Hubungan Status Gizi, Status Kesehatan dan Aktivitas Fisik Dengan Kebugaran Jasmani Atlet Bulutangkis Jaya Raya Jakarta

Abstract

Bulutangkis telah menjadi permainan yang paling populer dan disukai di Indonesia. t Indonesia telah banyak mengikuti event kelas dunia bahkan beberapa kali menjadi juara. Namun, prestasi atlet Indonesia selama sepuluh tahun terakhir belum memuaskan dan perlu perbaikan mengingat latihan fisik yang kurang intensif, orientasi mental, metode pembinaan yang tepat, fasilitas latihan yang memadai dan nutrisi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gizi dengan status kesehatan, termasuk kondisi fisik dan kebugaran atlet bulu tangkis Jaya Raya Jakarta. Penelitian dilakukan di Jaya Raya Jakarta, dengan menggunakan studi cross-sectional. Sampel diambil secara purposive dari 18 atlet yang berusia 17 tahun, dan data yang terkumpul selanjutnya diedit, disusun dalam tabel induk sesuai skala, satuan dan norma besaran masing-masing data. Angka-angka dihitung sesuai dengan rumus yang dapat diterapkan dan mengubah daftar referensi yang digunakan. Data dianalisis dengan menggunakan MS-Excel, SPSS 16.0 dan Minitab. Asupan rata-rata energi dan zat gizi atlet bulutangkis Jaya Raya putra sekitar 2931 kkal, protein 67 gram, lemak 105 gram, karbohidrat 417 gram dan zat besi 17 miligram dan atlet putri sekitar 2650 kkal, protein 64 gram, Lemak 93 gram, karbohidrat 389 gram, dan zat besi 15 miligram. Berdasarkan tingkat kecukupan, atlet putra masih kekurangan karbohidrat sedangkan atlet putri kekurangan karbohidrat dan zat besi. Rata-rata status gizi Atlet Bulutangkis Jaya Raya normal sebesar 21,57 ± 2,27 dan sebagian besar secara umum dalam keadaan baik. Para atlet 94% menunjukkan aktivitas metabolik (KM) > 2,09. Skor rata-rata tingkat kesegaran jasmani (VO2 max) atlet putra adalah sekitar 49,8 ± 4,6 ml/kg/menit (cukup) dan atlet putri adalah 41,4 ± 5,6 ml/kg/menit (cukup). Variabel yang berhubungan dengan tingkat kebugaran jasmani meliputi status gizi (p<0,01) dan aktivitas fisik (p<0,01), dimana variasi skor kebugaran jasmani sebesar 92,4% ditentukan oleh status gizi dan aktivitas fisik.