Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118611
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHubeis, Aida Vitayala S-
dc.contributor.advisorLumintang, Richard W.E-
dc.contributor.authorAndriyani, Fauziah Yulia-
dc.date.accessioned2023-06-07T08:59:19Z-
dc.date.available2023-06-07T08:59:19Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118611-
dc.description.abstractProgram pembangunan pertanian pada dasarnya dilakukan dengan harapan mampu meningkatkan penggunaan inovasi teknologi oleh praktisi agribisnis terutama petani. Seluruh inovasi yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan kinerja kelembagaan yang selanjutnya berdampak pada peningkatan aksesibilitas petani terhadap pasar input, pasar output, permodalan dan teknologi unggul. Peningkatan kedua hal tersebut selanjutnya diharapkan akan berdampak positif pada kinerja hasil usahatani yang dicapai petani, dan bagi kehidupan masyarakat desa yang berupa peningkatan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja di perdesaan. Pembentukan Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kelembagaan pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi petani dalam berusahatani. Selain itu dengan adanya Poktan dan Gapoktan maka petani dapat lebih mudah memperoleh informasi yang akurat mengenai segala hal yang bermanfaat bagi kemajuan usahanya mulai dari persiapan tanam, budidaya dan pemasaran produknya. Pelaksanaan program yang memanfaatkan menunjukkan hasil yang bervariasi yaitu Gapoktan yang dapat berjalan cukup baik dan Gapoktan yang justru menimbulkan konflik antar anggotanya sehingga menyebabkan permasalahan baru dalam kehidupan sosial anggotanya yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja Gapoktan. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi penyuluh untuk memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Gapoktan sehingga dapat ditentukan pola pembinaan Gapoktan. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengidentifikasi faktor internal yang berhubungan dengan kinerja Gapoktan, 2) mengidentifikasi faktor eksternal yang berhubungan dengan kinerja Gapoktan, dan 3) mengidentifikasi keterkaitan antara faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan kinerja Gapoktan. Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan metode survei. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret 2010 s/d Mei 2010 di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung yang dipilih secara sengaja atau purposive. Populasi Gapoktan di Kabupaten Lampung Selatan adalah Gapoktan dengan kriteria: (1) berbadan hukum, (2) terbentuk sebelum tahun 2007, (3) wilayah lahan kering sehingga berjumlah 32 Gapoktan. Sampel diambil secara acak sederhana menggunakan tabel nomor acak. Jumlah sampel ditentukan sebesar 20 sampel dengan pertimbangan keterbatasan dana dan kemampuan peneliti mengingat wilayah Gapoktan adalah desa sehingga sampel berada di 20 desa. Data primer yang diperoleh dari pengamatan lapangan serta wawancara terstruktur dan mendalam dengan responden dan informan kunci (pengurus dan anggota Poktan) menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh melalui telaah berbagai kepustakaan, laporan dan dokumen yang relevan dari berbagai instansi. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpa terhadap 10 responden yang didapat r=0,891 (sangat reliabel) disimpulkan kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data. Analisis data dengan statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik inferensial menggunakan uji statistik korelasi rank Spearman (software SPSS versi 17.00) untuk menguji hipotesis penelitian. Secara umum rataan skor faktor internal pada Gapoktan homogen lebih rendah daripada Gapoktan heterogen. Hal ini dapat dijelaskan mengingat Gapoktan heterogen di Kabupaten Lampung Selatan umumnya memiliki berbagai jenis komoditas yang diusahakan oleh poktan pembentuknya seperti tanaman pangan, perkebunan, dan ternak serta sebagian kecil memiliki usaha perikanan. Keberagaman komoditas yang diusahakan menunjukkan bahwa individu dalam Poktan memiliki pemikiran yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatannya dalam berusahatani melalui diversifikasi usaha. Secara umum rataan skor faktor eksternal pada Gapoktan homogen lebih rendah daripada Gapoktan heterogen. Berdasarkan pengamatan, pemerintah cenderung menerapkan kebijakan pembinaan pada Gapoktan yang diyakini dapat menerapkan program tersebut. Hal ini terlihat pada peubah kebijakan dan bantuan permodalan yaitu pemerintah menganggap Gapoktan heterogen lebih mampu melaksanakan program. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan homogen tidak mampu berjalan baik karena tidak direncanakan. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan heterogen hanya sebagian saja yang mampu berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Usaha Gapoktan homogen tidak mengalami peningkatan baik dalam jumlah usaha maupun jumlah anggota yang merasakan manfaatnya bahkan di beberapa Gapoktan menunjukkan ketidakaktifan sehingga masuk dalam kategori rendah. Sedangkan Gapoktan heterogen mengalami peningkatan dalam jumlah anggota yang merasakan manfaat dari usaha Gapoktan. Gapoktan homogen tidak mengalami penambahan modal bahkan terjadi pengurangan akibat anggota yang tidak mengembalikan pinjaman dan tidak adanya simpanan wajib anggota. Sedangkan Gapoktan heterogen mengalami penambahan modal yang berasal dari simpanan anggota atau pengembalian pinjaman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat tiga faktor internal yaitu letak kelompok, partisipasi poktan dan proses pengambilan keputusan yang tidak berhubungan nyata secara statistik dengan kinerja Gapoktan. Sementara empat faktor lainnya yaitu kegiatan kelompok, kekompakan kelompok, interaksi antar kelompok, struktur organisasi Gapoktan menunjukkan terdapat hubungan yang nyata dan sangat nyata dengan kinerja Gapoktan. Faktor kepemimpinan pengurus menunjukkan hubungan sangat nyata dengan kinerja Gapoktan hanya pada pencapaian tujuan dan perkembangan usaha tetapi tidak berhubungan nyata dengan perkembangan modal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat satu faktor eksternal yaitu kinerja PPL yang tidak berhubungan nyata secara statistik dengan kinerja Gapoktan. Sementara empat faktor lainnya yaitu kebijakan pemerintah, hubungan dengan lembaga lain, bantuan permodalan, dan intensitas penyuluhan menunjukkan hubungan nyata dan sangat nyata dengan kinerja Gapoktan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peubah yang berhubungan dengan kinerja Gapoktan memiliki hubungan dengan peubah lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSocial systeid
dc.subject.ddcSubsystems and instituionsid
dc.titleFaktor-Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan dengan Kinerja Gabungan Kelompok Tani (Kasus di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPerformanceid
dc.subject.keywordAssociatian of farmer groupid
dc.subject.keywordGapoktanid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010fya.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.