Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119825
Title: Strategi Pengembangan Bank Pakan Sapi di Kabupaten Bima
Other Titles: Development Strategy of Cattle Feed Bank in Bima Regency
Authors: Harianto, Harianto
Ramli, Nahrowi
Akbar, Muhammad
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Penambahan populasi sapi bergantung pada tingkat kelahiran pedet setiap tahunnya. Performa reproduksi sapi antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang berkualitas sepanjang tahun. Penyediaan pakan sapi di Kabupaten Bima sebagian besar berasal dari limbah pertanian yang melimpah jumlahnya saat musim hujan dan berkurang pada musim kemarau, artinya musim tanam berkaitan erat dengan ketersediaan pakan terutama jerami padi, jerami kacang dan jerami jagung. Mengandalkan limbah pertanian sebagai pakan utama ternak sapi tentu tidak tepat karena jerami hanya berfungsi sebagai sumber serat, sedangkan kandungan proteinnya rendah. Berbagai penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pakan sebelum diberikan kepada ternak baik secara fisik maupun kimiawi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan gizi dan pengawetan pakan. Berbagai metode pengawetan pakan tersebut membutuhkan wadah atau metode agar dapat diberikan kepada ternak sapi pada musim kemarau. Bank secara umum dapat diartikan sebagai tempat menyimpan berbagai hal yang berharga. Bahan baku pakan yang akan diolah menjadikan pakan awetan harus memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Penggunaan limbah pertanian sebagai bahan baku pakan, ibarat kita menabung uang receh pada sebuah bank, secara kuantitas melimpah namun rendah kualitasnya, oleh karena itu upaya menyediakan bahan baku berkualitas, metode pengolahan pakan yang baik serta cara penyimpanan yang benar harus dirumuskan dalam sebuah model bisnis yang mampu dijalankan oleh peternak secara kolektif. Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi persepsi peternak terhadap bank pakan 2) Merumuskan model bisnis kelompok bank pakan Sepakat Desa Kecamatan Monta Kabupaten Bima dan 3) Merumuskan strategi pengembangan bank pakan sapi di Kabupaten Bima. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bima khususnya di dua kecamatan yaitu Kecamatan Monta dan Kecamatan Woha. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember tahun 2022 dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara dengan pengurus bank pakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang disusun berdasarkan analisis persepsi peternak yang menerapkan bank pakan dan peternak yang tidak menerapkan bank pakan, kemudian perumusan dan pemetaan model bisnis bank pakan menggunakan business model canvas, pemilihan bahan baku untuk bank pakan menggunakan metode AHP dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bank pakan melalui FGD untuk dasar analisa pada matrik IFE, EFE dan SWOT sebagai dasar dalam perumusan strategi pengembangan bank pakan. Alternatif strategi yang dihasilkan kemudian ditentukan prioritasnya menggunakan metode QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi anggota dan pengurus kelompok Bank Pakan Sepakat Desa Tangga Kecamatan Monta tentang bank pakan masuk dalam kategori tinggi berdasarkan tingkat pengetahuan dan kemauan untuk menerapkan bank pakan. Persepsi peternak yang belum menerapkan bank pakan adalah mereka mengetahui fungsi bank pakan dan bersedia menerapkan, namun kendala utama yang dihadapi adalah tidak tersedianya alat pengolahan pakan. Pemetaan Business Model Canvas pada kelompok bank pakan Sepakat Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima saat ini menunjukkan bahwa perlu adanya perubahan strategi baru karena masih terdapat peluang untuk menambah jenis produk pakan olahan baru (value proposition ) dalam bentuk formulasi pakan berdasarkan ketersediaan, kandungan gizi serta harga bahan baku pakan, memanfaatkan berbagai sarana untuk saluran penjualan (channels) seperti media sosial dan BUMDes, mendirikan unit bisnis tersendiri untuk mengelola bank pakan (key activities), membuat kebun bibit HMT unggul dengan memanfaatkan tanah eks jaminan aparat desa milik pemerintah Kabupaten Bima (key resources), menjalin kerjasama secara kolektif dengan lembaga keuangan (key partner) dan memastikan mesin pengolahan pakan terus berfungsi dan beroperasi menghasilkan pakan sebagai sumber pendapatan utama (revenue stream). Hasil analisis menggunakan metode SWOT dan QSPM diperoleh dua strategi utama dalam upaya pengembangan bank pakan sapi di Kabupaten Bima yaitu pembuatan kebun bibit hijauan makanan ternak (HMT) di setiap kecamatan dengan memanfaatkan tanah eks jaminan aparat desa milik pemerintah Kabupaten Bima dan menyelenggarakan pelatihan formulasi ransum sesuai dengan ketersedian bahan baku masing-masing kecamatan.
The addition of the cattle population depends on the birth rate of calves each year. Cattle reproductive performance is influenced by the availability of quality feed throughout the year. Provision of feed for cattle in Bima Regency mostly comes from agricultural waste which is abundant during the rainy season and decreases during the dry season, meaning that the growing season is closely related to the availability of feed, especially rice straw, bean straw and corn straw. Relying on agricultural waste as the main feed for cattle is certainly not appropriate because straw only serves as a source of fiber, while the protein content is low. Various previous studies have shown that the provision of feed treatment before it is given to livestock both physically and chemically greatly influences the increase in nutritional content and preservation period. These various methods of preserving feed require place or methods so that the feed can be available for cattle in dry season. Banks in general can be interpreted as a place to store various valuable things. Because of this, quality feed raw materials to be processed in the feed bank must be superior forage in terms of protein, energy, vitamins and minerals. If you only rely on agricultural waste, it's like saving coins in a bank, abundant in quantity but low in value or quality, therefore efforts to provide quality raw materials, good feed processing methods and proper storage methods must be formulated in a business model that can running by cattleman in a collective work. The research aim to 1) identify farmer perceptions of feed banks 2) formulate a business model for cattle feed banks in Bima Regency and 3) formulate strategies for the development of cattle feed banks in Bima Regency. This research was conducted in Bima Regency, especially in two sub-districts, namely Monta sub-district and Woha sub-district. Research was carried out from November to December 2022 by observing, distributing questionnaires and interviewing feed bank administrators. The method used in this research is descriptive qualitative based on the perception analysis of farmers who use feed banks and farmers who do not use feed banks, then the formulation and mapping of the feed bank business model uses the business model canvas, the selection of raw materials for the feed bank uses the AHP method and identification of factors influencing the development of feed banks through FGDs for the basis of analysis on the IFE, EFE and SWOT matrices as the basis for formulating feed bank development strategies. The resulting strategic alternatives are then prioritized using the QSPM method. Based on the results of this study, the perceptions of members and management of the Sepakat Feed Bank group at Tangga Village, Monta District, regarding feed banks are in the high category based on their level of knowledge and willingness to apply feed banks. The perception of farmers who have not implemented feed bank is that they know the function of a feed bank and are willing to implement it, but the main obstacle they face is the unavailability of feed processing equipment. The current Business Model Canvas mapping in the feed bank group Sepakat at Tangga Village, Monta District, Bima Regency currently shows that there is a need for a new strategy change because there is still an opportunity to make a new feed product (Value Proposition) using feed formulations based on availability, nutritional content and the price of forage, utilizing various means for sales channels (Channels) such as social media and BUMDes, establishing separate business units to manage feed banks (Key Activities), establishing superior forage seedling gardens by utilizing land that was formerly village officials owned by the Bima Regency government (Key Resources), cooperate collectively with financial institutions (Key Partners) and ensure feed processing machines continue to function and operate to produce feed as the main source of income (Revenue Stream). The results of the analysis using the SWOT and QSPM methods obtained two main strategies in the effort to develop a cattle feed bank in Bima Regency are creation of Forage farm in each District by utilizing land that was formerly guaranteed by village officials belonging to the Bima Regency government and organizing training of make feed formulation in accordance with availability of raw materials in each district.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119825
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pernyataan, Abstrak, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover1.25 MBAdobe PDFView/Open
H0502211016_Muhammad AKbar.pdf
  Restricted Access
Fulltext7.26 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran4.94 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.