Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120215
Title: Etnobotani Tumbuhan Pangan pada Masyarakat Minangkabau di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatra Barat
Other Titles: Ethnobotany of Food Plant Used by Minangkabau Community in Lima Puluh Kota District
Authors: Ariyanti, Nunik Sri
Chikmawati, Tatik
Purwanto, Yohanes
Agesti, Asih Rahayu Ajeng
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Minangkabau merupakan salah satu etnis di Indonesia dengan kekayaan alam dan keberagaman tradisi budaya. Salah satu wilayah pusat asal nenek moyang Minangkabau yang memiliki peninggalan sejarah megalit berupa batu tegak (menhir) terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi yang menggambarkan hubungan masyarakat dengan alam, salah satunya dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan. Masyarakat di wilayah ini mengolah berbagai jenis tumbuhan menjadi rendang daun. Informasi mengenai jenis, pemanfaatan dan hubungan masyarakat Minangkabau dengan tumbuhan pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menginventarisasi serta mengidentifikasi jenis dan manfaat tumbuhan sebagai bahan pangan; (2) menganalisis nilai penting ekologi, ekonomi, dan tingkat kepentingan pemanfaatan tumbuhan dari sudut pandang adat dan budaya masyarakat Minangkabau; (3) menginventarisasi jenis-jenis yang berpotensi dikembangkan sebagai sumber daya genetik dan (4) memberikan masukan tentang pengelolaan keanekaragaman jenis tumbuhan bahan pangan secara berkelanjutan. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2021 hingga Juni 2022. Pengumpulan data dilakukan di enam desa yaitu Desa Maek, Desa Andiang, Desa Galugua, Desa Koto Alam, Desa Koto Tinggi dan Desa Guguak VIII Koto yang dikelompokkan menjadi desa kategori tradisional, sedang dan maju berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terbuka, semi terstruktur dan terstruktur melalui kuesioner. Data yang diambil meliputi keanekaragaman jenis tumbuhan, bagian yang digunakan dan tempat diperolehnya tumbuhan. Tumbuhan di setiap satuan lingkungan diinventarisasi dengan analisis vegetasi. Pengumpulan data kuantitatif nilai kepentingan satuan lingkungan dan tumbuhan dihitung menggunakan metode sebaran kerikil atau Pebble Distribution Method (PDM). Data dianalisis menggunakan indeks nilai penting tumbuhan (INP), Use Values (UVs), dan Local User's Value Index (LUVI), Index of Cultural Significant (ICS) dan valuasi ekonomi. Masyarakat Minangkabau memanfaatkan 154 jenis dari 51 suku sebagai tumbuhan pangan. Jumlah jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masing-masing desa di lokasi penelitian berbeda. Masyarakat Desa Galugua (desa tradisional) memanfaatkan lebih banyak jenis tumbuhan pangan dibandingkan masyarakat Desa Guguak VIII Koto (desa maju). Keanekaragaman jenis tumbuhan paling banyak dimanfaatkan berasal dari suku Fabaceae, Zingiberaceae dan Solanaceae. Masyarakat memperoleh tumbuhan pangan dari enam satuan lingkungan yaitu pekarangan, kebun, sawah, ladang, parak dan hutan. Tumbuhan pangan paling banyak ditemukan di satuan lingkungan pekarangan. Jenis tumbuhan pada tiap satuan lingkungan bervariasi dan memiliki indeks nilai penting (INP) yang berbeda di setiap desa. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan pangan sebagai bahan pangan pokok (1 jenis), pangan tambahan (8 jenis), biji-bijian (3 jenis), sayuran (66 jenis), buah-buahan (55 jenis), bumbu (41 jenis) dan minuman (6 jenis). Masyarakat memanfaatkan delapan bagian tumbuhan dan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah buah (79 jenis) dan daun (54 jenis). Berdasarkan hasil analisis, tumbuhan pangan memiliki nilai kegunaan (UVs) berkisar 0,36-3,40. Karambia (Cocos nucifera) dan pisang (Musa paradisiaca) merupakan jenis tumbuhan pangan dengan nilai UVs dua tertinggi di semua desa. Tumbuhan budi daya memiliki nilai kepentingan lokal (LUVI) berkisar 0,04-4,58%. Karambia dinilai sebagai tumbuhan pangan budi daya paling penting kedua (LUVI tertinggi kedua) setelah padi (Oryza sativa) oleh masyarakat di semua desa. Nilai kepentingan budaya (ICS) tumbuhan pangan budi daya berkisar 9-148. Dalam kehidupan masyarakat karambia memiliki nilai ICS tertinggi dibanding tumbuhan lainnya termasuk padi karena memiliki banyak kegunaan sebagai tumbuhan pangan maupun kegunaan lainnya. Tumbuhan liar memiliki nilai LUVI berkisar 0,08-1,24%. Jenis tumbuhan liar yang dinilai penting oleh masyarakat (LUVI tertinggi) masing-masing desa yaitu jariang (Archidendron jiringa), kapunduang (Baccaurea racemosa), sijangkang (Hornstedtia scypifera var. fusiformis) dan patai (Parkia speciosa). Nilai ICS tumbuhan liar berkisar 6-57. Jenis tumbuhan liar yang memiliki nilai ICS tertinggi yaitu botuang (Dendrocalamus asper), anau (Arenga pinnata), macang (Mangifera foetida), kapunduang (Baccaurea racemosa) dan kincuang (Etlingera elatior). Berdasarkan analisis valuasi ekonomi, sebanyak 15 jenis tumbuhan pangan memiliki nilai ekonomi. Padi (O. sativa), duyan (Durio zibethinus) dan limau (Citrus aurantium) merupakan jenis tumbuhan dengan nilai ekonomi tertinggi. Kontribusi tumbuhan pangan cukup besar bagi masyarakat yaitu sebesar 93,3-97,7%. Masyarakat menilai bahwa satuan lingkungan yang menyediakan tumbuhan pangan pokok (padi) merupakan satuan lingkungan yang paling penting yaitu sawah (Desa Maek, Andiang, Koto Alam, Koto Tinggi dan Guguak VIII Koto) dan ladang (Desa Galugua). Hal tersebut menggambarkan besarnya ketergantungan masyarakat terhadap tumbuhan pangan yang tersedia di lingkungan sekitarnya yaitu sebesar 92,2%. Jenis-jenis tumbuhan kultivar lokal yang diperoleh berpotensi sebagai sumber bahan genetik yang dapat dikembangkan. Jenis-jenis tumbuhan tersebut meliputi 17 kultivar lokal pisang (M. paradisiaca), 12 kultivar lokal padi (O. sativa), delapan kultivar lokal ubi kayu (Manihot esculenta), tujuh kultivar lokal duyan (D. zibethinus) dan satu kultivar lokal limau (Citrus aurantium). Strategi konservasi dan pengelolaan berkelanjutan pada tumbuhan pangan, terutama tumbuhan pangan liar dapat dilakukan dengan: (1) mempertahankan ketersediaan jenis seperti tumbuhan anau (Arenga pinnata) dan kapunduang (Baccaurea racemosa); (2) mengkaji dan mengembangkan potensi jenis seperti untuk tumbuhan sikasiah (Castanopsis argentea); (3) membudidayakan jenis seperti untuk tumbuhan juar (Senna siamea) dan kacuburo (Garcinia parvifolia); dan (4) membudidayakan, mengkaji, dan mengembangkan potensi jenis seperti tumbuhan patai (Parkia speciosa) dan jariang (Archidendron jiringa).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120215
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Asih Rahayu Ajeng Agesti_G3503202012.pdf
  Restricted Access
Cover792.33 kBAdobe PDFView/Open
Fulltext_Asih Rahayu Ajeng Agesti_G3503202012-2.pdf
  Restricted Access
Full text3.1 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_Asih Rahayu Ajeng Agesti_G3503202012.pdf
  Restricted Access
Lampiran270.44 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.