Penyusunan Indek Kinerja Polisi Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (Studi Kasus di BKSDA Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

Abstract

Polisi kehutanan merupakan salah satu unsur sumber daya manusia pada BKSDA yang mempunyai tugas pokok di bidang perlindungan dan pengamanan kawasan hutan. Gangguan kawasan hutan sampai saat ini masih terjadi, sehingga polisi kehutanan mempunyai peranan sangat penting di Kementerian Kehutanan (cq. BKSDA). Saat ini kinerja polisi kehutanan dinilai dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (seperti PNS lain) dan angka kredit. Kondisi saat ini di BKSDA Jawa Tengah dan Yogyakarta menunjukkan bahwa kinerja polisi kehutanan belum memenuhi standar normal karena kenaikan pangkat lebih dari empat tahun, sehingga diperlukan suatu metode yang dapat memacu peningkatan karir polisi kehutanan yang berdampak pada peningkatan kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indek kinerja polisi kehutanan untuk empat jenjang jabatan polisi kehutanan (yaitu polhut pelaksana pemula, polhut pelaksana, polhut pelaksana lanjutan dan polhut penyelia), dengan cara menentukan kriteria dan indikator, menentukan bobot indikator dan menentukan batas indek kinerja sebagai prasyarat kenaikan pangkat/jabatan polisi kehutanan. Kriteria dan indikator ditentukan berdasarkan tugas pokok polisi kehutanan, sedangkan bobot indikator ditentukan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan dasar penilaian para pakar yang berkompeten di bidang kepolisian kehutanan. Indek kinerja yang tersusun terdiri atas lima kriteria kinerja, yaitu (1) pendidikan, (2) melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan, (3) melaksanakan kegiatan pengawasan peredaran hasil hutan, tumbuhan dan satwa, (4) melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan (5) melaksanakan kegiatan pendukung. Setiap kriteria terdiri dari beberapa indikator yang jumlahnya tergantung jenjang jabatan polisi kehutanan. Indek kinerja berkisar antara 0 – 1, besarannya menunjukkan tingkat prioritas dan prosentase kriteria/ indikator tersebut bagi setiap jenjang jabatan. Hasil olah data menggunakan Expert Choice 2000 menunjukkan bahwa indek konsistensi untuk semua jenjang jabatan adalah < 0,1 yang menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan oleh para pakar telah konsisten......dst