Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119550| Title: | Suplementasi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Dalam Ransum Sebagai Upaya Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Telur |
| Authors: | Sofyan, Lily Amalia Ahmad, Baihaqi Zainuddin, Desmayati Puastuti, Wisri |
| Issue Date: | 1997 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak dalam ransum sebagai upaya untuk menurunkan kadar kolesterol telur dan mencari taraf optimal temulawak dalam ransum. Digunakan 120 ekor ayam petelur yang dibagi dalam 6 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum yang diberikan disusun tanpa minyak kelapa (A I) dan dengan minyak kelapa I% (A2), serta suplementasi temulawak sebesar 0,0; 0,5 dan 1,0%. Pengumpulan data selama 6 minggu meliputi: kadar kolesterol serum, kolesterol dan lemak telur, kolesterol dan pH feses, nilai Haugh Unit (HU) putih telur, skor warna kuning telur, tebal kerabang, konsumsi ransum, produksi telur Hen Day, bobot telur dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara kedua ransum dan suplementasi temulawak terhadap semua peubah yang diamati. Perbedaan ransum tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol serum. Adanya minyak kelapa 1,0% be]um menghasilkan perbedaan dalam jumlah asam lemak jenuh yang berpengaruh terhadap kolestero] serum. Suplementasi temulawak sampai 1,0% tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol serum karena kadar kurkuminoid 0,084% diduga masih terlalu kecil untuk memacu produksi empedu yang berasal dari kolesterol. Sama halnya dengan pengaruh terhadap kolesterol telur. Hal ini diduga karena belum merubah rasio LDL dan HDLnya. Ransum A2 dengan kadar lemak yang lebih tinggi dari Al tetap menghasilkan telur dengan kadar lemak yang sama, karena sebagian lemak ransum tidak diserap, tetapi dibuang melalui feses. Belum optimalnya peran kurkuminoid, sehingga tetap menghasilkan telur dengan kadar lemak yang masih sama dengan kontrolnya. Kolesterol feses dari ransum A2 lebih tinggi clari ransum Al disebabkan karena kaclar lemak ransum A2 lebih tinggi, seclangkan aclanya suplementasi temulawak sampai 1,0% belum menyebabkan perbedaan kolesterol feses dibanding kontrolnya. Pada penelitian ini perbeclaan ransum clan suplementasi temulawak ticlak berpengaruh nyata terhadap nilai HU. Adanya perbedaan lemak dan temulawak tidak menyebabkan perbedaan kekentalan putih telur, karena tidak mempengaruhi gugus sulfhidrilnya. Perbedaan ransum sangat nyata pengaruhnya terhadap skor warna kuning telur disebabkan oleh oxykarotinoid atau pigmen xantofil yang berasal dari ransum. Selain itu kemungkinan terdapat peroksida akibat oksidasi lemak dari ransum A2 juga menyebabkan turunnya skor warna kuning telur. Warna kuning dari temulawak diduga sangat sedikit mengandung karotin, sehingga belum meningkatkan warna kuning telur. Ransum A2 menghasilkan kerabang yang lebih tipis dibanding ransum A I. Lebih tingginya lemak ransum A2 menyebabkan bertambahnya asam lemak bebas di dalam saluran pencernaan yang mengikat kalsium membentuk sabun kalsium dan tidak diserap. Banyaknya dedak dalam ransum A2 menyebabkan ketersediaan posfor berkurang akibat sejumlah posfor berada dalam P-phytase. Temulawak 1 % dalam ransum belum mempengaruhi penyerapan kalsium dan posfor sehingga tidak mempengaruhi tebal kerabang. Rataan konsumsi ransum meningkat sebesar 2,66% pada ransum A2 disebabkan karena lemak ransum yang tinggi meningkatkan palatabilitas, tetapi tidak diikuti peningkatan produksi telur Hen Day dan bobot telur per butir, sehingga nilai konversi ransum A2 menjadi lebih tinggi dari ransum A J. Adanya suplementasi temulawak 1,0% tidak mempengaruhi konsumsi ransum, produksi telur Hen Day, bobot telur per butir dan nilai konversi ransum dibanding kontrolnya. Berarti adanya suplementasi temulawak sampai 1,0% tetap menjamin ketersediaan nutrien secara keseluruhan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat interaksi antara kadar lemak dengan temulawak sampai 1,0% dalam ransum untuk menurunkan kolesterol telur. Lemak ransum yang tinggi karena penambahan minyak kelapa 1,0% belum meningkatkan kolesterol telur dan temulawak sampai 1,0% dalam ransum belum mampu menurunkan kolesterol telur. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119550 |
| Appears in Collections: | MT - Animal Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 1997wpu.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.84 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.