Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118941
Title: Analisis Regresi Logistik Spasial Untuk Menelaah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kemiskinan Desa ( Kasus Kabupaten/Kota Cirebon )
Authors: Aidi, Muhammad Nur
Wijayanto, Hari
Syafitri, Utami Dyah
Solimah
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Argicultural University (IPB)
Abstract: Pada tahun 2008, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 34,96 juta atau 15,42 persen dari total penduduk. Angka ini terkoreksi dengan perlahan.Jumlah penduduk miskin tahun berikutnya mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen. Pada tahun 2008 ternyata, dari total penduduk miskin sebanyak 63,38 persen penduduk miskin tinggal di daerah pedesaan. Pada tahun yang sama, Propinsi Jawa Barat memiliki penduduk miskin sebesar 5,32 juta atau mencapai 15,22 persen dari total penduduk miskin di Indonesia (BPS,2009) Kabupaten/Kota Cirebon merupakan salah satu wilayah di propinsi Jawa Barat dengan berbagai karakteristik wilayah seperti; hutan, pantai dan dataran. Kabupaten/kota Cirebon terletak di perbatasan daerah propinsi Jawa Barat dan Propinsi Jawa Tengah. Secara Geografis kabupaten/kota Cirebon terletak pada garis Bujur 108º 33’ BT dan Lintang 06º 45’ derajat. Kabupaten Cirebon memiliki jumlah desa terbanyak di propinsi Jawa Barat, yaitu 432 desa/kelurahan. Dari 26 kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Cirebon memiliki penduduk cukup besar dengan penyebaran penduduk tidak merata. Penyebaran penduduk yang tidak merata disebabkan potensi masing-masing wilayah kecamatan dan desa tidak sama. Hal ini menjadi salah satu indikasi adanya interaksi antar wilayah, terutama daerahyang berdekatan secara geografis. Meskipun pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Cirebon telah mengurangi penduduk miskin dengan transmigrasi, melakukan pelatihan ketrampilan, bantuan modal pertanian dan non pertanian, melakukan padat karya, memperbaiki rumah penduduk, melakukan rehabilitasi perkampungan kumuh, memberikan bantuan modal usaha dan memberikan bantuan saprodi tetapi data penduduk miskin masih mencapai 19,07 persen. Upaya pengentasan kemiskinan menjadi masalah yang serius ketika wilayah miskin saling berinteraksi positif sehingga memperluas wilayah miskin tanpa ada penanganan yang efektif. Penelitian mengemukakan berbagai faktor yang diduga dapat menyebabkan kemiskinan wilayah desa yang memungkinkan terjadinya perluasan desa miskin akibat interaksi yang tidak terduga menjadi penyebab kemiskinan. Dengan menggunakan pendekatan spasial yaitu matriks contiguity dapat diperoleh informasi interaksi antar daerah yang bertetangga terhadap kemiskinan yang dihadapi. Indeks Moran digunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum interaksi kemiskinan yang terjadi di wilayah desa. Lokal Moran digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik dari setiap desa terhadap desa lain yang berdekatan. Analisis regresi logistik spasial digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan wilayah desa di kabupaten/kota Cirebon pada tahun 2008....dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118941
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010sol.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.36 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.