Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119179
Title: Peran FMA dan PGPR dalam Menginduksi Ketahanan Tanaman Jeruk terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang
Authors: Sinaga, Meity Suradji
Wiyono, Suryo
Maryono, Tri
Issue Date: 2010
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Salah satu penyakit penting tanaman jeruk adalah busuk pangkal batang (BPB) atau gumosis. Penyakit BPB dilaporkan terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. Pengendalian BPB relatif sulit dilakukan karena hampir semua jenis jeruk yang dibudidayakan petani bersifat rentan terhadap BPB. Penelitian bertujuan mengkaji peran fungi mikoriza arbuskular (FMA) dan plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dalam menginduksi ketahanan tanaman jeruk terhadap BPB/gumosis. Penelitian dimulai dengan survei untuk mengoleksi dan mengidentifikasi penyebab BPB jeruk dari daerah sentra produksi jeruk di Indonesia. Pengujian pada bibit jeruk dilakukan menggunakan bibit jeruk dengan batang bawah jenis Japansche citroen (JC) dan batang atas jenis pontianak. Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap, 8 perlakuan dan 4 ulangan, dan setiap ulangan terdiri atas 2 bibit jeruk. Peubah yang diamati ialah persen kejadian penyakit, keparahan penyakit (panjang dan luas nekrosis), aktivitas enzim peroksidase (PO) dan polifenol oksidase (PPO), dan persentase kolonisasi mikoriza pada akar jeruk. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan faktor perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut menggunakan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada α0,05. Survei pada dua kebun jeruk di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung) diketahui bahwa pada kebun pertama kejadian penyakit lebih dari 90%. Tanaman jeruk dalam kondisi merana dengan banyaknya tetesan gumosis pada batang dan sebagian kulit batang terkelupas serta daun agak menguning, meskipun demikian jeruk masih berbuah. Pada kebun kedua, semua tanaman jeruk telah mati (100%) dan diganti dengan tanaman karet, namun dari sisa-sisa tanaman jeruk nampak adanya gejala penyakit sama seperti pada kebun pertama. Hasil identifikasi berdasar karakter morfologi isolat-isolat cendawan yang diperoleh dari Lampung adalah Botryodiplodia theobromae (Pat.) Griff. & Maubl (syn. Lasiodiplodia theobromae). Isolasi dan identifikasi penyebab BPB jeruk dari 10 daerah juga diperoleh B. theobromae. Khusus dari Soe (NTT) isolat yang diperoleh adalah B. theobromae dan Phytophthora citrophthora. Hasil identifikasi secara molekuler diketahui ukuran fragmen DNA B. theobromae ± 550 bp. Inokulasi patogen pada batang bawah dengan pelukaan menggunakan jarum berhasil menimbulkan infeksi dan gejala nekrosis pada 60 hsi, meskipun perkembangannya sangat lambat. Gejala munculnya gum hingga 60 hsi belum ditemukan. Namun, inokulasi isolat B. theobromae yang sama pada plantlet jeruk berumur 3 bulan, menimbulkan gejala gumosis pada 5 hsi dan tanaman mati pada 8 hsi Hasil analisis sidik ragam (anova) menunjukkan bahwa faktor perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang dianalisis yaitu panjang dan luas nekrosis Analisis lanjut menunjukan bahwa aplikasi FMA, PGPR, dan kombinasinya pada perlakuan inokulasi patogen hanya berbeda pengaruhnya pada panjang nekrosis tetapi tidak pada luas nekrosis....dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119179
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010tma1.pdf
  Restricted Access
Fulltext606 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.