Analisis Keberlanjutan Sistem Sosial Ekologi Ekosistem Lamun Pada Musim Peralihan Timur-Barat di Kabupaten Jepara

Abstract

Ekosistem lamun memiliki fungsi dan manfaat bagi manusia yaitu berupa produk dan jasa ekosistem lamun. Ekosistem lamun yang terdapat di Kabupaten Jepara menjadi salah satu tempat sumber mata pencaharian masyarakat setempat yang berprofesi sebagai nelayan tradisional yang melakukan kegiatan penangkapan ikan, kerang, dan rajungan. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara masyarakat pesisir sebagai nelayan tradisional dengan ekosistem lamun yang merupakan bentuk interaksi antara dua sistem yaitu sistem sosial dan sistem ekologi. Oleh karena itu perlu adanya analisis sistem sosial ekologi untuk mengetahui pola pemanfaatan dan keberlanjutan ekosistem lamun di Kabupaten Jepara. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi sumberdaya ekosistem lamun di lokasi penelitian, 2) Mengklasifikasi pola pemanfaatan ekosistem lamun pada musim peralihan timur - barat di lokasi penelitian, 3) Menganalisis keberlanjutan sistem sosial ekologi ekosistem lamun pada musim peralihan timur - barat di lokasi penelitian Lokasi penelitian dibagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan utara dan selatan. Kawasan utara meliputi dua desa yang terdiri dari Desa Mororejo dan Desa Jambu yang termasuk dalam Kecamatan Mlonggo, sedangkan kawasan selatan meliputi dua desa yang terdiri dari Desa Teluk Awur dan Desa Semat yang termasuk dalam Kecamatan Tahunan. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu pada musim peralihan timur – barat dari tanggal 22 Mei – 25 Juni 2017. Lokasi ini dipilih karena di kawasan tersebut ditemukan area padang lamun yang luas dengan total luasan 137 ha dan terdapat aktivitas penangkapan sumberdaya perikanan oleh nelayan tradisional di ekosistem lamun serta aktivitas pendaratan dan penjualan hasil tangkapan kepada pengepul setempat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder dari komponen sistem ekologi dan sistem sosial. Data primer yang dikumpulkan untuk sistem ekologi di lokasi penelitian yaitu sebaran dan dominansi jenis, penutupan, dan biomassa lamun, biomassa plankton, biomassa ikan, dan rajungan yang ditangkap nelayan tradisional serta parameter lingkungan perairan di ekosistem lamun. Data primer sistem sosial meliputi data aktivitas penangkapan di ekosistem lamun dan aktivitas sosial lainnya yang terkait dengan pemanfaatan ekosistem lamun melalui wawancara dengan daftar pertanyaan yang terstruktur (kuesioner) dan Focus Group Discussion (FGD) dengan nelayan tradisional. Jenis lamun yang ditemukan di Desa Teluk Awur dan Semat adalah 5 spesies yaitu Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium., 4 spesies yang ditemukan di Desa Mororejo dan Jambu yaitu Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea serrulata, dan Cymodocea rotundata. Berdasarkan hasil penghitungan, persentase penutupan lamun di empat desa yang menjadi lokasi penelitian didapatkan kategori jarang, yaitu 22,58±1,51 %.

The seagrass ecosystem has functions and benefits for human that is products and services from the seagrass ecosystem. The seagrass ecosystem in Jepara regency is one of the main sources of livelihood for the local people as the artisanal fisher which catches fish, shellfish, and crab. Therefore, there is an interaction between the coastal communities as artisanal fisher and the seagrass ecosystem in the interaction form between two systems that are the social systems and the ecological systems. Consequently, it is important to analyze the social ecological systems to understand the pattern of utilization and sustainability of the seagrass ecosystem in Jepara Regency. The objective of this study is: 1) to identify the seagrass ecosystems resources at the study site, 2) to classify the pattern of the seagrass ecosystem utilization at in transition season in the study site, 3) to analyze the sustainibility of the ecological social systems of the seagrass resources in transition season at the study site. The location of study was divided to 2 sector, that was northern region and southern region. The northern region consisted of Mororejo village and Jambu village from Mlonggo district, while the southern region consisted of Teluk Awur village and Semat village from Tahunan district. This study was conducted at transition season started on May 22 – June 25, 2017. The location was chosen because in that area there were extensive seagrass with a total area of 137 ha and and there was fishing activity by artisanal fisher in the seagrass ecosystem, landing activity, catch marketing to local seller. This study was conducted by using primary and secondary data of the ecological system and social system. The primary data collected for the ecological system in the study site were distribution and dominance of species, closure and biomass of the seagrass, biomass of plankton, biomass of fish and crabs that was catched by artisanal fisher, and water environment parameter in the seagrass ecosystem. The primary data collected for the social system was data of fishing activity in the seagrass ecosystem and the other social activities related to the utilization of the seagrass ecosystem by an interview with questionnaires and Focus Group Discussion (FGD) with the artisanal fisher. Seagrass species was found in Teluk Awur and Semat village.are 5 species, Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, and Syringodium isoetifolium Four species were found in Mororejo Village and Jambu Village, are Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea serrulata, and Cymodocea rotundata. Based on the calculation result, the value of seagrass closure in the four villages was in rare category, 22.58 ± 1.51%.