Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120335
Title: Hubungan antara proses pemilihan kepala desa dan peranan kepala desa dalam menjalankan tugasnya: studi kasus di Desa Tumpangsari, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati
Authors: Kana, Nico L
Hutapea, S. R.
Lamijan
Issue Date: 1995
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Sebagai aparat pemerintah, minimal ada dua hal pokok yang menjadi ukuran keberhasilan kepala desa dalam menjalankan tugasnya. Pertama, ia bertanggungjawab atas kemenangan Golkar dalam pemilihan umum (pemilu), dan kedua, kemampuan kepala desa untuk menggerakkan "partisipasi" masyarakat dalam pembangunan. Bagaimanakah dampak kompetisi pilkades, sebagai salah satu peristiwa yang dapat mengakibatkan disequilibrium (ketidakseimbangan) warga masyarakat desa, terhadap upaya kepala desa memenangkan Golkar dan melaksanakan pembangunan di desa ditelaah dalam studi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak proses pilkades terhadap peranan kepala desa terpilih dalam melaksanakan tugasnya, khususnya (1) upaya memenangkan Golkar dalam pemilu, dan (2) melaksanakan pembangunan di desa. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang dilaksanakan di Desa Tumpangsari (bukan nama sebenarnya), Kecamatan Winong, Kabupaten Pati. Yang dijadikan satuan pengamatan adalah kepala desa terpilih, dua calon kepala desa tidak terpilih, delapan perangkat desa, 39 sabet/kader dalam pilkades, enam tokoh masyarakat, dan 80 anggota lain dalam masyarakat. Satuan pengamatan ini sekaligus dijadikan sumber informasi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur dan wawancara mendalam. Selain itu juga dilakukan pengamatan dan pengumpulan data sekunder melalui dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan kualitatif dan statistik deskriptif. Analisis data mencakup kegiatan kategorisasi data, interpretasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetisi pilkades yang diikuti oleh tiga orang calon, dimenangkan oleh seorang calon dengan kemenangan tipis (42,56%). Tidak lama sesudah pilkades usai, muncul disequilibrium (ketidakseimbangan) dalam masyarakat yang bersangkutan. Calon kepala desa yang kalah dan para pendukungnya tidak puas atas keka- lahan itu. Mereka berupaya untuk menyusun "kekuatan" sebagai kelompok yang beroposisi terhadap kepala desa terpilih. Kelompok oposan semakin menguat karena terjadi aliansi di antara para pendukung calon yang kalah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120335
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1995lam.pdf
  Restricted Access
Full text5.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.