Optimalisasi alokasi lahan berdasarkan skenario iklim di kabupaten bandung

Abstract

Kejadian iklim ekstrim dapat meningkatkan ketidakpastian hasil yang merugikan petani. Agar hasil yang didapatkan secara ekonomis tetap menguntungkan petani perlu melakukan pengaturan pola tanam dan alokasi peruntukan lahan untuk komoditas tertentu yang tahan terhadap kemungkinan kejadian iklim ekstrim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kejadian iklim ekstrim terhadap hasil tanaman padi, jagung, dan kedelai dan menyusun strategi alokasi lahan untuk mengantisipasi kejadian iklim ekstrim. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bojongsoang dan Ciparay, yang merupakan daerah pusat produksi tariaman pangan di Kabupaten Bandung yang berlangsung selama 6 bulan mulai bulan Maret sampai Agustus 2005. Pemahaman terhadap sistem usaha tani di daerah penelitian dilakukan dengan metode survey cepat (RRA/Rapid, Rural Appraisal). Model simulasi tanaman digunakan untuk mempelajari pengaruh keragaman iklim dari musim ke musim terhadap hasil tanaman. Data hujan harian yang digunakan untuk input model simulasi ialah data harian observasi tahun 1995-2004 dan data iklim harian yang dibangkitkan dari data hujan bulanan hasil pengamatan tahun 1950- 1994 Untuk data iklim lainnya dibangkitkan dengan menggunakan informasi hujan harian. Data hasil tanaman luaran dari model selanjutnya digunakan untuk analisis penentuan alokasi lahan optimal untuk masing-masing komoditas pada kondisi iklim ekstrim dengan cara memaksimumkan nilai harapan utilitas kekayaan (expected utility of wealth). Hasil survey menunjukkan bahwa pola tanam dominan petani di lokasi studi ialah padi-padi-bera. Tanaman padi kedua sangat rentan terhadap ancaman kekeringan, khususnya pada tahun-tahun iklim ekstrim. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kejadian iklim ekstrim berkaitan dengan kejadian ENSO (El-Niño Southern Oscillation), sehingga indikator SOI digunakan untuk menentukan skenario iklim ekstrim. Di dalam kajian ini El-Niño merepresentasikan kondisi iklim ekstrim kering dan La-Niña kondisi ekstrim basah. Hasil analisis alokasi lahan menunjukkan bahwa untuk memaksimumkan keuntungannya pada tahun-tahun El-Niño, petani penggarap dan pemilik sebaiknya mengalokasikan seluruh lahannya untuk penanaman kedua dengan tanaman jagung. Apabila penanaman non-padi hanya bisa dilakukan setelah tanggal 1 Mei, untuk mendapatkan keuntungan maksimum petani sebaiknya mengalokasikan seluruh lahannya untuk penanaman kedelai secara monokultur. Petani yang kurang berani mengambil risiko dapat melakukan diversifikasi tanaman misalnya dengan memberakan sebagian lahannya dan menanam sebagian lainnya dengan jagung dan kedelai. Pemanfaatan informasi iklim pada tahun El-Niño akan memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi daripada tahun La-Niña. Perbedaan nilai ekonomi ini ditentukan oleh besar pengalokasian lahan untuk masing-masing komoditi Pada tahun El-Niño, pengalokasian seluruh lahan untuk penanaman padi kedua akan memberikan kerugian yang besar karena terjadinya penurunan hasil padi yang besar, sedangkan petani yang mengalokasikan lahannya untuk tanaman non- padi akan mendapatkan keuntungan karena baiknya hasil tanaman. Dengan demikian, petani yang lebih berani mengalokasi lahannya dengan non-padi pada. tahun-tahun yang diperkirakan akan terjadi El-Niño akan mendapat keuntungan yang lebih besar dari petani yang tidak berani.