Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120641| Title: | Analisis pengembangan agro industri pedesaan di Propinsi Sumatera Utara (studi kasus industri pengolahan kedele di Kabupaten Deli Serdang |
| Authors: | Anwar, Affendi H_S_ Hadibroto Tarigan, Robinson Siyo, Kasim |
| Issue Date: | 1992 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu Daerah Tingkat II di Propinsi Sumatera Utara, memiliki penyebaran Agro Industri yang cukup besar, terutama industri pengola- han kedele di pedesaan. Dari hasil analisis struktur produksi industri pengo- lahan kedele di Kabupaten Deli Serdang diperoleh nilai tambah untuk industri tahu sebesar Rp. 154,75 per-hari atau 16,2 % dari nilai produk dan untuk industri tempe, nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp. 270,84 per-hari atau 26,5% dari nilai produk. Tingkat laba pengolah per- hari Tahu 12 % dan Tempe 21,8 % atau diatas tingkat bunga Bank. Skala usaha ekonomi dari industri pengolahan tahu bersifat skala usaha dengan kenaikan hasil yang menaik (increasing return to scale) terlihat dari jumlah elasti- sitas terhadap masukan tetap diperoleh sebesar 1,08 dan untuk industri tempe, skala usaha ekonominya bersifat skala usaha dengan kenaikan hasil yang menaik (increasing return to scale) dapat terlihat dari jumlah elastisitas terhadap masukan tetap sebesar 1,58. Nilai Location Quation (LQ) berdasarkan indikator pendapatan dari struktur Industri Kecil (termasuk indus- tri pengolahan kedele) di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 1987-1990 berkisar dari 1,27 - 1,33. Kehadiran sektor industri kecil di lokasi tersebut merupakan sektor basis, terlihat dari nilai LQ yang lebih besar dari 1 (satu), dan secara agregat menghasilkan surplus pendapatan yang dapat diekspor keluar wilayah Kabupaten Deli Serdang yang akhirnya mampu mendatangkan pendapatan bagi wilayah Kabupaten Deli Serdang. Nilai Location Quation (LQ) berdasarkan indikator tenaga kerja dari sektor Industri Kecil (termasuk industri pengolahan kedele) di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 1957 1990 berkisar 1,05 1,30. Kehadiran sektor indus- tri kecil di lokasi tersebut merupakan sektor Basis terlihat dari nilai LQ yang lebih dari 1 (satu). Dalam Industri Pengolahan kedele di Kabupaten Deli Serdang, aspek kelembagaan dapat dicirikan dengan batas wilayah/batas otoritas yang dimiliki dan membutuhkan legitimasi dari berbagai pihak. Diantaranya skala ekonomi (Economic of Scale) dari industri pengolahan kedele memegang peranan penting dalam menelaah batasan wilayah. yang tepat. Dengan adanya pengaturan batas wewenang (authority) termasuk mengatur pembagian keuntungan dan pembagian resiko secara adil diantara 2 (dua) pihak yang bekerjasama. Segala keputusan yang diambil di dalam penentuan kebijakan operasional dari industri pengolahan kedele didominasi oleh pemilik dalam menjalankan kegiatan- nya. Perkembangan industri pengolahan kedele khususnya tahu dan tempe ditinjau dari segi jumlah unit usaha dan tingkat penyerapan bahan baku kedele dari waktu ke waktu cenderung meningkat dengan laju yang relatif tinggi. Diantara kedua industri pengolahan kedele tersebut, ditinjau dari pera- nannya terhadap pertumbuhan permintaan bahan baku kedele di masa mendatang, maka industri tahu dan tempe sebagai faktor penarik dan berkembangnya produksi kedele didalam negeri memiliki andil yang tidak dapat diabaikan. Dalam pengembangan usaha tahu dan tempe perlu ditata penyediaan bahan baku dengan mutu yang sesuai. Untuk stabilitas harga ditingkat petani dan penanganan hasil olahan pertanian perlu dikembangkan lumbung penyimpanan palawija (kedele). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120641 |
| Appears in Collections: | MT - Human Ecology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 1992ksi.pdf Restricted Access | 4.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.