Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119284
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorCie, Yesaya-
dc.date.accessioned2023-06-15T06:51:04Z-
dc.date.available2023-06-15T06:51:04Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119284-
dc.description.abstractWilayah pesisir merupakan suatu daerah peralihan antara ekosistem daratan dan lautan yang memiliki produktivitas hayati tinggi. Adanya pasokan unsur hara dari daratan melalui aliran air sungai dan aliran air permukaan ketika hujan, serta tumbuh dan berkembangnya berbagai ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan estuaria, menyebabkan wilayah pesisir sangat subur. Dengan potensi tersebut dan aksesibilitas yang mudah, wilayah pesisir dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang unik dan terdapat hampir di seluruh pantai pulau-pulau di Indonesia. Ekosistem ini mempunyai sifat dan bentuk yang khas serta mempunyai fungsi dan manfaat yang beraneka ragam bagi manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karenanya, ekosistem mangrove dimasukkan dalam satu ekosistem pendukung kehidupan yang penting dan perlu dilestarikan keberadaannya. Mengingat rentannya keberadaan hutan mangrove dan peranan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan mangrove dalam menjaga sumber daya alamnya, maka peranan masyarakat dalam menjaga kelestarian bahkan mengembangkan hutan mangrove menjadi suatu hutan lingkungan pendukung ketersediaan sumber daya alam laut menjadi begitu sangat penting. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara merupakan pokok perhatian dalam penelitian ini, mengingat daerah tersebut diduga sebagai spawning ground dan nursery ground bagi ikan julung-julung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara; mengetahui bentuk dan besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara; merumuskan kebijakan yang dapat diambil dalam pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara. Hasil pengamatan di 3 lokasi ditemukan hutan mangrove yang cukup lebat, dan ditemukan 9 spesies yaitu: Rhizophora apiculata, R. stylosa, Sonerita alba, S. caseolaris, Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrica, Ceriops tagal, Exoecaria agalloca dan Avicenia sp. Hasil pengamatan vegetasi mangrove di lokasi penelitian dapat disimpulkan bahwa pada ketiga lokasi penelitian, hanya Pulau Tagalaya memiliki ekosistem mangrove yang sangat baik, lebih baik dari kedua lokasi lainnya yaitu Galela Utara dan Desa Mawea. Hal ini karena Pulau Tagalaya merupakan Kawasan Konservasi laut untuk terumbu karang dan mangrove....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTanning plantid
dc.subject.ddcMangroveid
dc.titlePartisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pemanfaatan Kawasan Mangrove untuk Perikanan Tangkap di Halmahera Utaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmangrove ecosystemsid
dc.subject.keywordcommunity participationid
dc.subject.keywordfishingid
dc.subject.keywordNorth Halmaheraid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010yci.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.