Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118544
Title: Pemanfaatan bioflok sebagai pakan dan sistem imun dalam budidaya super-intensif ikan nila merah (Oreochromis sp.) di kolam air tenang
Authors: Widanarni
Ekasari, Julie
Agustinus, Frid
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Argicultural University (IPB)
Abstract: Perikanan budidaya intensif dan super-intensif memiliki ketergantungan pada input pakan yang tinggi yang secara langsung mempengaruhi peningkatan input nitrogen dalam sistem budidaya. Retensi nitrogen ikan yang rendah menyebabkan pemanfaatan nutrien pakan menjadi tidak efisien. Selain itu akumulasi bahan organik terutama nitrogen dalam bentuk amonia dapat bersifat toksik pada ikan. Teknologi bioflok merupakan manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof untuk memanfaatkan nitrogen baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam air menjadi biomassa mikroba melalui penambahan karbon organik yang dapat dimanfaatkan oleh organisme budidaya sebagai sumber makanan sehingga efisiensi pakan tinggi dan limbah bahan organik menurun. Selain itu bioflok mengandung poly-β-hydroxybutyrate (PHB) yang diduga dapat meningkatkan sistem imun pada ikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan bioflok sebagai pakan dan stimulus sistem imun dalam budidaya super-intensif ikan nila merah. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi informasi dalam pengembangan teknologi budidaya khususnya mengenai peranan bioflok dalam meningkatkan efisiensi protein pakan serta sebagai stimulus sistem imun ikan Penelitian terdiri dari 6 perlakuan yaitu perlakuan bioflok (BFT) dan kontrol (K) dengan perbedaan kepadatan : 25, 50 dan 100 ikan/m3 dengan berat rata-rata ikan uji 77,9 ± 3,7 g. Perlakuan bioflok ditambah sumber karbon organik (molase) dengan C/N rasio mencapai 15. Parameter yang diamati berupa : kinerja produksi, identifikasi bioflok, analisa proksimat bioflok, pakan, ikan dan molase, pengamatan hematologi ikan, dan kualitas air. Data yang diperoleh dianalisis dengan two-way analysis of variance (factorial design) dengan selang kepercayaan 95 %. Untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range dengan menggunakan program komputer SAS V9.1. Kinerja produksi yang diamati dalam penelitian ini meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, dan retensi protein. Tingkat kelangsungan hidup BFT 150 dan BFT 300 lebih tinggi dibandingkan kontrol. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa kepadatan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kelangsungan hidup ikan nila merah sedangkan pemberian molase tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05). Laju pertumbuhan spesifik tertinggi dicapai oleh perlakuan K 75 sebesar 1,54%/hari, sedangkan yang terendah dicapai oleh perlakuan BFT 300 dengan nilai 0,51%/hari. Hasil pengamatan secara deskritif menunjukkan bahwa nilai efisiensi pakan pada perlakuan bioflok lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol khususnya BFT 75 (68,99%) dan BFT 150 (55,49%). Hal serupa juga tampak pada nilai retensi protein pada bioflok yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Namun demikian hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kepadatan dan pemberian molase tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap efisiensi pakan dan retensi protein (P>0,05). Hal ini diduga disebabkan oleh kematangan gonad yang tidak diharapkan dan tidak terkontrol pada masa pemeliharaan, sehingga terjadi pengalihan energi pertumbuhan somatik menjadi energi yang digunakan untuk reproduksi. Tingginya aktivitas reproduksi menyebabkan pertumbuhan somatik ikan pada perlakuan bioflok lebih rendah daripada kontrol yang kemudian berakibat pada rendahnya pertambahan bobot biomass sehingga berpengaruh pada efisiensi pakan. Hal ini didukung oleh data rata-rata jumlah benih yang ditemukan pada perlakuan bioflok lebih banyak (1.458 ekor) daripada kontrol (777 ekor). Hasil pengamatan pada satu bulan pertama dimana reproduksi belum terjadi menunjukkan bahwa pertumbuhan pada perlakuan bioflok lebih tinggi khususnya pada BFT 150 (0,98%/hari) dan BFT 300 (0,88%/hari) dibandingkan K 150 (0,89%/hari) dan K 300 (0,48%/hari). Hasil pengamatan efisiensi pakan pada satu bulan pertama, juga menunjukkan bahwa perlakuan bioflok lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara variabel kepadatan dan pemberian molase terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan dan retensi protein. Hasil kandungan protein bioflok menunjukkan bahwa pada awal penelitian cukup tinggi (38,67%), kemudian turun (22,54-28,19%), dan tinggi lagi pada akhir penelitian (39,71-48,13%). Hal ini diduga karena kandungan karbon pada molase mengalami penurunan selama periode penyimpanan. Total karbon pada awal penelitian dilakukan sebesar 53,78%, kemudian mengalami penurunan menjadi 28,20% setelah 6 minggu penyimpanan, dan total karbon pada molase baru sebesar 40,36%. Hasil pengamatan indeks fagositik pada hari ke-50 dan hari ke-99 setiap perlakuan menunjukkan bahwa molase memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap indeks fagositik. Hasil pengamatan persentase indeks fagositik menunjukkan bahwa perlakuan bioflok lebih tinggi dibandingkan kontrol. Persentase indeks fagositik tertinggi terdapat pada perlakuan BFT 150 (30%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan K 300 (16%). Hasil ini mengindikasikan bahwa tingkat stress pada ikan perlakuan bioflok lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol akibat bioflok dapat mengontrol kualitas air. Selain itu bioflok diduga mengandung PHB yang diduga dapat meningkatkan sistem imun pada ikan. Hasil statistik menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara variabel kepadatan dan pemberian molase terhadap jumlah leukosit, nilai neutrofil, nilai limfosit, nilai monosit, nilai trombosit, nilai indeks fagositik, dan jumlah eritrosit. Kandungan nutrisi pada bioflok mengindikasikan bahwa bioflok dapat dimanfaatkan oleh ikan nila merah sebagai pakan namun belum memberikan nilai pertumbuhan yang setara dengan kontrol. Hasil hematologi ikan menunjukkan bahwa perlakuan bioflok lebih baik dibandingkan kontrol terutama terlihat pada persentase indeks fagositik. Pemberian molase memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap indeks fagositik yang mengindikasikan peran bioflok sebagai stimulus sistem imun.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118544
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010fag.pdf
  Restricted Access
Fulltext4.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.