Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119148
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSukenda-
dc.contributor.advisorLusiastuti, Angela Mariana-
dc.contributor.authorWinarti-
dc.date.accessioned2023-06-14T06:02:31Z-
dc.date.available2023-06-14T06:02:31Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119148-
dc.description.abstractPengembangan industri akuakultur memerlukan diversifikasi melalui komersialisasi dengan cara domestikasi spesies baru, terutama terhadap jenis ikan yang bernilai ekonomis penting. Hal ini sangat didukung oleh kekayaan fauna ikan perairan umum Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, di mana salah satu jenis ikan yang telah didomestikasi tersebut adalah ikan jelawat Leptobarbus hoevenii Blkr (BALITAN 1988, diacu dalam Asyari & Gaffar 1993). Jelawat merupakan jenis ikan liar yang hidup di perairan sungai dan rawa, ikan ini mempunyai nilai ekonomis tinggi di Indonesia, terutama Sumatera dan Kalimantan (Handoyo et al. 2010). Unit Pembenihan Ikan Sentral (UPIS) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), telah berhasil melakukan pembenihan ikan jelawat dengan teknik kawin suntik sehingga untuk mendapatkan benih secara massal, teknik perawatan larva dan post larva sudah berjalan dengan lancar (Sunarno et al. 1988; Kristanto et al. 1994). Dewasa ini Pemerintah Daerah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalbar telah menetapkan program intensifikasi usaha budidaya ikan air tawar salah satunya termasuk ikan jelawat. Hal tersebut didukung oleh potensi alam bagi pengembangan budidaya air tawar, meliputi kolam 2.538,03 ha dan keramba 55,79 ha, dengan jumlah produksi jelawat sebesar 100,80 ton untuk kolam dan keramba 846,45 ton (DKP Kalbar 2008). Penetapan program ini diharapkan dapat melestarikan ikan asli daerah dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Intensifikasi budidaya jelawat dengan padat tebar tinggi dan pemberian pakan optimal, memberikan peluang berkembangnya bibit penyakit, salah satunya yang disebabkan oleh bakteri. Sampai sekarang belum ada data mengenai serangan penyakit bakterial yang mematikan dan merugikan usaha budi daya ikan jelawat, namun dengan adanya intensifikasi budi daya maka peluang untuk berkembangnya penyakit merupakan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menguji kerentanan ikan jelawat terhadap infeksi beberapa bakteri patogen melalui metode penginfeksian yang berbeda, serta mempelajari patogenitas bakteri pada jaringan dan organ tubuh. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2010, di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Tahapan penelitian meliputi 3 tahapan percobaan yaitu 1) pengujian kerentanan ikan jelawat terhadap infeksi bakteri patogen; 2) distribusi bakteri patogen di dalam tubuh; serta 3) perubahan gambaran darah, makroskopis dan mikroskopis akibat infeksi bakteri patogen....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.titleKerentanan Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Blkr Terhadap Infeksi Bakteri Patogenid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordsusceptibilityid
dc.subject.keywordjelawatid
dc.subject.keywordpathogenic bacterial infectionsid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010win.pdf
  Restricted Access
Fulltext47.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.