Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120471
Title: Strategi Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Pada Komunitas Untuk Meningkatkan Daya Saing Wirausahawan Kuliner
Other Titles: Entrepreneurship Ecosystem Development Strategy in the Community to Increase the Competitiveness of Culinary Entrepreneurs
Authors: Syarief, Rizal
Anggraeni, Elisa
Rochman, Nurul Taufiqu
Tuti, Meylani
Issue Date: 15-Jun-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Saat ini pemerintah sedang mengembangkan minat kewirausahaan di kalangan generasi muda dengan menyiapkan dukungan berupa pendanaan dan pelatihan yang diberikan oleh beberapa kementerian, seperti Kementerian Pariwisata & Bekraf, kemenkop, dan kemenristek. Dukungan ini terkait dengan upaya pemerintah menargetkan satu juta entrepreneur di Indonesia. Langkah yang dapat membantu kewirausahaan di Indonesia di antaranya melalui deregulasi pemerintah, pengembangan tenaga teknis, membangun infrastruktural teknologi, dan meningkatkan iklim investasi. Tidak semua usaha baru dapat bertahan dan berkembang seperti yang diharapkan karena untuk dapat mencapai seperti yang diinginkan perlu adanya dukungan dari lingkungan baik internal maupun eksternal sehingga memiliki keunggulan yang memiliki daya saing. Dukungan secara internal dan eksternal bagi usaha baru tersebut dapat diperoleh melalui keberadaan sebuah ekosistem. Ekosistem adalah suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Keberadaan komunitas kuliner menyediakan bantuan pada pelaku usaha yang menjadi anggotanya berupa; pelatihan, kegiatan berbagi pengalaman sesama anggota, legalitas usaha dan memfasilitasi bantuan modal baik dari pemerintah maupun swasta dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas UMKM kuliner. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memetakan ekosistem pada komunitas kewirausahaan kuliner, menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi daya saing usaha dan menentukan variabel kunci ekosistem kewirausahaan kuliner sehingga dapat merumuskan strategi pengembangan ekosistem kewirausahaan kuliner. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatatif. Kedua pendekatan digunakan dalam penelitian ini dengan penekanan pada pendekatan kuantitatif, artinya bahwa data dikumpulkan baik melalui pendekatan kualitatif maupun kuantitatif namun analisis yang dilakukan lebih pada pendekatan kuantitatif. Terdapat tiga langkah penelitian yang digunakan, yaitu; pertama, analisis ekosistem kewirausahaan dengan menggunakan analisis jejaring sosial. Kedua, analisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan structure equation model dan multigroup analysis. Dan ketiga yaitu menentukan variabel kunci pada ekosistem kewirausahaan kuliner dengan menggunakan micmac. Teknik sampling yang digunakan adalah respondent driven sampling dikarenakan kurangnya informasi terkait komunitas kewirausahaan kuliner di indonesia. Dengan menggunakan metode ego-sentris diperoleh 124 responden yang tergabung pada 6 komunitas kuliner. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekosistem kewirausahaan pada komunitas wirausahawan kuliner adalah ekosistem yang kuat, hal ini ditunjukkan bahwa semua aktor/pelaku usaha dalam ekosistem saling terhubung, namun hasil densitas atau kerapatan menunjukan nilai dibawah 50% artinya arus informasi penting dalam ekosistem masih dikategorikan lemah. Hasil tersebut diperkuat v melalui hasil structure equation model yang menunjukan bahwa dari tiga belas hipotesis, yang memiliki nilai positif dan signifikan yaitu kapabilitas berpengaruh langsung terhadap ekosistem dan daya saing, serta keterlekatan structural berpengaruh langsung terhadap ekosistem. Artinya bahwa komunikasi antar aktor tidak mempengaruhi daya saing dikarenakan muatan komunikasi belum sepenuhnya berisi informasi penting untuk meningkatkan daya saing. Ekosistem kewirausahaan pada komunitas wirausahawan kuliner adalah ekosistem yang kondusif dengan tersedianya berbagai bantuan materi dan non materi bagi anggota komunitas dengan hasil bahwa mayoritas anggota menyatakan adanya nilai tambah bantuan yang tersedia pada usaha sebesar lebih dari 50%. Hasil ini kemudian dilakukan konfirmasi pada para ahli dengan hasil bahwa variabel kunci untuk pengembangan ekosistem kewirausahaan adalah pasar, modal dari pemerintah dan sumber daya manusia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan ekosistem diperlukan adanya aktor sentral yang tidak berperan sebagai broker atau penghubung namun sebagai orchestrator yang menggerakan elemen pada ekosistem agar dapat saling terhubung dan bekerja sama sehingga dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah bagi pemerintah perlu menelaah kebutuhan pelaku usaha sehingga kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha. Selain itu, perlu adanya aktor dalam ekosistem yang bertindak sebagai orchestrator yang dapat menggerakan elemen-elemen yang ada di ekosistem untuk meningkatkan daya saing usaha pelaku usaha
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120471
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Meylani_K1601202002 Cover Daftar isi Lembar Pengesahan.pdf
  Restricted Access
Cover953.66 kBAdobe PDFView/Open
Meylani_K1601202002 Full Disertasi.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.18 MBAdobe PDFView/Open
LAmpiran_Meylani_K1601202002.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.