Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119985
Title: Evaluasi tata ruang kabupaten ogan komering ilir propinsi sumatera selatan: studi kasus sektor kehutanan
Authors: Barus, Baba
Murtilaksono, Kukuh
Purnomo, Herwin
Issue Date: 2006
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan memiliki karakteristik biofisik wilayah yang khas, sekitar 75% wilayahnya berupa lahan basah rawa gambut. Pemanfaatan ruangnya sekitar 50% wilayahnya untuk sektor kehutanan namun kawasan hutan lindung yang ada hanya berupa hutan lindung pantai, tidak ada hutan lindung rawa gambut. Kajian ini bertujuan: 1) Mengevaluasi keberadaan data wilayah kajian, 2) Mengevaluasi penatagunaan hutan aktual dengan kriteria arahan klasifikasi fungsi kawasan Departemen Kehutanan, 3) Menyusun rencana pola pemanfaatan ruang yang ideal pada sektor kehutanan berdasarkan daya dukung fisik wilayahnya, 4) Mengevaluasi rencana pola pemanfaatan ruang tersebut dengan rencana peruntukkan tata ruang wilayahnya (RTRW) dan penggunaan lahan aktualnya. Pendekatan yang digunakan melalui pendekatan karakteristik biofisik pada ekosistem rawa gambut sebagai kawasan lindung. Untuk mendapat daerah kawasan lindung sebagai dasar evaluasi, maka dikembangkan dua skenario. Skenario 1: merelokasi fungsi kawasan hutan aktual dengan fungsi kawasan lindung rawa gambut. Skenario 2: memberikan jarak sempadan pada kawasan lindung rawa gambut, hingga luas kawasan tersebut mencapai 30% luas wilayahnya. Analisisnya menggunakan analisis SIG dan analisis deskripsi. Berdasarkan data hasil kajian dan data Bappeda Kabupaten OKI, maka terdapat perbedaan batas dan luas Kabupaten OKI sekitar 10%. Berdasarkan hasil kajian penatagunaan hutan aktual dan arahan klasifikasi kawasan dari Departemen Kehutanan maka penatagunaan hutan di Kabupaten OKI tidak sesuai dengan arahan klasifikasi fungsi kawasan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kehutanan. Kondisi penutupan kawasan hutan yang masih berhutan hanya 11,5% dari kawasan hutannya. Berdasarkan daya dukung fisik lahan, Kabupaten OKI seharusnya memiliki kawasan lindung rawa gambut minimal 25% luas wilayahnya. Skenario 1 menambah luas kawasan hutan secara keseluruhan dengan penambahan luas fungsi kawasan lindung menjadi 30,6% (HL pantai dan HL rawa gambut). Jarak sempadan 600 m pada kawasan lindung rawa gambut sesuai rencana tata ruang skenario 2 sudah mencukupi luasan kawasan hutan yaitu seluas 508.951 Ha atau 29,88% luas wilayah. Kesesuaian skenario 1 dan 2 dengan RTRW Kabupaten OKI peruntukkan fungsi kawasan lindung rawa gambut secara berurutan hanya 2,01% dan 3,45% luas wilayahnya. Hal tersebut menunjukkan RTRW Kabupaten OKI belum sepenuhnya mempertimbangkan kawasan rawa gambut sebagai kawasan lindung. Kesesuaian skenario 1 dan 2 dengan penggunaan lahan aktualnya, penggunaan lahan untuk kawasan lindung rawa gambut secara berurutan 24,16% dan 28,97% luas wilayah. Besarnya nilai tersebut disebabkan pengelompokan penggunaan lahan hutan yang masih umum. Jika penggunaan lahan dikelompokkan lagi berdasarkan fungsinya, Ckemungkinan nilai kesesuaian tersebut akan berkurang. Jika terjadi banyak ketidaksesuaian, maka akan terjadi kerusakan, yang dalam hal ini harus dihindari melalui pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung rawa gambut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119985
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2006hpu1.pdf
  Restricted Access
Fulltext8.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.