Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119175
Title: Efektivitas Ekstrak Mangrove Sebagai Antibiotik Pada Penyakit Vibrosis Udang Windu
Authors: Soedharma, Dedi
Effendi, Hefni
Mustopa, A Zaenal
Melki
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Argicultural University (IPB)
Abstract: Serangan penyakit bakterial pada tingkat pembenihan yang paling serius dan sering menyebabkan terjadinya kematian massal pada larva udang windu adalah serangan bakteri berpendar yang diidentifikasi sebagai Vibrio. Bakteri ini pada umumnya menyerang larva udang pada stadia zoea, mysis dan awal post sehingga merupakan kendala dalam penyediaan benih udang yang sehat dalam jumlah besar yang diperlukan untuk produksi udang. Upaya untuk menanggulangi penyakit tersebut dengan menggunakan antibiotik dan bahan kimia, namun dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan perairan dan menimbulkan resistensi patogen. Salah satu bahan alami yang bersifat antibakterial adalah tumbuhan mangrove. Jenis mangrove yang diambil adalah Avicennia marina, A. alba, Sonneratia caseolaris, Rhizophora mucronata (kawasan hutan mangrove Desa Teluk Payo, Sumatera Selatan), R. apiculata, S. alba dan Ceriops tagal (kawasan hutan mangrove Sadai, Bangka Selatan) meliputi daun, buah, batang dan akar. Sampel mangrove yang telah ditimbang sebanyak 100 gr dimaserasi 3x24 jam dengan pelarut MeOH 80%, EtOAc 80% dan n-heksane 80% sebanyak 250 ml. Hasil maserasi disaring dengan kertas millipore untuk memisahkan filtrat dan residunya. Selanjutnya filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator (Eyela) pada suhu 40 – 50 oC sehingga didapatkan ekstrak MeOH, EtOAc dan n-heksane mangrove dan ditimbang untuk mengetahui konsentrasinya. Uji in vitro antibakteri ekstrak mangrove terhadap bakteri V. harveyi pada media agar SWC (sea water complete) dengan melihat zona hambat (inhibisi) yang terbentuk, yaitu sebanyak 20 μl (5 μg) ekstrak mangrove diteteskan pada paper disc dengan suhu inkubasi 28 oC kemudian setelah 16 jam diamati zona hambat yang terbentuk. Uji in vitro antibakteri ini juga dilakukan untuk fraksi hasil kromatografi kolom dan KLT. Uji BSLT dilakukan dengan menggunakan larva Artemia salina Leach dimasukkan sebanyak 10 ekor ke dalam tabung reaksi yang telah diberi larutan ekstrak mangrove dengan konsentrasi 0 (kontrol), 10, 100, 200, 500 dan 1000 ppm dan ditambahkan air laut sampai 3 ml. Setiap perlakuan dibuat 3 kali ulangan. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu kamar dibawah penerangan lampu TL 40 watt. Pengamatan dilakukan setelah 48 jam dengan menghitung jumlah A. salina yang mati pada tiap konsentrasi kemudian dihitung nilai LC50 dengan memasukkan angka probit (50% kematian larva uji). Tahapan dalam purifikasi senyawa bahan aktif ekstrak mangrove meliputi kromatografi kolom, KLT, dan KCKT. Ekstrak mangrove yang telah diketahui sebagai antibakteri tertinggi selanjutnya dipurifikasi dengan kromatografi kolom pada silica gel 60F256 produksi Merck sebagai fase diam dan eluen kloroform:metanol (6:4) 100% sebagai fase geraknya. Selanjutnya fraksi hasil kolom yang telah diketahui sebagai antibakteri tertinggi selanjutnya dipurifikasi dengan KLT pada plat 25 TLC Aluminium sheets Silica Gel 60F256 produksi Merck pada eluen pengembang kloroform:metanol (4:7, 5:6, 6:4). Kemudian fraksi hasil KLT yang diketahui sebagai antibakteri selanjutnya dipurifikasi dengan KCKT....dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119175
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010mel.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.52 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.