Open
Fulltext.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.7 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.