Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118521
Title: Aplikasi pelapis edibel pektin dan kitosan pada salak pondoh terolah minimal dalam kemasan atmosfer termodifikasi
Authors: Ahmad, Usman
Suyatma, Nugraha
Lintang, Meivie Meiske Jetty
Issue Date: 2011
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Salak (Salacca edulis) merupakan salah satu buah asli Indonesia, digemari karena rasanya manis, renyah dan bergizi. Buah salak yang dikonsumsi dalam bentuk segar memerlukan waktu dalam penyajian karena harus mengupas buah dan untuk sebagian orang tahapan ini kurang disukai. Hal ini menyebabkan pengolahan salak pondoh terolah minimal menjadi penting. Buah terolah minimal lebih cepat rusak dan tidak tahan simpan dibanding buah utuh pada suhu penyimpanan yang sama. Salah satu metode yang dapat memperpanjang masa simpan buah terolah minimal adalah penggunaan pelapis edibel dan kemasan atmosfer termodifikasi (MAP). Pelapis edibel yang dapat digunakan adalah pelapis pektin dari daging buah pala dan kitosan. Aplikasi pelapis edibel yang digabungkan dengan penyimpanan dengan MAP merupakan salah satu cara untuk meningkatkan umur simpan salak terolah minimal karena dapat menekan laju respirasi, susut bobot dan proses fisik kimiawi lainnya yang dapat mengubah warna, tekstur rasa, dan kandungan gizi pada bahan. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik pelapis edibel dari pektin dan kitosan, dan pengaruh penggunaannya terhadap mutu salak pondoh terolah minimal dalam kemasan atmosfer termodifikasi selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2010 sampai dengan Juli 2010 bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) IPB, Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Cimanggu dan Laboratorium Rekayasa Proses Pangan PAU Bogor. Buah salak yang digunakan adalah salak pondoh dari Sleman Jogjakarta dengan umur petik menjelang optimal. Penelitian dilakukan dalam 4 (empat) tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama adalah formulasi larutan pelapis edibel yang terdiri dari ekstraksi pektin dan pembuatan larutan pelapis edibel serta karakterisasinya, tahap kedua adalah pengolahan salak pondoh terolah minimal terlapis edibel, tahap ketiga perancangan dan aplikasi pengemasan sistem MAP salak pondoh terolah minimal terlapis edibel dan tahap keempat adalah penyimpanan dalam kemasan atmosfer termodifikasi terpilih. Tahapan dalam perancangan pengemasan sistem MAP adalah penentuan komposisi atmosfer optimum penyimpanan, penentuan laju respirasi, penentuan jenis plastik film kemasan, dan penentuan berat optimum salak pondoh terolah minimal. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial acak lengkap. Dalam penentuan komposisi atmosfer, penelitian menggunakan rancangan faktorial dua faktor yaitu kombinasi pektin dan kitosan dan perlakuan komposisi atmosfer. Faktor pertama adalah kombinasi pektin dan kitosan dengan 4 taraf yaitu perbandingan konsentrasi pektin dan kitosan; 100:0, 50:50, dan 0:100 (w/w) serta kontrol tanpa pelapisan. Faktor 2 adalah perlakuan komposisi atmosfer dengan 5 taraf kombinasi, yaitu: 4+1%O2 dan 14+2% CO2, 4+1%O2 dan 18+2% CO2, 6+1%O2 dan 14+2% CO2, 6+1%O2 dan 18+2% CO2 serta 21% O2 dan..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118521
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2011mmj.pdf
  Restricted Access
Full text1.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.