Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120162Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sukra, Yuhara; | - |
| dc.contributor.advisor | Sastrohadinoto, S.; | - |
| dc.contributor.advisor | Partodihardjo, S.; | - |
| dc.contributor.author | Suraatmadja, Tuti Otong | - |
| dc.date.accessioned | 2023-06-26T00:34:59Z | - |
| dc.date.available | 2023-06-26T00:34:59Z | - |
| dc.date.issued | 1982 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120162 | - |
| dc.description.abstract | METODA DAN PERLAKUAN 80 ekor tikus betina dewasa dari galur Wistar dengan berat badan 180-200g dio variektomi dibawah anestesia Nembutal dan dibagi atas 4 kelompok percobaan. Hewan-hewan itu dipelihara selama 3 minggu sementara ma kanan dan air diberikan tak terbatas. Kelompok 1 disuntik dengan 10 mikrog. oestradiol valerat (ov)/0.5ml minyak olive (minyak), subkutan (22 hewan). Kelompok 2 diberi suntikan 5 mikrog. ov/0.5ml minyak subkutan (16 hewan). Kelompok 3 menerima 0.5 mikrog. ov/0.5ml minyak, disuntik an subkutan (16 hewan). 17 hewan digunakan sebagai kontrol (kelompok 4) dan di suntik subkutan dengan 0.5ml minyak. 2 ekor tikus digunakan sebagai sampel bagi epitel vagina beristirahat. 2 betina ditiadakan karena sakit. 5 hewan mati selama eksperimen. Di samping kelompok eksperimen utama, 2 tikus berusia seminggu sesudah disapih digunakan sebagai sampel dari epitel va gina beristirahat, keduanya tidak dio variektomi ataupun diperfusi. Sesudah berbagai interval, yaitu: 1 jam, 3 jam, 6 jam, 12 jam, 20 jam, 30 jam, 40 jam, 50 jam, dan 60 jam, tikus-tikus itu dibunuh dengan suntikan Nembutal dan diperfusi, seperti tertera dalam Disain Eksperimen dan Tabel IV. Sampel jaringan kemudian dikerat dari dinding dorsal vagina dan sayatan-sayatan dibuat serta diamati dengan Mikroskop Elektron. Sayatan-sayatan 60 jam sesudah perlakuan dengan 10 mikro-gram ov/0.5ml minyak tidak digunakan dalam Thesis ini. HASIL-HASIL SEL-SEL EPITEL Di bawah pengaruh oestradiol epitel itu menjadi lebih tebal. Peranan proliferasi dipegang oleh lapisan basal. Gambaran-gambaran mitosis dalam bentuk 2 inti sel anak yang terletak berdekatan atau gambaran-gambaran khromosom inti yang berkondensasi, bisa dideteksi di dalam lapisan basal. Pada stadia dini dari proses kornifikasi, sel-sel yang mengalami keratinisasi itu bisa tampak sebagai individuindividu terpisah. Dikemudian mereka membentuk lapisan-lapisan Lapisan kornifikasi memisahkan lapisan permukaan dari lapisan-lapisan lain di bawahnya. Kelak lapisan permukaan itu berde generasi. Penyebab dari kematiannya mungkin perintangan nu trisi yang berdi fusi dari kapiler-kapiler di dalam jaringan ikat, oleh lapisan berkeratin. 50 jam sesudah perlakuan dengan 10 mikrog. ov/0.5ml minyak lapisan permukaan itu tampak terlepas. dst ... | id |
| dc.language.iso | en | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Zoology | id |
| dc.subject.ddc | Embryology | id |
| dc.title | Corrification process in the vaginal epithelicin of the laboratory rat (Rattus norvegicess) under the influence of oestradiol valerase, on electron microscope study | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Rattus nurvegilus; | id |
| dc.subject.keyword | Cornification process; | id |
| Appears in Collections: | MT - Mathematics and Natural Science | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 1982TOS.pdf Restricted Access | Fullteks | 4.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.